15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Beruntung Upin Ipin Tak Lahir di Kuburan

Robinson GamarbyRobinson Gamar
June 18, 2019
inUlasan
Beruntung Upin Ipin Tak Lahir di Kuburan

Upin Ipin/Youtube

30
SHARES

Karya  film bisa menjadi gambaran sebuah bangsa. Melalui karya visual ini kerap dititipkan pesan kebudayaan bahkan politik dari negara asal film tersebut. Bagaimana figur Rambo diciptakan untuk menutup malu Amerika atas kekalahan dalam perang Vietnam.

 Orang sekampung dengan senjata lengkap bisa dilibas hanya oleh aksi seorang Rambo. Meski kenyataannya Amerika jelas-jelas kalah dalam perang Vietnam. Tapi begitulah cara mereka “menutup malu” sekaligus membangun optimisme bangsanya.

Tidak jauh berbeda India. Dengan bangganya mereka selalu menampilkan artis yang mengenakan pakaian khas India (sari) lengkap dengan lagu dan tariannya. Arjuna dengan gagahnya menarik busur dan memenangkan perang besar seeprti yang tertuang dalam kisah Mahabharata. Betapa gagahnya. 

China dan Jepang juga tak kalah dasyatnya mempengaruhi alam pikir penonton dunia melalui film yang disajikan. China misalnya, mereka sangat bangga menampilkan adegan-adegan beladiri kungfu. Maka muncullah film-film seeprti kungfu master dan sejenisnya. Jepang tak kalah hebatnya, ikon samurai atau sosok Ninja punya temapt tersendiri si hati pecinta film action dunia termasuk Indonesia. 

Demikianlah mereka dengan industri kreatifnya menampilkan kebanggannya sebagai sebuah bangsa. Ada nuansa optimisme di dalamnya. Jadi, masuk akal jika mereka dapat memenangkan persaingan di berbagai bidang. 

Lantas bagaimana dengan rumpun bangsa melayu yang mendiami gugusan bumi Asia Tenggara. Malaysia dan Indonesia bisa jadi perbandingan menarik. Salah satu serial anak-anak yang cukup terkenal adalah Upin Ipin. Produksi Malaysia tapi rutin ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.

Walau jalan ceritanya bisa dibilang “biasa-biasa” saja, Malaysia berhasil menyampaikan sebuah pesan besar melalui serial Upin – Ipin. Pesan apakah itu? 

Upin Ipin melalui figur-figur yang ditampilkan berhasil menyampaikan pesan keberagaman. Lihat saja tokoh-tokohnya. Upin dan Ipin jelas mewakili sosok “pribumi” Malaysia yang ceria dan selalu hadir sebagai sosok sentral dalam tiap cerita. Tapi di sisi lain hadir pula Jarjit, seorang anak yang digambarkan sebagai anak malaysia berdarah India.

Lalu  ada Fizi mewakili Arab, ada Mei-mei mewakili Tionghoa juga ada Suasanti yang digambarkan sebagai anak negeri tetangga Indonesia. Mereka berteman akrab satu sama lain. Melalui serial ini Malaysia ingin menyampaikan pesan bahwa mereka adalah bangsa yang menghargai kemajemukan.

Saatnya kita masuk ke bangsa kita tercinta Indonesia. Nahhh, kita memang selalu lain daripada yang lain khususnya dalam industri perfilman. Mau bukti? Paling fenomenal menurut saya adalah film bergenre horor. Judulnya rada-rada alay.  

“Hantu beranak dalam kuburan”, “Pelukan Janda Hantu”, “Hantu Puncak Datang Bulan”, “Dendam Hantu Mupeng” dan masih banyak lagi. Kaalu ga ada kata hantu rasanya gimana gitu ya. Dan sosok hantunya selalu perempuan, emang perempuan itu menakutkan ya? Hehehe

“Hantu Beranak dalam kubur” misalnya. Dikisahkan seorang perempuan diusir suaminya karena ketahuan hamil akibat diperkosa oleh laki-laki lain. Usaha si perempuan menberi penjesan pada si suami malah berbalas tamparan dan pukulan. Lalu tak punya pilihan selain pergi meninggalkan rumah. 

