22 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Ist

Ist

Pesona Musik Bambu “Manuru” Idamdehe Gamsungi

Pinky Ariani So by Pinky Ariani So
December 10, 2018
in Khas
6
SHARES

Warga desa Idamdehe Gamsungi Kecamatan Jailolo – Kabupaten Halmahera Barat, bersatu menghadirkan hampir seluruh kaum pria, berpartisipasi menyuarakan dengungan Musik Bambu Manuru. Mulai dari berbagai acara di desa hingga tingkat kabupaten, Kelompok Pemain Musik Bambu Manuru ingin mendengungkan ke kancah nasional hingga internasional.

Musik merupakan bahasa universal, karena melalui musik, manusia dapat saling berkomunikasi hingga menyentuh segala lapisan masyarakat bahkan melampaui masa ke masa. Umumnya digunakan untuk mengiringi gerak tarian dalam menyempurnakan keindahan dari suatu tarian.

Musik juga digunakan dalam ritual-ritual adat sebagai simbol keselarasan antara sesama manusia, alam dan penciptanya. Dilengkapi kearifan lokal, alat musik pun dibuat dengan sumber alam yang tersedia. Salah satunya adalah Musik Bambu “Manuru” Idamdehe Gamsungi di Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat yang menggunakan bambu sebagai bahan utama pembuatan alat musik.

Mau tahu lebih lanjut mengenai Musik Bambu Manuru, dipersilahkan untuk menjelajah tulisan di bawah ini.

Sejarah Musik Bambu Manuru

Menurut penuturan Bapak Agus Boky (47 tahun), Ketua Grup Musik Bambu Manuru Desa Idamdehe Gamsungi, musik ini diperkenalkan pertama kali oleh Bapak Manuru ± 120 tahun yang lalu. Bapak Manuru ini sendiri berasal dari daerah Sangir di Sulawesi, dimana beliau datang dan menetap di Desa Idamdehe Gamsungi mengajarkan mengenai musik bambu.

Musik ini diajarkan semata-mata sebagai sebuah sarana hiburan bagi warga. Karena pada umumnya mata pencaharian warga Desa Idamdehe Gamsungi adalah petani terutama petani rempah maka musik ini disuguhkan untuk menghilangkan penat seharian bertani hingga merayakan perjuangan hasil panen rempah. Maka dari sinilah Bapak Manuru mengajarkan Musik Bambu untuk dimainkan oleh warga Desa Idamdehe Gamsungi.

Di sisi lain menurut Bapak Frans May (65 tahun), Ketua Adat Desa Idamdehe Gamsungi bahwa sekitar abad ke -19 musik bambu sudah ada dan dapat hadir karena masuknya injil di Desa Idamdehe Gamsungi. Memang benar musik bambu bukan musik asli di Halmahera Barat. Tetapi bilamana kebudayaan atau kesenian itu sudah berusia diatas 50 tahun, musik itu sudah menjadi bagian dari kesenian budaya asli hingga dapat dikatakan berasal dari Desa Idamdehe Gamsungi.

Menurut cerita warga desa setempat, musik bambu ini pernah hilang dari Desa ini namun karena kepedulian orang-orang tua yang masih mengetahui musik tersebut maka dilestarikan kembali hingga saat ini. Itu sebabnya musik ini dimainkan oleh orang berusia mulai dari 25 tahun hingga 70 tahun, dengan didominasi oleh usia orang-orang tua.

Alat Musik Bambu Manuru

Alat musik yang digunakan pada Musik Bambu Manuru ini terdiri dari 14 alat musik, yaitu: Alat musik Bas, Mi Randah, Sol, Do, Mi, Sol Tinggi, Mi Tinggi, Bas Cabang, Mi Cabang, Sol Cabang, Do Cabang, Tenor, Suling dan Juk. Setiap alat musik dimainkan oleh 3 s/d 5 orang pemain musik.

Dalam pertunjukkan Musik Bambu Manuru, seragam yang dikenakan wajib oleh pemain Musik adalah Tuala Pelangi, yang merupakan ikat kepala adat daerah Maluku Utara. Kelompok ini juga mempunyai kostum yang disesuaikan dengan acara dan tamu yang akan disambut, untuk tamu dari kesultanan mereka menggunakan pakaian adat, untuk acara resmi pemerintahan menggunakan batik, sedangkan untuk kegiatan di gereja mereka menggunakan baju putih.

