17 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sejarah Sebagai Ruh dalam Karya Sastra – Buku “Di Kota Tuhan”

L MargibyL Margi
June 25, 2019
inUlasan
35
SHARES
  • Judul : Di Kota Tuhan
  • Penulis : Stebby Julionatan
  • Tebal buku : xiv + 74 halaman
  • Penerbit : Indie Book Corner
  • Cetakan : 2018
  • ISBN : 978-602-309-333-5

___

Sesuatu yang baru ditawarkan Stebby Julionatan ketika saya membaca buku Di Kota Tuhan dengan mengangkat tema lokalitas pada puisi-puisinya. Sebelum saya lanjut meresensi buku ini alangkah baiknya kita mengingat satu ungkapan yang tak asing lagi.

JasMeRah – Jangan Melupakan Sejarah.

Sejarah sebagai akar dan memiliki andil dalam kehidupan manusia yang pernah terjadi di masa lampau, agar generasi sesudahnya tidak kehilangan referensi.

Sebagai penyair muda Stebby berusaha me-review, mengabarkan, dan mengabadikan sejarah melalui karya sastra. Ia nampak piawai bertutur dan sangat akrab sekali dengan hal-hal yang melekat pada dirinya baik sebagai individu ataupun sebagai Putra Probolinggo. Tentu saja hal ini akan memberi nilai tambah  untuk karyanya karena pembaca bisa ikut menikmati napak tilas kota kelahirannya dengan luwes dan tidak membosankan sebagaimana jika kita belajar sejarah di bangku sekolah atau membaca literatur lainnya.

Upayanya tersebut tidak hanya memberikan penikmat bukunya suguhan karya sastra, namun juga sejumlah pengetahuan tentang sejarah khususnya beberapa tempat, kuliner, juga budaya yang lekat dan berkembang di Probolinggo.

Tidak bisa dipungkiri bahwa tak sedikit penyair yang mengangkat tema lokalitas pada karya-karya mereka. Namun Stebby sangat cerdik dalam hal ini dan ia berhasil menjadi pembeda dari penyair lainnya. Stebby memberi sentuhan khas pada bukunya yaitu mengkolaborasikan antara sejarah dengan kitab suci sebagai literatur. Sekali waktu keduanya saling menguatkan atau bahkan berbenturan.

Sebagai buku sastra, Di Kota Tuhan sangat menarik. Empat puluh empat puisi yang terbagi dalam dua bab sangat ideal untuk sebuah buku kumpulan puisi.

Pada bab Midrash Pertama, saya banyak melihat Stebby menyelipkan perjalanan pribadi maupun rohaninya mulai dari bocah sampai masa remaja. Menarasikan tempat-tempat di kota kelahirannya atau beberapa kejadian yang nampak memiliki nilai historis bagi dirinya. Penggunaan gaya bahasa bertutur dan kepandaian pemilihan kata yang membuat puisinya menjadi terlihat menarik.

Sebut saja puisi yang saya salin secara utuh ini.

Surga Adalah Masa Kanak-Kanak yang Gugur Setelah Biru Mampu Membaca Azab Neraka

Surga adalah masa kanak-kanak. Sisanya adalah janji Tuhan yang bebas kau percaya ataupun tidak.*)

Di tempat ini kami bermain bendan, lompat tali, dan patil lele/ Terkadag juga pasaran/ Atau benteng-bentangan/ Memberi makan kambing-kambing Mak Imam/ Mengusili Pak Imam, suaminya – dengan mengayuh becak yang terparkir di kebun kala siang.

Masa-masa es dawet Pak Jumali masih bisa kusesap dengan berhutang/ Sebab semua pembayaran apa kata Papa, kala ia datang/ Seperti Daud yang membayar lunas hutang Saul pada orang-orang Gibeon/ Atau sarapan nasi pecel di warung depan rumah/ Gerombolan bocah bandel.

Mborang. Rumah Oma, tempat aku menunggu Papa dan Mama pulang/ Lebih banyak kuhabiskan dengan bermain ketimbang belajar – apalagi berdoa/ Mendengarkan dongeng-dongeng Oma sampai air bah menyusut. Busur awan yang dijanjikan Tuhan pada Nuh, setelahnya/ Ninil, Elok, Mas Wargi, Joko, Berry, Ghofur, dan entah siapa lagi temanku/kami seperti dongeng kanak-kanak yang luruh digilas waktu/ yang coba aku hidupkan kembali.

Dan seperti dongeng, seiring tumbuh mereka tercerabut satu per satu dari pohon kanak-kanakku/ Terlebih semenjak aku mampu membaca kitab Azab Neraka//

Pada puisi ini, Stebby bercerita tentang masa kecilnya yang masih sangat akrab dengan permainan-permainan tradisional, penuh keisengan layaknya bocah kecil pada umumnya. Juga kerinduan mendengar dongeng-dongeng Oma yang mungkin saja saat ini sudah berangsur menjauh dari kehidupan modern.

Puisi ini memantik pembaca untuk mengingat dan menikmati hal-hal yang memang sudah tercerabut karena zaman.  Kita sangat tahu di era revolusi industri 4.0 pasti sangat sulit menemukan bocah yang masih asik dengan permainan tradisional dan Stebby berhasil me-review melalui puisinya. Selain itu ada satu puisi yang juga sangat menarik dengan judul Menara Air:

Kau seperti menara/ Menjulang di antara mega-mega/ Rabu, kita bertemu kembali di Minggu Palma, tapi kau tidak menyapa/

Kata Opa tinggi Menara Air ini adalah permukaan Ronggojalu/ Kira-kira setinggi apa permukaan hatimu?//

Puisi ini adalah puisi paling pendek pada bab Midrash Pertama. Puisi ini berusaha menyampaikan keromantisan, namun tetap tidak jatuh pada klise karena kekuatan kata yang dipilih oleh Stebby.

Pada Midrash Kedua berisi sembilan puisi yang diselesaikan Stebby selama lima bulan dalam tahun 2017. Meski dengan tema yang sama namun tidak akan muncul kebosanan dalam membaca buku ini. Stebby memberi sentuhan tipografi yang berbeda dalam Midrash Kedua pada puisi-puisinya.

Buku Di Kota Tuhan ini menjadi unik karena mampu membungkus sejarah dalam karya sastra dengan lokalitas budaya yang mengasyikkan [T]

Tags: BukuPuisiresensiresensi bukusastra
Previous Post

Dalang Banyuning # Melacak Jejak Sejarah Seni Rupa dari Museum Buleleng [1]

Next Post

Para Dewa Yang Cacat

L Margi

L Margi

Alumnus Magister Pendidikan UNESA

Next Post

Para Dewa Yang Cacat

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more

Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

by Suradi Al Karim
May 16, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

Read more

Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

by Mang Tri
May 16, 2025
0
Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

SORE itu beruntung hujan tidak turun seperti hari-hari sebelumnya. Krisna Satya atau yang kerap saya panggil Krisna sedang berada di...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co