6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Guru Bahasa Indonesia Itu Bernama Jerinx Superman Is Dead

Komang AstiaribyKomang Astiari
March 22, 2019
inUlasan
Guru Bahasa Indonesia Itu Bernama Jerinx Superman Is Dead

Jerinx SID di PICA FESTIVAL SANUR 24 FEBRUARY 2019/ Foto: Facebook/SID

95
SHARES

Duahari menjelang Hari Raya Nyepi di Bali, bukan hanya supermarket yang ramai pengunjung, tapi bank juga panjang antrian. Aku terjebak dalam antrian panjang ini. Kulirik orang-orang di sebelahku, mereka menunduk, bukan karena mengantuk, tapi karena asik sendiri dengan gadget-nya.

Maka aku mulai juga menyibukkan diri dengan gadget-ku. Pagi hari sebelum berangkat ke bank ini aku tak lupa menaruh headset ke dalam tas sehingga sembari menunggu giliran, aku bisa mendengar musik lewat JOOX. Tentu aku tidak memutar lagu yang bertempo slow, dalam suasana fisik kedinginan akibat AC dan kondisi waktu yang berjalan lambat (akibat mengantri), aku memilih lagu-lagu yang bertempo gesit, pilihanku jatuh pada Superman Is Dead.

Bicara tentang band asal Bali yang dibentuk oleh tiga personil yakni Jerinx, Bobby dan Eka ini, tentu tidak jauh dari kata“perlawanan”. Salah satu personilnya Ari Astina atau akrab dipanggil Jerinx berani bersuara dan melawan lewat karya beberapa kebijakan yang dianggap merugikan orang banyak.

Gaya penyampaiannya khas, lugas dan to the point, sehingga bagi beberapa kalangan dianggap rebel, tentu jika dipandang dari kacamata orang Indonesia dengan budaya ketimurannya.

Aku tidak akan bicara tentang bentuk perlawanan. Aku akan fokus pada karya dari Superman Is Dead, berupa lirik lagu yang sebagian besar ditulis oleh Jerinx. Menurutku, dibalik gaya blak-blakannya, Jering secara tidak langsung mengajarkan penikmat lagunya untuk juga belajar Bahasa Indonesia. Jika anda sebagai pembaca mempunyai pendapat berbeda, tentu itu sah-sah saja.

Secara pribadi aku mengapresiasi lirik lagu dari Superman Is Dead diteropong dari perspektif ilmu linguistik, ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian (dalam hal ini Bahasa manusia-lah ya).

Setelah menikmati beberapa lagu SID dari album Angels and The Outsiders, Sunset di Tanah Anarki, hingga album Tiga Perompak Senja, aku menemukan beberapa gaya bahasa dalam penulisan liriknya. Awalnya cukup kaget juga, karena genre musik punk, rock and roll dianggap musik ekstrem, jika dibandingkan dengan jenis music pop, jazz, apalagi koplo, hehehe.

Gaya bahasa? Apa itu? Keraf (2009) mengungkapkan gaya bahasa sebagai sebuah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa. Gaya bahasa ini bisa dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu segi non-bahasa dan segi bahasa. Segi non-bahasa terkait dengan tujuan, sasaran, kepribadian pengarang, waktu, media, dan tempat, sedangkan segi bahasa terkait dengan pilihan kata,pilihan nada, struktur kalimat, dan penyampaian kalimat. Penggunaan gaya bahasa berkaitan dengan seni, estetika, dan rasa bahasa.

Kridalaksana (2001) menyatakan gaya bahasa merupakan pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. Melihat dari kedua pendapat ahli tersebut, nampak jelas bahwa gaya bahasa mampu memberi sentuhan estetika dan kesan keindahan kepada penikmatnya.

Kennedy (1983) menjabarkan gaya bahasa menjadi tiga yaitu perbandingan (comparative), kontradiktif (contradictive), dan korelatif (correlative).

Wah, semakin ke sini semakin serius ya!

Perbandingan atau comparative adalah salah satu bahasa figuratif yang aku temukan pada lirik lagu Aku Persepsi. Penggalan liriknya “bagaikan api ku terus membara, bagaikan badai ku terus melanda” ini dikategorikan sebagai simile. Gaya bahasa ini membandingkan dua hal dan berusaha mencari persamaannya. Dalam lagu ini, aku dibandingkan dengan api dan badai. Ini adalah makna dari aku yang tidak pernah lelah, tidak berhenti memperjuangkan apa yang pantas untuk diperjuangkan layaknya api yang terus membara dan badai yang terus melanda.

Dalam penulisannya, Jerinx juga menyertakan simbol yang termasuk dalam kategori korelatif (correlative). Simbol merupakan tanda yang bisa dipakai untuk mewakili sebuah gagasan atau objek. Dengar lirik lagu; “manusia melacurkan diri di istana, namun tak demikian dengan bulan ksatria”.

