15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Agama, Identitas dan Konflik

I Gusti Agung ParamitabyI Gusti Agung Paramita
June 27, 2019
inEsai
32
SHARES

Konflik berbasis identitas agama di dunia menjadi sorotan para pemikir. Tak terkecuali Amartya Sen, seorang ekonom, filsuf peraih hadiah nobel ekonomi. Sen mengkritik peneliti yang berupaya mengklasifikasi warga dunia hanya berdasarkan identitas agama saja.

Kritik yang dilayangkan Sen dalam bukunya Identity and Violence ini salah satunya ditujukan kepada Samuel P. Huntington, penulis The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order. Buku ini sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul Benturan Antarperadaban dan Masa Depan Politik Dunia.

Dalam pandangan Huntington, benturan antarperadaban di masa depan akan terjadi karena tiga hal: hegemoni barat, intoleransi Islam dan fanatisme Konfusius. Pandangan Huntington yang mengklasifikasi peradaban berdasarkan kategorisasi identitas tunggal dianggap sebagai kekeliruan konseptual oleh Sen. Seperti misalnya “dunia barat”, “dunia Islam”, “dunia Hindu”, “dunia Budha”.

Kelemahan konseptual yang diidap dalam upaya pemahaman tunggal atas warga dunia ini melalui kategorisari peradaban tidak hanya dianggap bertentangan dengan nilai kemanusiaan, namun menafikkan kemajemukan identitas yang dimiliki. “Penggambaran yang ngawur dan konsepsi yang keliru bisa membuat dunia jauh lebih rapuh daripada semestinya”, kata Sen.

Di sini Sen ingin menegaskan bahwa warga dunia tidak bisa disimplifikasi hanya didasarkan pada kategori identitas agama, padahal meskipun sama-sama beragama Islam, orang bisa saja memiliki hobi yang berbeda, minat sains yang berbeda, pandangan filosofis yang berbeda, ketertarikan terhadap busana yang berbeda, termasuk kemampuan diri yang berbeda. Kemajemukan identitas ini tidak bisa diabaikan begitu saja.

Salah satu kekeliruan yang dimaksud oleh Amartya Sen adalah upaya mengkategorisasi India sebagai “dunia Hindu” meskipun di dalamnya terdapat hampir 150 juta umat Islam. Artinya kategorisasi keagamaan tidak bisa dengan pas masuk ke dalam klasifikasi negara dan peradaban.

Kecenderungan klasifikasi warga dunia berdasarkan agamanya juga semakin membuat respon barat terhadap terorisme dan konflik global menjadi ganjil dan janggal. Termasuk upaya pemerintah dalam menangani konflik sosial horizontal.

Kita sering menyaksikan, misalnya upaya negara dalam menangani konflik atau kekerasan berbasis agama dengan mengundang pemuka agama yang dianggap cenderung moderat untuk mengenyahkan kaum ekstremis dalam perang agama internal, daripada penguatan masyarakat sipil.

Tidak mengherankan jika hubungan pemuka agama dan kekuasaan menjadi semakin dekat. Apalagi jika si pemuka agama memiliki basis masa agama yang kuat. Di sini kaum sektarian pengobar kebencian dalam sekejap bisa menjadi tokoh politik yang sangat berkuasa, bahkan diperhitungkan dalam politik elektoral.

Jangan heran jika konflik yang dianggap berbasis identitas agama seolah-olah terawat keberadaannya. Mungkin saja, bisa dinikmati secara politik. Di Indonesia, basis massa agama sangat rentan dipolitisasi. Emosi kolektif penganut agama ‘dipanaskan’ melalui isu-isu agamis. Kasus Ahok misalnya.

Kembali ke soal klasifikasi tunggal warga dunia berdasarkan agama yang dikritik Sen, tidak bisa dijadikan referensi utama dalam memetakan persoalan-persoalan sosial dunia. Tidak bisa diklasifikasi jika ia Barat maka anti Islam, jika ia Islam maka anti Hindu, atau sebaliknya.

Sultan Salahudin yang bertarung di pihak Islam dalam perang salib abad ke 12, bersedia menawarkan, tanpa sedikit konflik, satu posisi terhormat di Istana Mesir kepada Maimonides, ketika filsuf Yahudi itu melarikan diri dari Eropa yang tidak toleran.

Sikap seorang yang sama-sama Muslim terhadap toleransi pun berbeda. Sikap mereka juga cenderung bervariasi. Contoh saja, Kaisar Aurangzeb yang menaiki tahta Mogul di India pada akhir abad ke 17 dikenal sebagai penguasa intoleran. Bahkan penduduk non Islam dibebankan pajak khusus.

Sikap berbeda justru tampak pada diri kakak laki-lakinya, Dara Shikoh, anak tertua dari Kaisar Shah Kahan dan Mumtaz Mahal. Dara Sikhoh justru tertarik mempelajari bahasa Sansekerta dan menjadi ahli dalam mengkaji Hinduisme. Paul Deussen yang menulis Sixty Upanisads of The Veda, menyebut Dara Sehakoh (Dara Shikoh) orang yang menerjemahkan kitab-kitab Upanisad dari bahasa Sanskrit ke bahasa Persia.

Terjemahan yang dilakukan oleh Dara Shikoh ini oleh Amartya Sen disebut sebagai landasan utama ketertarikan Eropa terhadap filsafat keagamaan Hindu.

Kakek buyut Dara dan Aurangzeb adalah penjunjung tinggi toleransi beragama. Dia bahkan menetapkan bahwa salah satu kewajiban negara adalah memastikan bahwa tak seorang pun boleh diganggi terkait agamanya dan setiap orang diperbolehkan memeluk yang berkenan bagi dirinya.

Jadi antara dua orang yang hidup dalam keluarga dengan identitas agama yang sama saja punya sikap dan kertertarikan yang berbeda. Lho!

Di Indonesia, antropolog beken, Clifford Geertz mengklasifikasi Agama Jawa menjadi tiga varian yakni Abangan, Santri dan Priyayi. Organisasi-organisasi Islam juga sangat beragam: ada Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Front Pembela Islam dan sebagainya.

Sementara di Bali, meskipun mayoritas umat Hindu, namun masing-masing memiliki ekspresi keagamaan dan tradisi yang berbeda-beda. Dari sini lantas muncul istilah Desa Kala Patra dan Desa Mawacara, sebagai upaya merumuskan kemajemukan ekspresi kultural tersebut.

Bentuk dan ekspresi aktivitas keagamaan bisa berbeda ketika berada di dalam tempat, waktu, dan keadaan yang berbeda. Inilah sebab, seorang peneliti Bali menghadapi kerumitan ketika melihat Bali yang sangat majemuk secara kultural. Bahkan tak sedikit yang tersesat. Lalu apa yang bisa kita pelajari dari diskusi ini? Sekali lagi, klasifikasi tunggal warga dunia hanya berdasarkan identitas agama sangat rentan secara politik, sekaligus menyesatkan! [T]

Tags: agamaBudhahinduidentitasIslamkonflikKonfusius
Previous Post

Angsel-angsel Legong Klasik Khas Desa Saba, Bungah dan Hidup

Next Post

Semua Sekolah Favorit, Zonasi-pun Alami

I Gusti Agung Paramita

I Gusti Agung Paramita

Pengajar di FIAK Unhi Denpasar

Next Post
Saat Raga Sakit, Biarkan Pikiran Tetap Sehat –Cerita Tentang Pasien Cuci Darah

Semua Sekolah Favorit, Zonasi-pun Alami

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co