30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cita-cita Toya Bungkah, Cita-cita Kebudayaan Bangsa Indonesia

Riki Dhamparan PutrabyRiki Dhamparan Putra
April 8, 2019
inEsai
Cita-cita Toya Bungkah, Cita-cita Kebudayaan Bangsa Indonesia

Toyabungkah. (Foto: FB/Kurnia Effendi)

100
SHARES

Tahun 1938, Sutan Takdir Alisyahbana (STA) mengunjungi Kintamani untuk pertamakalinya ditemani sastrawan Panji Tisna. Rupanya mereka mengunjungi Toya Bungkah (kadang ditulis Toyabungkah), yang ketika itu masih perladangan dengan topografi tanah yang landai di kaki gugusan perbukitan Kintamani. Posisinya berhadapan-hadapan dengan desa Trunyan yang mempunyai tradisi “merawat mayat” berusia 10 abad di seberang Danau Batur.

Di bawah suhu pegunungan yang sejuk, Toya Bungkah yang mempunyai banyak sumber air panas alami, tampak istimewa karena seakan – akan menjadi simbol perpaduan dua kutub energi: panas dan dingin. Sementara keberadaan budaya Bali Aga (budaya pegunungan atau budaya Bali mula) di seberang danaunya yang tenang, menghadirkan suatu panorama waktu yang ideal bagi seorang perenung. Tradisi-tradisi Bali Aga yang masih tetap bertahan di Trunyan itu, yang siginifikan berbeda dengan tradisi besar di bagian selatan, seakan menampilkan sisi waktu yang lain di pulau Bali, yakni “waktu statis”, sebagai padanan dari waktu Bali yang dinamis.

Bagi seorang sastrawan, filsuf dan futurolog seperti STA, lanskap yang seperti itu pastilah sangat menarik. Terbukti, tiga puluh dua tahun kemudian, ia kembali mengunjungi Toya Bungkah, membeli sehamparan tanah di lerengnya dan kemudian mendirikan Balai Seni Toya Bungkah pada tahun 1973.

Tidak banyak sastrawan maupun pengamat seni yang tertarik pada topik STA berkaitan dengan gagasannya mendirikan Balai Seni Toya Bungkah itu. Lain dengan Siti Zainon Ismail, penyair Malaysia yang melihat Toya Bungkah sebagai titik balik dalam perjalanan pemikiran Sutan Takdir Alisyahbana. Secara khusus, ia menulis sajak berjudul  “Nafas Toyabungkah – di Taman Pak Takdir” sebagai bentuk interpretasinya atas sosok STA yang kontroversial itu.

…

kau lihat batu-batu cadas itu

yang dibentuk oleh api dan air

atau pohon kembali

mengenal akar,

setia nelayan

memintal lumut di hujung kail

mujahir danau

tiba-tiba muncul setelah kebakaran

Ditulis pada 1985, sajak ini mencoba merekam sisi dialektika dari dunia batin STA melalui pemandangan sehari-hari di Toya Bungkah. Yakni pemandangan hidup yang bersumber dari ketenangan masa lampau, warisan masyarakat pra Indonesia, yang selama ini dikecam STA kurang “mendayagunakan otak lantaran terbiasa menjadi sleursmans, manusia yang hamba kebiasaan”. [1]  

Apakah dengan demikian, Toya Bungkah dapat dikatakan sebuah titik balik dari pemikiran STA tentang kemajuan? Bila mengikut kerangka interpretasi Siti Zainon tentu jawabnya adalah iya. Tetapi perlu diingat, STA sendiri menolak disebut telah mengubah pendirian awalnya mengenai cita-cita kemajuan kebudayaan Indonesia.  Dalam sebuah  esai yang ditulisnya pada 1982, ia menekankan kembali pentingnya muncul suatu avangart baru di dalam kebudayaan. Dan itu mestilah diikuti kaum seniman, lebih-lebih kaum sasterawan dalam rekonstruksi kehidupan pribadi, masyarakat dan kebudayaan yang baru… yang bahu membahu bekerja dengan ahli-ahli ekonomi, politik, agama, dan pemimpin-pemimpin masyarakat[2]

Ia menolak spesialisasi di lapangan kebudayaan. Karena kerisis yang melanda manusia kontemporer menurutnya memerlukan peninjauan menyeluruh serta global pula sifatnya, tidak dapat dijawab oleh spesialisma. Dalam visi seperti ini pula Balai Seni Toya Bungkah digagas, yang makin ditegaskannya dengan mendirikan International Association of Art and the Future pada 1978 bersama masyarakat intelek dan seni internasional.