Apesnya di tengah jalah malah dihadang laki-laki lain. Terus jadi korban perampokan, bahkan nyawanya ikut melayang. Singkat cerita karena mati dalam keadaan hamil jadilah dia si hantu yang beranak dalam kuburan. Hehehe

Kebayang gak sih susahnya itu hantu? Sudah diperkosa, diusir suami, dirampok dan dibunuh. Eh pas melahirkan tak ada yang tolongin, dalam kuburan pula. Gimana ya kira-kira dia menjelaskan semuanya pada si anak kalau ditanya siapa bapaknya? Terus, kenapa lahir dalam kuburan, emang ga punya BPJS?  Terus mau gak suster ngesot bantuin, secara suster ngedot kan hantu rumah sakit, bukan hantu kuburan, hehe..

Lain lagi dengan hantu datang bulan. Bayangkan saudara-saudara, sudah jadi hantu masih saja ribet ngurusin cari pembalut. Kalau dia buruh kira-kira ikut nuntut cuti haid ga ya kira-kira? Entahlah… Memang susah dibayangnkan karena cuma di film. 

Namun jangan salah pemirsa. Film-film jenis ini laris manis di bioskop-bioskop papan atas. Penontonnya cukup berjubel. Kalau udah masuk bioskop elit maka hampir bisa dipastikan penggemarnya adalah kalangan menengah ke atas dan terdidik. Saya yang tingkat kecerdasannya jauh di bawah rata-rata cukup kesulitan memahami bagaimana kelompok terdidik ini menyukai film horor alay tadi. 

Kembali ke soal bangsa. Kalau memalui Upin Ipin Mayasia berhasil pesan keberagaman. Lantas pesan kebangsaan apakah yang bisa disampaikan oleh para setan-setan alay dari Indonesia. Mau bilang perempuan Indonesia tangguh karena bisa melahirkan sendiri dalam kuburan? Atau orang Indonesia itu serba bisa, tak ada puskesmas kuburan pun jadi. Apa coba..katakan rangga katakan…hehehe..

Padahal bangsa Indonesai ini adalah bangsa besar. Kita punya sejarah maritim yang kuat. Kekayaan alam, budaya suku bangsa yang tak ada tandingannya. Peninggalan sejarahnya tidak kalah dengan bangsa lain, demikian pula dengan ketangguhan orang-orangnya. Mengapa bukan itu yang dieksplor sebagai sebuah karya dan kebanggan sebagai bangsa. 

Seharusnya kita lebih hebat dari Upin Ipin. Sosok imajiner karya negeri tetangga.  

Kita juga bisa lebih hebat dari Amerika karena konon Vietnam bisa menang perang atas Amerika karena belajar perang Gerilya di Indonesia. Kitapun bisa lebih hebat dari China, Jepang juga India sebab kita punya ragam tari, kreasi tenunan yang tak terhitung jumlahnya, lagu daerah bahkan seni bela diri pencak silat yang tak kalah hebat dengan kungfu.

Saatnya industri kreatif kita tampil hebat menyampaikan pesan sebuah bangsa. Membangun optimisme. Jangan biarkan generasi kita seperti anak hantu yang lahir dalam “kuburan kebodohan”. Nanti malah kalah sama Upin-Ipin. Sebab walaupun tidak pernah dikupas siapa orang tua Upin Ipin, tapi paling tidak mereka tidak lahir dalam kuburan. Pake nakut-nakuti orang pula. 

Betapa beruntungnya kamu Upin – Ipin… Titip salam buat kak Ros ya,,,!! [T]

Tags: burung hantufilmFilm Indonesiafilm layar lebarMalaysiaUpin Ipin
Previous Post

Dilema Seorang Guru Ketika Prosesi Kenaikan Kelas

Next Post

Yang Abadi dan Shastra Tentang Pakaian

Robinson Gamar

Robinson Gamar

Lahir di Flores, NTT, 8 Juli 1982. Tinggal di Sanur, Denpasar. Sehari - hari kerja sebagai kontributor Kompas.com wilayah Bali..

Next Post
Swastyastu, Nama Saya Cangak

Yang Abadi dan Shastra Tentang Pakaian

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co