21 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Aku Nau Gati di Pedawa!” kata Mitsuha Abe, Perempuan dari Jepang itu…

tatkalabytatkala
March 20, 2019
inKhas
“Aku Nau Gati di Pedawa!” kata Mitsuha Abe, Perempuan dari Jepang itu…

Mitsuha Abe di Pedawa

239
SHARES

“Ko nau di Pedawa?”  

“Aku nau gati di Pedawa!”

“Uba ngupi?”

“Uba!”

“Ngupi apa?”

“Ngupi Pedawa!”

“Misi gula?”

“Misi.”

Jawaban-jawaban dari percakapan sederhana berbahasa Pedawa itu disampaikan Mitsuha Abe saat ditanya seorang pemuda dari Desa Pedawa, Putu Yuli Supriyandana. Mitsuha adalah perempuan Jepang yang sejak 12 Maret 2019 melanglang alam bersama kawan-kawannya di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali.

Mitsuha datang ke Pedawa bersama 13 pemuda dan mahasiswa dari Yayasan Rhissi Juku, yakni Kento, Kirina,Taka, Mutu, Owi, Kazhuci, Kakeru, Momo,Yushi,Yasintha, Satoru, Ushi, Saku, dan Kage. Mitsuha yang aktivis dari Tokyo Institute of Teknology itu bertindak selaku koordinator.

Mitsuha bersama kawan dan warga di Desa Pedawa

Di Pedawa, mereka antara lain belajar bahasa asli Desa Pedawa, bahasa yang berbeda dengan bahasa Bali pada umumnya. Dari rombongan itu, Mitsuha memang paling pasih berbahasa Pedawa dan tampak sering terlibat percakapan dengan warga Desa Pedawa, termasuk Yuli Supriyandana si pemuda yang sehari-hari memang dipercaya sebagai pemandu para tamu dari Jepang itu bersama teman-temannya di Komunitas Pemuda Kayoman, Desa Pedawa.

Tentu karena Mitsuha berapa waktu lalu memang sempat datang ke Pedawa untuk urusan penelitian bambu dan rumah adat yang menggunakan bambu. Dulu ia datang sendiri, namun kali ini ia mengajak banyak teman. Urusannya kali ini adalah belajar tentang berbagai kegiatan dan tingkah-polah orang Pedawa, salah satunya adalah belajar bahasa asli Pedawa.

Pemuda Pedawa dan pemuda Jepang main bola voley bersama

Putu Yuli Supriyandana menceritakan, selain Mitsuha, terdapat satu orang lagi yang cukup bisa berbahasa Pedawa. Yang lain, tetap tampak belajar dengan giat meski hanya sedikit-sedikit saja yang berhasil mereka serap.

Dengan  penguasaan bahasa yang sedikit-sedikit itu, bisa diduga, kerap terjadi kelucuan-kelucuan saat anak-anak muda dari Jepang itu dalam berkomunikasi. Tentu, karena warga Desa Pedawa tak juga pasih berbahasa Jepang. Mereka mengandalkan bahasa tubuh dan bahasa isyarat sehingga kesalahpengertian yang sesekali terjadi menciptakan senyum dan tawa.   

Saking ramahnya, warga Desa Pedawa, tua maupun muda, selalu menyambut mereka, menyapa anak-anak Jepang itu, setiap bertemu di jalan, di tegalan atau saat anak Jepang itu main ke rumah warga. Warga bahkan tak segan menawarkan makan atau bahkan ada yang langsung menyuguhkan di atas meja.

Hanya, ya, itu, warga menyapa dengan bahasa Pedawa, dan anak-anak Jepang itu menyahut dengan bahasa Jepang. Selebihnya adalah bahasa tubuh. Jika dianalogikan dalam istilah Bali, mereka seperti “I Kolok dan I Bongol” alias Si Gagu dan Si Tuli. Masing-masing bicara tanpa dimengerti lawan bicaranya.

Pemuda atau mahasiswa Jepang berpose dengan latar rumah tua Desa Pedawa

Selain belajar bahasa anak-anak muda Jepang itu juga melihat proses pembuatan gula aren, belajar menganyam di kelompok Munduk Waban, belajar pengolahan serbuk kopi, meneliti tentang sampah, juga belajar sistem pembagian air di persawahan serta beruapa mengenal berbagai sarana upakara sekaligus ikut terlibat dalam sejumlah prosesi upacara adat di desa itu.

Yang lucu, mungkin karena terlalu besar rasa ingin tahunya, salah satu dari mereka memakan bunga aren yang di Pedawa biasanya digunakan sebagai pakan sapi. Tak terjadi apa-apa pada anak muda Jepang itu, hanya ya lucu saja.

Yang lucu lagi soal makan adalah ketika banyak dari mereka menyantap menu makanan asli Pedawa yang rata-rata rasanya pedas. Saat didera pedas, ekspresi wajah mereka jadi lucu. Warga desa yang menyuguhkan makanan pun tertawa-tawa. Anak-anak Jepang itu tertawa. Suasana pun menjadi akrab.

Anak-anak dari Jepang itu juga sempat mencoba tuak muda atau tuak manis. Mereka senang, apalagi memag untuk pertama kali mereka menikmati tuak. Ada juga yang mencoba tuak wayah, dan ekspresi wajah mereka usai meneguknya sungguh menggelikan Bayangkan sendirilah.

Yuli Supriyandana adalah Ketua Pemuda Kayoman di Desa Pedawa, sebuah kelompok pemuda pecinta lingkungan di desa itu. Ia bersama Pemuda Kayoman dipercaya untuk memandu mereka, terutama ketika mereka harus masuk ke tegalan dan hutan yang lokasinya cukup sulit bagi orang asing.

