31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Guru Kontrak yang Terjerumus ke Dunia Rias: Cita-cita dan Suka-suka

Rina WijayantibyRina Wijayanti
April 5, 2019
inEsai
Guru Kontrak yang Terjerumus ke Dunia Rias: Cita-cita dan Suka-suka

Foto ilustrasi (Dok Penulis)

48
SHARES

Terlahir sebagai seorang anak petani tambak  yang dari kecil lebih akrab dengan bubu, sau, anco, titi, udang, ikan, kepiting, air asin, air payau dan kawan-kawannya, kadang saya merasa lucu, kerena sekarang lebih sering asik bergaul dengan pondation, bedak, eyesahadow, blush on, pensil alis dan kuas-kuasnya.

Biar saya ceritakan sedikit tentang diri saya dulu, saya anak gadis dari dua bersaudara dan kini menyandang status sebagai seorang istri dari seorang suami yang baik hati (menurut saya) karena tidak pernah mematahkan apapun keinginan saya, kecuali mungkin hal-hal yang bertentangan dengan kaidah kesetiaan dalam menjalin sebuah hubungan. Saya pernah punya cita-cita besar menjadi seorang guru Bahasa Indonesia karena memang diakrabkan dengan puisi dan cerpen oleh guru semasa SD dan SMP saya.

Bapak presiden pertama kita pernah berkata, “Gantunglah cita-citamu setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”

Saya rasa benar begitu, saya pernah punya cita-cita tinggi menjadi seorang guru, kini menjadi guru, bahkan mendapat kesempatan menjadi guru Bahasa Indonesia seperti yang memang saya inginkan. Tapi apa daya, lima tahun di sekolah saya pernah tidak digaji, karena harus bertanggung jawab dengan cita-cita saya tetap bertahan. Lalu pernah digaji tujuh ribu lima ratus rupiah per jam. Lalu pernah juga menerima gaji pukul rata, lima ratus ribu rupiah per bulan, lalu lima puluh ribu rupiah per jam.

Lalu kebijakan pemerintah membawa saya ke status pegawai kontrak provinsi dengan upah yang bagi saya lumayan untuk membangun cita-cita lain dan saya tetap bahagia. Tetap menjadi seorang guru. Eh, kok saya jadi curhat, sudah jangan dipikirin.

Ternyata benar apa yang dikatakan oleh bapak presiden pertama kita, saya pernah punya cita-cita tinggi dan saya sedang merasa jatuh di antara bintang-bintang. Bukan berarti saat saya merasa mentok menjadi guru kontrak saya patah hati terus membunuh semua siswa yang ada di sekolah atau menjadi aktor kasus pornografi, terus saya terkenal, masuk koran, masuk TV, dan menjadi daftar pencaharian teratas di internet. Jadi bintang gitu. Ya enggaklah ya.

Pernah menjadi siswa dengan nama yang tidak terlalu baik (tak terlalu formal) saat SMA, membuat saya berkelimpahan teman. Ditambah lagi saat kuliah, saya memilih menjadi mahasiswa yang tidak normal maksudnya tidak hanya K3 (Kampus, Kost, Kampung), tetapi intinya lebih banyak main-main dari pada serius kuliah. Lebih senang mencari teman daripada belajar.

Punya banyak teman inilah yang membuat saya merasa jatuh di antara bintang-bintang saat saya merasa cita-cita saya yang tinggi tak kunjung membuat saya menari-nari seperti awan di angkasa. Sebab, setelah saya menekuni dunia rias-merias, teman adalah makhluk ajaib yang paling setia percaya begitu saja pada pulasan tangan saya, tentunya dengan banyak alasan dan mereka paham ini tidak cuma-cuma. Dan saya, meski awalnya hanya suka-suka, kini benar-benar suka. Dan kombinasi dari keduanya menimbulkan suka-cita.

