Pesta Kesenian Bali (PKB) merupakan program Pemerintah Provinsi Bali dalam penggalian, pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya Bali. Program ini mulai dirintis oleh Gubernur Bali (1978-1988) Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, MA., pada tahun 1979.
Sebelum pelaksanaan PKB di tingkat provinsi setiap tahun pada hari libur sekolah pertengahan bulan Juni sampai pertengahan bulan Juli, biasanya sudah diawali dengan pelaksanaan PKB di kabupaten/kota.
Sejak pertama kali dilaksanakan, PKB telah menjadi wahana aktivitas dan kreativitas seniman Bali, bahkan seniman dari luar Bali termasuk dari luar negeri biasanya ikut tampil dalam pestival tahunan ini. Tidak kalah dari seniman, para produsen dan pengusaha juga memajang produknya untuk menarik minat pengunjung pada pesta kesenian ini.
Sepanjang sejarah 41 tahun PKB, pelaksanaan pesta seni ini tidak terlepas dari kritik masyarakat yang ingin menyaksikan pelaksanaan pestival ini semakin berkualitas. Substansi kritik yang ditujukan pada pelaksanaan PKB antara lain, pertama materi seni yang ditampilkan di PKB dipandang monoton.
Kedua, seni yang ditampilkan di PKB terkooptasi oleh seniman akademik, kalaupun seni yang ditampilkan berasal dari desa dan pelakunya juga seniman desa, namun pelatihnya adalah seniman kampus seni yang ada di Bali, sehingga penampilan seni di PKB menjadi nampak seragam.
Ketiga, pelaksanaan PKB kadang lebih terasa sebagai ajang bisnis atau promosi bisnis ketimbang sebagai pesta seni.
Pada pelaksanaan PKB ke 41 tahun 2019 ini masyarakat bisa berharap sejumlah kritik tadi bisa direspons. Harapan itu sangat beralasan karena istri Gubernur Bali saat ini yang seorang seniman multi talenta nampak ikut aktif dalam perencanaan PKB tahun ini.
Paling tidak pada PKB tahun ini, masyarakat akan disuguhi implementasi Pergub. Bali Nomor 79 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Busana Adat Bali dan Pergub. Bali Nomor 80 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.
PKB tahun ini di tingkat kabupaten sudah dimulai. Di Kabupaten Buleleng, PKB dibuka hari ini 17 Mei 2019 pukul 19.00 Wita nanti malam, dirangkai dengan Buleleng Ekspo 2019 yang dilaksanakan di Eks Pelabuhan Buleleng.
Dari persiapan yang sudah bisa dilihat tadi pagi di Eks Pelabuhan Buleleng, nampak berbaur suasana panggung yang “Ngetnik” khas kreasi etnik Bali dengan ukiran Bali, dan gerbang Buleleng Expo yang “Nginter”, minimalis internasional ditempel siluet penari Bali.
Di sekitar panggung dan gerbang Buleleng Expo ada stand yang memromosikan produk perusahaan multi nasional.
Di wantilan, dari persiapan stand yang sudah ada tadi pagi, kemungkinan stand itu akan menawarkan produk khas Buleleng.
Perbauran “Ngetnik” dan “Nginter” itu kalau masing-masing mau belajar dan membuka diri, yang etnik mau belajar dari yang inter dan yang inter mau belajar dari yang etnik, bisa melahirkan sesuatu yang baru yang lebih baik dari yang ada sebelumnya. Produk etnik yang berteknologi dan produk teknologi yang berperasaan. [T]
(Singaraja, 17-05-2019, pengamatan sepintas pengkaji budaya).