Cara Memainkan Musik Bambu Manuru

Musik Bambu Manuru dimainkan oleh kelompok berjumlah 70 orang personil dan hanya terdiri dari kaum pria adalah bentuk permainan musik secara ensambel, yakni ada kelompok pemain musik yang bermain bersama secara tetap.

Musik ini ditampilkan pada saat upacara seremonial, penjemputan tamu baik tamu pemerintahan, tamu adat, dan dapat pula dipertunjukkan upacara iringan pengantin sebagai hiburan untuk tamu. Dapat difungsikan pula tampil pada kegiatan gerejawi umat kristiani seperti Ibadah Natal. Seperti halnya grup musik pada umumnya, Musik Bambu Manuru dimainkan sesuai fungsi alatnya masing-masing dan dikombinasikan menjadi satu irama yang pas dan enak didengar.

Untuk alat Musik Bambu Manuru dimainkan dengan cara ditiup dan jari-jemari bergantian buka tutup lubang udara pada alat musik bambu. Hanya ada satu yang dimainkan dengan cara dipetik, yaitu alat musik juk yang terdiri dari 4 senar persis seperti ukulele.

Lagu yang dikumandangkan oleh musik ini, umumnya lagu seperti Mars Idamdehe Gamsungi, lagu Indonesia Raya, lagu nasional lainnya, dan lagu permintaan dari tamu undangan.

Ayo, Perdengarkan ke seluruh dunia!

Dalam melestarikan kesenian tradisional daerah khususnya Musik Bambu Manuru, sebagai ajang promosi menampilkan pertunjukkan musik diluar Desa Idamdehe Gamsungi Kec. Jailolo Kabupaten Halmahera Barat, kelompok musik membutuhkan bantuan dana.

Bantuan Dana ini akan memfasilitasi seluruh pemain Musik Bambu Manuru mencapai ±70 orang dan memerlukan kebutuhan seragam tampil, perawatan alat musik hingga kesiapan menjelang tampil. Namun disamping semua itu, sangat tidak mengecewakan membantu Musik Bambu Manuru tetap eksis ke kancah nasional hingga internasional, karena sungguh mempesona. (T)

Tags: alamBudayamusikSeni
Pinky Ariani So

Pinky Ariani So

Mahasiswi STD Bali

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Direktur Program Minikino Film Week 5 Fransiska Prihadi (Foto: Dok Minikino)
Acara

Minikino Film Week 5: Bali International Short Film Festival, Memperkuat Jaringan Nusantara dan Internasional

Minikino Film Week (MFW)-Bali International Short Film Festival kembali digelar seminggu penuh, 5-12 Oktober 2019 mendatang. Di tahun kelima festival film ...

September 30, 2019
Esai

Televisi, Riwayatmu Dulu

Adalah John Logie Baird si orang Skot itu yang menemukan dasar-dasar televisi di tahun 1926. Hingga 25 tahun kemudian, temuannya ...

September 27, 2019
Foto: Eka Prasetya
Opini

Bandara dan Lumba-Lumba

SEPERTI sebuah siklus, isu bandara internasional di Buleleng mencuat lagi. Isu ini biasanya mencuat setahun menjelang pesta politik. Entah itu ...

February 24, 2018
Eka Yanthi
Esai

Pimpinan Membuat Kami Bisa Berubah

Penulis: Eka Yanthi ________ Perubahan sudah mulai masuk dan merambah sel-sel birokrat. Perlahan tapi pasti mulai nampak ada progres terhadap ...

December 27, 2020
Ilustrasi: Robin
Esai

Taktik “Godel” Hindari Serudukan “Banteng” – Analisa Galau Pilkada Buleleng

PETA politik Buleleng terus bergulir mengikuti hasil teropong BMKG (Balian Meneropong Kandidat Galau) terkini. Kegalauan akan kotak kosong yang mengoyak ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Foto : Dok. Pasemetonan Jegeg Bagus Tabanan
Acara

Lomba Tari Bali dan Lomba Busana | Festival Budaya XI Pasemetonan Jegeg Bagus Tabanan

by tatkala
January 20, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

KEMUNCULAN SERIRIT DALAM PETA BALI UTARA | Kilas Balik Kemunculan Desa-Desa Bulelang Barat

by Sugi Lanus
January 21, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1354) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (309) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In