Bulan ksatria dalam penggalan lirik lagu berjudul Bulan dan Ksatria ini memiliki makna tersendiri. Bulan adalah benda yang diagungkan karena keindahan, kecantikan, dan kesempurnaan. Sedangkan ksatria adalah simbol kekuatan, penegak keadilan, pembela kaum tertindas atau kaum lemah. Jerinx mengacu pada kekuatan dan kesempurnaan.

Dalam penggalan lirik melacurkan diri di istanabukanlah pelacur dalam makna denotatif dan dalam konteks orang yang menjual ‘tubuh’, tapi di dalamnya terdapat makna konotatif yang bermakna banyak orang yang memilih sikap pragmatis, melupakan idealismenya demi uang atau kekuasaan, namun tak demikian dengan  bulan dan ksatria atau mereka yang mempertahankan sisi kemanusiaan dan kebenaran, layaknya bulan dan ksatria.

Lagu-lagu SID yang bernuansa pergerakan dan perlawanan, banyak memunculkan simbol, seperti juga dalam lagu kita adalah belati. Belati adalah senjata tajam yang digunakan untuk melukai. Penggalan liriknya; hari ini setan bersyukur dan memanjatkan doa-doanya untuk dunia tanpa pelangi. Hari ini malaikat pergi dan tak akan pernah kembali, dan kita adalah belati.

Penggambaran sisi gelap dunia saat ini, mengenai lebih banyak penipu daripada orang jujur tergambar jelas dari lirik tersebut, yakni pada pilihan kata setan, malaikat, dan belati. Ada korelasi dari ketiga simbol di atas. Setan identik dengan pengganggu, pencipta ketidakharmonisan sedangkan malaikat adalah pelindung dan penyelamat. Dalam lagu ini, keharmonisan yang sirna dan dunia seperti kehilangan harapan akan orang baik/ penyelamat, kitalah sebagai generasi muda yang maju sebagai pejuang kebenaran (belati).

Unsur bahasa figuratif yang tergolong komparatif yakni personifikasi banyak ditemukan di lirik lagu SID. Namun aku hanya mengutip beberapa saja yakni pada lagu Sunset di Tanah Anarki, Belati Tuhan, danTentang Tiga.

Personifikasi adalah gaya bahasa yang menganggap atau memperlakukan benda mati seperti benda hidup. Pada lagu Sunset di Tanah Anarki, lirik semerbak rindu kuasai udara panas ini contohnya. Rindu bukanlah makhluk hidup yang bisa bernafas, apalagi menguasai, tapi dalam potongan lirik lagu ini, rindu menguasai udara panas. Penulis lirik mencitrakan kegelisahan akibat besarnya rasa rindu kepada kekasihnya. Seperti yang kita tahu, udara panas tentu menimbulkan rasa tidak nyaman.

Jika diperhatikan, lagu SID banyak mengandung gaya bahasa personifikasi seperti merantai meluka dirantai dogma, memanggil badai runtuhkan kekang pada lagu “Belati Tuhan”. Di dalam lirik ini, ada kerinduan untuk melepaskan diri dari dogma atau doktrin yang kaku dan mengikat.

Dogma bukanlah benda hidup tapi disini dianggap bisa melukai dan merantai, padahal kita tahu bahwa hanya manusia yang bisa melakukan kegiatan merantai. Begitupula dengan badai yang diumpamakan seperti benda hidup; bisa dipanggil dan diminta untuk meruntuhkan tali kekang.

Badai di sini tentu bukan hujan badai dalam artian sesungguhnya, tapi merupakan kekuatan besar, bisa dalam bentuk kelompok pemuda atau tekad yang kuat untuk melepas ikatan yang memenjarakan kebebasan. Pada lagu “Tentang Tiga”, terdapat lirik janji ini abadi, dia bersemayam dalam di dada kita, untuk selamanya.

Seperti yang kita ketahui, janji adalah benda mati dan ujaran, bagaimana dia bisa bersemayam dalam dada kita? Bersemayam adalah kata kerja yang mengandung arti berkediaman atau menghuni dan hanya bisa dilakukan oleh manusia atau makhluk hidup.

Gaya bahasa hiperbola yang tergolong dalam kontradiktif (contradictive) juga bisa ditemui dalam lirik-lirik lagu SID. Hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan, digunakan untuk memberi kesan mendalam. Dalam lagu “Kita luka hari ini, mereka luka selamanya” terdapat penggalan lirik berjuanglah, bertarunglah ku ingin kau disini. Tuk rubuhkan meratakan semua tembok penjara.