Saya sedang merias

Entah sejak kapan saya menyukai dunia tatarias memilih bergaul dengan sederet bedak dan koloni-koloninya. Sering kali saya merasa ini lucu tapi saya yakin ini ada hubungannya dengan teman-teman saya. Terakhir yang saya ingat, saya sering dipaksa teman-teman  untuk membantu merias aktor  saat pentas teater.

Kata mereka riasan saya bagus, entah benar begitu atau sengaja dibilang begitu biar nanti-nanti saya rajin membantu lagi. Setelah di sekolah sebagai guru Bahasa Indonesia, saya terlalu sering membuat orang salah tanggap, dikiranya saya Guru Seni Budaya. Kadang, di sekolah saya lebih suka kalau mendapat tugas merias anak-anak yang akan mengikuti lomba-lomba dari pada mendapat tugas membina penulisan karya ilmiah.

Ah, saya merasa benar-benar mulai terjerumus. Dan salah seorang yang menjerumuskan saya adalah guru seni budaya di sekolah tempat saya mengajar. Beliau selalu memberi ruang, memberi pujian, dan bahkan memberi kesempatan untuk menambah penghasilan saat ada acara-acara tertentu di sekolah karena beliau sadar saat itu saya belum memiliki penghasilan apapun.

Hingga kini, saya merasa semakin gila di dunia tatarias. Dulu masih suka menyuruh teman membawa make-up untuk saya pinjam kalau ada yang meminta saya untuk merias, saat ada wisuda misalnya. Kini saya sedang giat belajar tentang aneka merek make-up, jenis, dan fungsinya serta sangat rajin membelinya karena bukan rahasia lagi berapa honor perias untuk merias sepasang pengantin, untuk upacara metatah atau merias anak-anak di hari perpisahan.  

Honor yang menggila ini tentu tidak bisa saya dapatkan semudah membalikkan telapak tangan, meskipun tarif saya belum sefuntastis perias hits lainnya, namun ini tetap harus disyukuri.

Saat merias selain menjual keterampilan saya juga menjual sabar karena belakangan saya merasa setiap client yang datang terutama calon pengantin  punya kecerewetan tersendiri yang menguji kesabaran saya. Ini mungkin juga dialami oleh perias lain sampai-sampai saya mengkatagorikannya ke dalam empat jenis calon pengantin yang hendak dirias.

Pertama, calon pengantin tukang tawar. Kedua, calon pengantin rela bayar mahal tapi gak tau trend, dan, ketiga, calon pengantin dramakuin.

Meski tak jarang juga mendapat client yangpasrah, baik hati, ramah-tamah dan tidak sombong. Nanti saya akan ceritakan detail pertemuan saya dengan berbagai jenis calon pengantin ini serta cara efektif menanganinya dalam tulisan berikutnya.

Terimakasih telah membaca tulisan saya yang tidak terlalu penting ini. Intinya saya tetaplah seorang anak petani tambak yang harus bertanggung jawab atas cita-cita saya dengan perasaan yang bahagia datang ke sekolah setiap pagi, juga menjadi perias yang bijaksana karena inilah dunia yang dibangun oleh teman-teman saya untuk saya tetap hidup di antara bintang-bintang. [T]

Tags: gurukecantikanperiassukacita
Previous Post

Buku Puisi “Laila Kau Biarkan Aku Majnun”: Peristiwa dan Kenangan Tak Senilai Berita

Next Post

Demi Ilmu, 12 Jam Bersama Laut, Dari Pulau Kecil di Madura ke Undiksha di Bali

Rina Wijayanti

Rina Wijayanti

Setelah lulus dari Undiksha Singaraja, ia jadi guru yang ulet di Jembrana, Bali barat, juga menekuni make-up artist. Sesekali menulis puisi. Statusnya bahagia bersama suami yang juga sesekali menulis puisi

Next Post
Demi Ilmu, 12 Jam Bersama Laut, Dari Pulau Kecil di Madura ke Undiksha di Bali

Demi Ilmu, 12 Jam Bersama Laut, Dari Pulau Kecil di Madura ke Undiksha di Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co