Belajar bisa dimana saja. Bekerja di sekolah asing pun adalah sebuah pilihan untuk belajar. Belajar sambil bekerja, kenapa tidak?
Berawal dari melihat kakak tingkat saya yang bekerja di sekolah asing dengan murid-murid dari berbagai negara, gaji yang cukup lumayan, dan pengalaman dan ilmu yang didapatkan, saya pun memutuskan untuk terjun bekerja di sekolah asing. Saya adalah tipikal orang yang suka dengan tantangan, menjalani pengalaman-pengalaman baru dan optimis. Jadilah saya melamar dan diterima di salah satu sekolah asing.
Menjalani pekerjaan yang berbeda sekali dengan waktu kuliah dulu membuat saya tertantang. Mengajar dengan Bahasa Inggris, murid-murid yang berbeda budaya dan negara, dan pergaulan internasional, jejaring, pengetahuan adalah aset yang tidak bisa dinilai dengan uang.
Ketika guru-guru asing sedang mengajar, saya suka sekali memperhatikan bagaimana style dia mengajar. Bagaimana dia mentransfer ilmunya kepada anak-anak, memanajemen kelas agar tujuan pembelajaran tercapai, hingga model-model pembelajaran inovatif yang mereka gunakan.
Semua bernilai dan ilmu ini tidak bisa didapatkan di bangku kuliah keguruan saya.
Detail menuliskan langkah pembelajaran
Ada satu hal yang paling saya cermati ketika guru asing mengajar. Mereka selalu menuliskan di papan langkah-langkah pembelajaran selama satu jam periode mengajar. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebosanan pada murid, membuat mereka lebih semangat dalam belajar, dan tentu kesiapan guru sangat diperlukan dalam hal ini.
Kalau guru tidak siap dengan materi pelajaran, ya siap siap saja kelas akan ribut dan tidak teroganisasi dengan baik. Saya melihat anak-anak anteng belajar dengan pengenalan kegiatan pembelajaran ini. Mereka akan bertanya di awal apabila ada hal yang mereka tidak pahami.
Ritme waktu anak-anak belajar pun bisa diatasi karena anak yang lebih cerdas tahu apa yang dilakukan kemudian, dan guru bisa memberikan bimbingan lebih kepada anak-anak yang belum paham materi pelajaran.
Aktivitas Pembelajaran
Mereka selalu menggunakan lebih dari satu aktivitas pembelajaran. Pembelajaran yang mereka lakukan adalah komprehensif, menyenangkan, dan bermakna. Setiap aktivitas memiliki manfaatnya. Tidak ada yang tidak.
H-Tech and Friendly with Technology
Ketika mereka mengajar mereka selalu menyisipkan teknologi. Dalam artian menggunakan aplikasi-aplikasi seperti readtehory.org (untuk mengukur pemahaman anak dengan bacaan bahasa inggris), storytelling.org (membuat cerita online dengan latar dan gambar yang sudah ada) dan masih banyak lagi. Inilah yang membuka mata saya bahwa teknologi harus digunakan untuk hal yang tepat. Jika tepat makan akan bermanfaat.
Setiap hari saya belajar hal yang baru. Setiap hari saya mengetahui sesuatu bahwa proses pembelajaran di dinding kelas tidak boleh dibatasi. Biarkan saja kreativitas anak-anak menembus batas. Dinding bukan batasan. Iya hanya pembatas antara ruang satu dengan ruang yang lain.
Mari kita belajar dari arti kata wall-less-ness lebih dalam agar kita mengetahui bahwa makna hidup sebenarnya adalah belajar tanpa henti.