15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Siang Malam Berpikir Sendiri

IGA Darma PutrabyIGA Darma Putra
April 9, 2019
inEsai
Swastyastu, Nama Saya Cangak
27
SHARES

Saya ini Cangak yang tidak bisa menghentikan pikiran.

Susah sekali pikiran itu dihentikan. Saat saya ingin diam, malah dia yang berlari kesana-kemari. Lebih kejam lagi, si pikiran yang selalu saya bayangkan seperti macan itu mengoyak-ngoyak tubuh tanpa belas kasihan.

Jika boeng Chairil Anwar bilang “mampus kau dikoyak-koyak sepi”, saya malah mati dikoyak pikiran sendiri. Akibatnya, saya selalu berpikir tanpa kenal waktu. Ada yang sama begini?

Berpikir adalah kegiatan mulia, karena dengan berpikir maka aku ada. Begitu konon menurut filsuf pikiran. Jika kata-kata itu dibalik, maka jadinya akan begini. “Agar Aku tiada, maka jangan berpikir!” Memangnya siapa yang ingin meniadakan dirinya?

Oh jangan salah, tidak semua manusia di dunia ini ingin berada. Ada juga yang ingin tiada! Maksudnya bukan meniada karena mati, tapi menyembunyikan keberadaannya.

Agak sulit memang untuk dijelaskan. Tapi serius, memang ada yang begitu. Salah satunya Ida Pedanda Made Sidemen. Beliau berkata “idep beline mangkin, makinkin mayasa lacur, tong ngelah karang sawah, karang awake tandurin, guna dusun ne kanggo ring desa-desa”.

Kurang lebih terjemahannya begini “pikiranku kini, bersiap mayasa lacur, tiada miliki tanah sawah, tanah diri tanami, ilmu desa yang berguna di desa-desa.”

Bagian mayasa lacur tidak bisa saya terjemahkan dengan tepat. Itulah sebabnya saya biarkan begitu saja, agar dipikirkan oleh orang banyak. Oh iya, kata lacur dalam bahasa Bali bisa berarti miskin, juga bisa berarti mati. Ada beberapa kata kunci dalam geguritan Salampah Laku tadi: idep [pikiran], makinkin [bersiap-siap], dan mayasa lacur.

Ida Pedanda Made Sidemen, yang konon saat itu berumur 27 tahun, menyiapkan pikiran untuk mayasa lacur. Tapi lacur dalam arti yang manakah? Jika mayasa diibaratkan seperti perjalanan, maka lacur itulah tujuan. Lalu dimana asalnya? Bukankah asal dan tujuan adalah sejoli?

Jika tujuannya adalah miskin, bisa jadi asalnya adalah tidak miskin. Jika tujuannya adalah mati, maka asalnya adalah hidup. Hidup itulah keberadaan, mati itulah ketiadaan. Mati konon tidak usah dicari, karena mati sudah menyatu dengan manusia ketika baru lahir. Selain mati ada lagi yang menyatu, ia bernama suka, duka dan sakit. Jadi ada empat bekal manusia semasa hidup.

Jangan salah, yang tiap hari dirasakan oleh manusia bukan hanya suka duka. Manusia juga merasakan sakit tiap hari. Baru bangun terasa pegal, itu sakit. Duduk sebentar lalu keram, itu juga sakit. Di atas segalanya, ada sakit parah yang sulit diobati. Sakit itu bernama kebodohan. Lalu kapan manusia sehat? Mungkin kalau sudah tiada.

Sebelum benar-benar meniada, ada satu cara belajar untuk meniadakan diri. Pelajaran ini tidak ada kurikulumnya. Tapi tiap orang bisa melakukannya. Caranya adalah dengan bersembunyi. Kalau ada orang beramai-ramai ke laut, sembunyilah di gunung. Jika orang ramairamai ke gunung dan laut, sembunyilah di sungai. Jika orang ramai-ramai ke gunung, laut dan sungai, pergilah ke danau.

Jika orang ramai-ramai pergi ke semua tempat itu, maka sembunyilah pada diam. Jika orang ramai-ramai berdiam-diam, sembunyilah ke tempat gelap. Jika ke tempat gelap itu pula orang beramai-ramai maka sembunyilah dalam terang.

Ada beberapa sebutan untuk terang dalam bahasa Bali. Di antaranya adalah galang dan padang. Kata padang yang berarti terang, bisa dilihat pada kata galang apadang [terang benderang]. Jadi kalau di Bali ada tempat bernama padang, bisa jadi yang dimaksudnya bukanlah rumput tapi terang. Di Tabanan ada Pucak Padang Dawa. Di Pecatu ada pantai Padang-padang. Di Karangasem ada Padang Bai. Silahkan dicari lagi padang-padang yang lain.