Dapat dikatakan Balai Seni Toya Bungkah merupakan titik kulminasi dalam perjalanan pemikiran dan perenungan STA selaku seorang visioner kebangsaan dan kebudayaan. Di samping tujuan untuk menciptakanavangart budaya,  ia sekaligus merepresentasikan STA selaku manusia nusantara yang tidak dapat disedot sepenuhnya oleh modernisme dan westernisasi, tetapi ingin menjadi bagian aktif dan progresif dalam tataran global.  Di sisi lain, gagasan pendirian  Balai Seni Toya Bungkah, bukan pula merupakan suatu perangkap tradisional yang hendak menjerat kita dalam romantika masa lalu belaka. Yang dulu,yang sekarang, yang nanti justru berpadu di situ. STA mewujudkannya melalui cita-cita seni yang bercorak eksperimental, dengan mengelaborasi lalu mengkolaborasikan sisi-sisi paling original, mutual dan penuh visi dari sebuah pencapaian seni. Baik yang tradisi maupun yang kontemporer.

Barangkali karena itu pula ia memilih puisi untuk dieksperimentasi dengan tarian saat mengundang Ni Ketut Reneng (yang maestro tari tradisi) mencipta dan melatih di Toya Bungkah. Sebab bagaimanapun kekuatan puisi yang mampu mensublimasi ragam peristiwa dari ragam lapangan kehidupan dalam satu memontum estetika yang unik, juga terdapat dalam seni tari dan seni masa lampau kita. Dalam hal ini, Ni Reneng tentu sosok yang sangat tepat karena taksu masa lampau yang hidup di dalam dirinya.

Terlepas dari tidak ada pernyataan eksplisit mengenai pengaruh Ni Reneng dalam kehidupan pemikiran STA, kita tetap dapat menjangka, bahwa melalui Ni Reneng, STA telah melihat sepirit seni Bali yang memenuhi kriterianya perihal “seni yang bertanggungjawab kepada masyarakat dan keindahan itu sendiri”.

Tak pelak, sajak Siti Zainon Ismail juga menyiratkan hal itu, sebagaimana tampak dalam bait di bawah ini:

ketika seniman tua itu mengumpul batu-batu

mengatur kemboja di halaman

keinginan yang hangat, apakah kita

yang muda hanya terpukau

kagum lalu melupakan?

Malam itu

kusimpul senyum Nyi Gadung

kenangan masa lalunya

ada ilmu yang harus kusimpulkan

benarkan cahaya itu merimbas

hingga darahku

memercik ke danaumu!

Kritikus Dami N.Toda mengira bahwa sosok yang dimaksud bait tersebut adalah STA di masa tuanya (Dewan Sastera, Oktober 2002). Tetapi saya lebih suka melihat figur itu sebagai sosok simbolik yang mewakil “taksu masa lalu”, kepada siapa si aku menemukan keinginan yang hangat itu, dan perlu menyimpul ilmu demi membenarkan cahaya yang merimbas itu. Tak terkecuali bagi seorang STA tentunya.

Toya Bungkah yang terpencil di hulu Kintamani itu, kini memang terabaikan seperti cita dan cinta yang belum kesampaian. Sebagian lahannya mungkin sudah dialihguna, papan mereknya tertutup semak, dan panggung, properti serta buku-buku di perpustakaan sudah dimakan rayap. Namun gagasan pendiriannya layak direfleksi, sebuah monumen visi yang penting dalam usaha menemukan karakter kemajuan kebudayaan Indonesia.


[1]STA, Semboyan Yang Tegas

Kritik terhadap beberapa prae-advies Kongres Permusyarawarat Perguran  Indonesia. Lampiran pada buku Sang Pujangga. Terbitan Pustaka Pelajar. 2005

[2]Ilmu Dan Budaya 4/TH.IV/Juli 1982

Tags: baliBanglikebudayaanKintamanisastraSutan Takdir AlisyahbanaToyabungkah
Previous Post

CHARCOAL FOR CHILDREN 2019: HANDS ON! – Mengasah Kreativitas Anak dan Gaya Hidup Peka Lingkungan

Next Post

Kisah Caleg Perjuangkan Bebotoh dan Legalkan Tajen: Bukan Kampanye Buduh-buduhan

Riki Dhamparan Putra

Riki Dhamparan Putra

Lahir di Padang, pernah tinggal di Bali, kini di Jakarta. Dikenal sebagai sastrawan petualang yang banyak penggemar

Next Post
Kisah Caleg Perjuangkan Bebotoh dan Legalkan Tajen: Bukan Kampanye Buduh-buduhan

Kisah Caleg Perjuangkan Bebotoh dan Legalkan Tajen: Bukan Kampanye Buduh-buduhan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co