Meruntuhkan tembok penjara tentu merupakan bentuk pelanggaran, tapi secara implisit penulis ingin mengajak semua orang terutama generasi muda untuk berani melawan rasa ketidakpercayaan diri sampai ke akar-akarnya dan diungkapkan (dalam lagu ini) secara berlebihan untuk menyulut semangat. Gaya bahasa ini juga bisa ditemukan dalam lagu “Puisi cinta para perompak”.

Pada lirik gemuruh asmara, halilintar cinta, menjauh kukembangkan layar. Cinta merupakan rasa suci dan universal, namun di dalam lagu ini, istilah cinta dipasangkan dengan kata halilintar. Halilintar adalah gejala alam yang muncul dari langitberupa kilatan serta suara menggelegar dan dalam beberapa kondisi bisa membahayakan. Halilintar cinta bisa dikatakan sebagai perasaan yang berapi-api dan  bergairah layaknya orang yang sedang jatuh cinta.

Efek berlebihan ini nampak sesuai dengan kondisi yang ingin diperlihatkan dan dimunculkan oleh penulis. Gaya bahasa hiperbola juga ditemukan pada lagu batas cahaya dalam liriknya terus berjuang menembus semua batas cahaya. Nah, ini adalah salah satu lagu favoritku (oke, lupakan).

Menembus batas cahayaadalah hal yang mustahil karena kita tak bisa mengukur batas cahaya. Kecepatan cahaya itu 299.792.458 meter per detik atau dibulatkan menjadi 300.000 kilometer per detik. Nah, coba bayangkan bagaimana kita bisa menemukan batas dari cahaya itu sendiri? Tentu ini adalah frase yang melebih-lebihkan, bertujuan untuk memberi pesan kepada semua orang untuk meraih semua yang dicita-citakan dengan semangat yang konsisten dan pantang menyerah.

Bukan hanya gaya bahasa hiperbola, bahasa figuratif jenis kontradiktif juga bisa ditemukan pada lagu “Puisi cinta para perompak” yakni gaya bahasa litotes. Gaya bahasa ini bertujuan untuk merendah dan mengecilkan fakta yang sebenarnya.

Dalam lirik seiris puisi kuhempaskan nada, asa perompak yang mencari janji terdapat frase seiris puisi yang mana kata seiris biasa digunakan untuk menyatakan jumlah yang sangat kecil yaitu hanya satu iris, seperti pada frase satu iris apel, satu iris tomat dan lain sebagainya. Ini tentu bertentangan dengan kondisi sesungguhnya yang mana sebuah puisi dibuat berdasarkan pemikiran yang kuat, kata-kata indah yang tentu tidak mudah proses penciptaannya.

Jika dilihat lagi lebih dekat, banyak sekali bisa ditemui gaya bahasa pada lagu-lagu Superman Is Dead. Disamping itu, banyak juga unsur stilistika yang bisa dikaji seperti misalnya pengulangan atau pemendekan kata. Bagus juga ya buat dianalisis dengan lebih serius.

Semua analisis singkat di atas merupakan buah pikiranku. Aku menuliskannya dalam kondisi tak ada pena, tak ada kertas jadi mau tidak mau aku memakai gadget agar ide ini tersalurkan, karena jika tidak kuungkapkan, maka dia akan terbang melebur bersama kerumunan udara di langit. Karena waktu yang terbatas,kucukupkan penulisan ide ini sampai disini, berhubung nomor antrianku sebentar lagi dipanggil mbak teller.

Sebagai penutup, aku bertanya-tanya pada diri sendiri, kenapa sebuah lagu bisa mempengaruhi manusia untuk menjadi lemah atau kuat setelah mendengarkannya? Mungkin kekuatan kata-kata yang menyebabkan hal itu terjadi. Aku dan barangkali kita, belajar bahasa Indonesia dari seorang (mari kita sebut saja) guru dan guru Bahasa Indonesia itu bernama Jerinx, Superman Is Dead. [T]

Tags: BahasaBahasa IndonesialagumusikSuperman is Dead
Previous Post

Diskusi Mahasiswa Kok Kayak Debat Politik? – Ini 3 Resep Agar Tak Kayak Gitu

Next Post

Kunjungan Studi FOK Undiksha ke FIO Unesa, Laku “Ndeso” dan Pikiran Nakal

Komang Astiari

Komang Astiari

Lahir 28-02-1984. Lulusan Sastra Inggris Universitas Warmadewa Denpasar. Ibu dua anak ini punya ketertarikan besar pada bidang seni, terutama melukis dan menulis. Beberapa lukisannya menjadi ilustrasi di tatkala.co

Next Post
Kunjungan Studi FOK Undiksha ke FIO Unesa, Laku “Ndeso” dan Pikiran Nakal

Kunjungan Studi FOK Undiksha ke FIO Unesa, Laku “Ndeso” dan Pikiran Nakal

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co