Bertahun-tahun Pancasila telah menjaga Indonesia. Merayakan kelahirannya menjadi hal yang sangat penting, tanggal 1 Juni lalu. Komunitas sepeda merayakan hari bersejarah ini dengan cara sendiri.
Ada yang gowes dari Denpasar menuju Pura Batukaru, kemudian melalui Jatiluwih. Ada yang gowes menanjak ke Kintamani. ISSI Bali mengadakan seleksi Prapon 2019, tepat di tanggal bersejarah ini. Sementara 200 orang ikut bersepeda santai, Night Ride Ramadhan 2019, yangsedikit memacetkan kota Denpasar.
Saat matahari betul-betul terbenam di langit barat, dan lampu-lampu kota sudah menyala, sebanyak 200 peserta acara Night Ride Ramadhan 2019 dilepas di halaman toko Rodalink Denpasar. Ikut merayakan ramadhan, sebagai toleransi, sekaligus merayakan Hari Lahir Pancasila. Menikmati senjanya Denpasar, kota tersibuk di Bali ini.
Tentu saja jalanan yang kami lalui menjadi sedikit macet. Apalagi saat itu adalah jam-jam dengan lalu lintas yang sibuk.
Bel-bel sepeda dibunyikan. Semua bersepeda keliling kota Denpasar dengan ceria. Ada yang memakai sepeda gunung, sepeda ontel, sepeda lipat, sepeda fixie dan sepeda balap. Segala aliran sepeda menyatu malam itu, seperti juga Pancasila yang menyatukan semua etnis di Indonesia.
Lampu LED terpasang di depan dan belakang sepeda, berkedip-kedip, seperti ratusan kunang-kunang menyerbu kota. Biarlah malam itu para pengemudi motor dan mobil menggerutu sebentar. Setidaknya itu menjadi pelajaran melatih kesabaran bagi mereka beberapa menit.
Kota Denpasar ditunjuk sebagai kota terakhir dalam acara gowes Night Ride Ramadhan 2019, yang diadakan secara estafet di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Toko Rodalink di seluruh Indonesia sebagai penyelenggara.
Sebenarnya saya punya ikatan psikologis yang kuat dengan toko Rodalink. Rodalink adalah distributor sepeda Polygon, merek asli dalam negeri yang sudah berhasil go internasional. Sebuah kebanggaan ketika branding dalam negeri menguasai pangsa pasar di dalam negeri, dan juga sudah berhasil sedikit mencuri kue pasar di luar negeri. Seperti juga merek Samsung yang menguasai dunia, yang sangat dicintai dan dibanggakan oleh sebagian besar masyarakat Korea Selatan.
Sebagai orang Indonesia, saya berusaha memakai merek asli Indonesia. Dari sejak awal bersepeda, saya selalu memakai Polygon. Beberapa kali berganti sepeda, yang saya pilih tetap merek Polygon. Pengalaman saya, sepeda Polygon sudah cukup nyaman, jadi untuk apa membeli merek impor yang lebih mahal. Yang penting sehat tanpa menguras kantong.
Malam itu kami gowes santai keliling kota Denpasar. Sesantai-santainya, sehingga napas tak sampai ngos-ngosan. Jeda sebentar di monumen Bajera Sandi, berkumpul untuk foto bersama dengan latar belakang monumen yang megah sebagai ikon kota Denpasar. Panitia acara sudah menyiapkan kamera DLSR yang canggih, dan handycam untuk membuat video pendek yang akan diunggah ke YouTube.
Walaupun ini gowes santai yang tidak terlalu membakar kalori, yang penting bisa kumpul dan ketemu dengan teman-teman lama sesama penghobi sepeda. Begitu indahnya kumpul bersama, ngobrol-ngobrol ngalor ngidul sampai bercanda.
Apalagi setelah gowes panitia menyiapkan nasi jenggo dan beberapa macam snack gratis. Kami makan bersama-sama sambil menunggu pengundian door prize. Beberapa peserta yang beruntung akan mendapatkan hadiah menarik dari toko Rodalink Denpasar. Kupon door prize juga akan diundi secara nasional pada tanggal yang telah ditetapkan. Peserta yang beruntung akan mendapat sepeda Polygon.
Kabarnya jenis Xtrada, kasta menengah di jajaran produk Polygon. Semoga nomer undian saya nanti yang diambil dan ditetapkan sebagai peraih hadiah ini. Sebelum-sebelumnya saya memang tidak pernah beruntung ikut undian, selalu meleset. Dan kali ini, ya, tetap meleset. [T]