Sebelum lupa, perlu juga saya katakan bahwa judul di atas itu adalah salah satu bagian dari geguritan Nengah Jimbaran karya Ida Cokorda Mantuk Ring Rana. Beliau adalah raja Badung yang melakukan puputan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Kata-kata “siang malam berpikir sendiri” membuat otak Cangak saya juga berpikir. Tapi tidak sama apa yang saya pikirkan dengan yang beliau pikirkan. Yang beliau pikirkan adalah “menjadi orang jaman sekarang”. Yang otak Cangak saya pikirkan adalah “menjadi Cangak jaman sekarang”.

Tentu saja berbeda, beliau adalah Raja sedangkan saya adalah Cangak. Perbedaan pikiran itu karena perbedaan visi-misi. Tapi perlu juga dipikirkan kembali, memangnya kenapa kalau “menjadi orang jaman sekarang?”. Jaman sekarang kan tidak perlu jalan kaki kalau ke Pura yang jaraknya 10 meter dari rumah. Cukup nyalakan mesin, dan gas. Sampailah di Pura.

Kata “sekarang” yang dimaksud Ida Cokorda Mantuk Ring Rana, tentulah tidak sama dengan kata “sekarang” yang kita maksudkan sekarang. Sekarang yang dimaksudkan Ida Cokorda adalah tahun 1903. Coba hitung, berapa selisih antara tahun 1903 dengan 2019. Selisih tahun itu menandakan maksud kata “sekarang” itu berbeda.

Perbedaannya adalah pada angka tahun. Barangkali ada yang sama, di tahun 1903 dengan 2019. Persamaannya adalah pada kegelisahan yang membuat kita berpikir-pikir siang dan malam. Penyebab rasa gelisah itu adalah kebodohan, ketidaktahuan. Kata Ida Cokorda “dari bodoh kuwatire”.

Ada banyak yang tidak kita tahu kan? Salah satu contoh hal yang tidak kita tahu dengan pasti adalah masa depan. Bagaimana masa depanmu nanti? Mungkin sekarang kita bisa menjawabnya dengan tenang, bahwa masa depan akan baik-baik saja.

Masa depan akan begitubegitu saja. Maksudnya, masa depan juga akan menjadi “sekarang”, lalu menjadi masa lalu. Yang kita sebut “sekarang” adalah masa depan di masa lalu. Yang kita maksudkan sekarang, adalah masa lalu di masa depan. Begitulah terus menerus, ada trilogi masa lalu-depan-sekarang.


CANGAK YANG LAIN:

  • Swastyastu, Nama Saya Cangak
  • Pemimpin dan Pandita
  • Aturan Mati
  • Muka Gua
  • Siapa yang Tahu?
  • Panduan Nyepi ala Cangak
  • Kembali
  • Yang Kita Cari Adalah Hening

Tentu saja saya sengaja tidak menulisnya linier pada pandangan umum. Orang akan mengatakan urutannya adalah masa lalu-sekarang-depan. Tapi jika belajar pada teks-teks kuna, urutannya tidak begitu. Urutannya adalah masa lalu-depan-sekarang. Bahasa kerennya atitanagata-wartamana.

Maka dari itulah, otak Cangak saya yang tidak berhenti berpikir ini selalu memikirmikirkan masa depan. Bagaimana jadinya nanti, jika telaga ini benar-benar kering? Bagaimana jadinya nanti nasib para ikan-ikan sodaraku? Bagaimana jadinya nanti bunga-bunga teratai yang mekar indah serupa kilau matamu?

Duhai sodara-sodaraku para ikan, pikirkanlah masa depan yang penuh kebahagiaan. Bayangkanlah suatu negara telaga yang maju, tempat anak cucu kita nanti hidup bersama. Mari mulai sekarang tunjukkan pada mereka, bahwa kita bisa menjadi leluhur yang menyediakan kebahagiaan bagi mereka. Jadi mari kita menyeberang!

Eitss… Tunggu dulu. Sebelum menyeberang, apa kalian bisa terbang? Jika tidak, mari saya bantu. Saya punya sayap yang kuat. Bisa menyeberangi tujuh samudera. Melewati tujuh langit. Membentang ke tujuh gunung. Dan yang paling penting, saya tahu kemana tujuan yang tepat.

Bukankah percuma punya sayap, jika tak tahu tujuan? Jadi pilihlah saya untuk mengentaskan penderitaan kalian sodara-sodaraku. Jika kalian sodaraku, memilih saya untuk menyeberangkan dari telaga kekeringan ini, niscaya kebahagiaan akan kalian dapatkan dalam genggaman.

Percayalan! Percayalah! Percayalah! [T]

Tags: berpikirChairil AnwarIda Pedanda Made Sidemenkemanusiaanrenungansastra
Previous Post

Sudah Jelas, Penyebab Stroke Adalah Nasib

Next Post

Generasi Petani 4.0 – Laku Tani Berbasis Aplikasi, Tinggal Unduh di Play Store

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

Next Post
Generasi Petani 4.0 – Laku Tani Berbasis Aplikasi, Tinggal Unduh di Play Store

Generasi Petani 4.0 – Laku Tani Berbasis Aplikasi, Tinggal Unduh di Play Store

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co