Pemuda Kayoman mengajak anak-anak Jepang itu tracking sekaligus ikut dalam kegiatan penanaman pohon di sumber air. Yang unik, saat penanaman pohon, anak-anak Jepang itu memberi nama pada pohon yang mereka tanam. Harapannya, mereka bisa datang lagi ke Desa Pedawa dan menemukan pohon yang mereka tanam sudah besar.

Pemuda dan mahasiswa Jepang tracking melihat alam Desa Pedawa

Saat melewati lokasi-lokasi terjal dan licin, anak-anak Jepang yang tak pakai sandal itu tampak kesulitan melakukan perjalanan. Jalannya pelan-pelan. Tapi, dasar anak Jepang, mereka selalu gigih, selalu berupaya dan tak pernah menyerah, sesulit apa pun medannya.

Yang membuat warga Desa Pedawa heran juga adalah keingintahuan mereka yang sangat besar terhadap apa pun. Bahkan tak segan-segan mereka tak cukup hanya tahu saja, melainkan juga turut merasakannya.

Pada saat tracking, di tengah perjalanan mereka menemukan warga sedang melaksanakan upacara penyucuian diri atau melukat ala pedawa. Mereka tak hanya menontonnya dengan takjub tapi juga ikut menyucikan diri dengan sanat antusias.

Mitsuha dan kawan-kawan tak hanya ngendon di Desa Pedawa. Mereka juga berkeliling ke semua esa baliaga yakni di Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyuseri (SCTPB). Di desa itu itu, selain melakukan kegiatan kebersihan mereka juga menyaksikan rumah-rumah tua atau rumah adat yang ada di masing-masing desa.

Warga Kompak

Warga Desa Pedawa memang benar-benar kompak menyambut dan memfasilitasi mahasiswa dari Jepang itu saat berada di Pedawa. Pelaksana berbagai kegiatan adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pedawa dengan ketua panitia pelaksana Wayan Sukrata.

Berbagai kegiatan melibatkan semua ungsur masyarakat  Pedawa. Pemuda  Kayoman Pedawa sebagai petugas untuk menangani kegiatan tracking. Untuk memperkenalkan masalah pertanian ditangani oleh subak yang ada di Pedawa, seperti subak kopi, subak mayung dan subak uma.

Kegiatan yang berkaitan dengan ayaman ditangani kelompok anyaman Dusun Munduk Waban, untuk masalah kopi ditangani oleh  Wiru, gula aren oleh kelompok petani aren Bima Dewa Desa Pedawa, dan untuk permaianan tradisional ditangani oleh kelompok gangsing dengan koordinator Ratwisada. Yang menanggani kosumsi, makan minum, tentu saja ibu-ibu PKK Desa Pedawa.

Untuk penerjemah bahasa Jepang dalam kegiatan itu, pihak panitia  bekerja sama dengan mahasiswa Undiksha jurusan bahasa Jepang. Undiksha menugaskan 5 mahasiswa untuk mendampingi mahasiswa Jepang dalam kegiatan di   Pedawa.

Di Pedawa mahasiswa Jepang itu mengajar bahasa Jepang dengan melibatkan semua sekolah dasar di Pedawa.

Wayan Sukrata mengatakan dalam  kegitan ini ia sangat menyambut baik kedatangan  mahasiswa Jepang karena dengan kedatangan mahasiswa itu masyarakat Pedawa  menjadi percaya diri akan kekayaan budaya Pedawa  yang dipelajari oleh  mahsiswa itu.

Wayan Sukrata tidak mengangap. mahasiswa ini sebagai tamu tetapi ia menganggap saudara yang banyak membantu atas kekuarangan-kekuarangan yang ada di desanya.

“Saya berharap mahasiswa itu tidak melupakan Desa Pedawa dan bisa lagi kembali ke desa Pedawa,” katanya.

Pada Selasa 19 Maret 2019, anak-anak Jepang itu mengakhiri kuliah kerjanya di Desa Pedawa. Mereka harus balik ke Jepang dan suatu saat mereka berjanji akan datang lagi. Warga Desa Pedawa, terutama para anggota Komunitas Kayoman yang setiap hari menemani mereka melepaskan kawan-kawan Jepang mereka dengan rasa haru.

Dengar-dengar bahkan ada yang menangis. Ih, jangan-jangan ada yang jatuh hati. [T/ole/ditulis berdasar cerita Putu Yuli Supriyandana]

Tags: bali agaDesa PedawaJepanglingkunganPendidikan
Previous Post

Kisah PPL di Thailand: Pakaian Siswa Sama Setiap Hari, Guru Tak Setiap Hari Berseragam

Next Post

Sisi Bali: Video Art Workshop di Bentara Budaya Bali, 21-24 Maret 2019

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Sisi Bali: Video Art Workshop di Bentara Budaya Bali, 21-24 Maret 2019

Sisi Bali: Video Art Workshop di Bentara Budaya Bali, 21-24 Maret 2019

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more

Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

by I Nyoman Tingkat
May 19, 2025
0
Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

PADA 2009, Prof. Winarno Surakhmad, M.Sc.Ed. menerbitkan buku berjudul “Pendidikan Nasional : Strategi dan Tragedi”.  Buku setebal 496 halamanitu diberikan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Mujri, Si Penjaja Koran: Sejak 22 Tahun Tetap Setia Berkeliling di Seririt
Persona

Mujri, Si Penjaja Koran: Sejak 22 Tahun Tetap Setia Berkeliling di Seririt

TERSELIPLAH sosok lelaki bertopi di antara sahut-riuh pedagang dan deru kendaraan di jalanan sekitar Pasar Seririt, Buleleng, Bali, pada satu...

by Komang Puja Savitri
May 19, 2025
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co