16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tentang Teater Sekolah – Diskusi Panas Usai Pentas di Parade Teater Canasta 2018

Jong Santiasa PutrabyJong Santiasa Putra
November 4, 2018
inKhas
Tentang Teater Sekolah – Diskusi Panas Usai Pentas di Parade Teater Canasta 2018

Penyair Warih Wisatsana orasi budaya dan membaca puisi dalam Parade Teater Canasta 2018

11
SHARES

JUMAT, 2 November 2018, usai pentas teater dalam Parade Teater Canasta 2018, diskusi memanas ketika Hendra Utay-pembina Teater Sangsaka SMKN 1 Denpasar unjuk pendapat, ia mengatakan Parade Teater Canasta 2018 tidak bertanggung jawab dan mengeksploitasi anak-anak peserta. Mata merah, muka merah, omogannya seperti ngelantur. Utay keberatan adanya diskusi usai pentas seolah hanya untuk memojokkan peserta, berdalih anak-anak binaannya tidak tahu teater dan ini adalah pentas pertama kali mereka.

Kemudian dari pihak Canasta tidak menyiapkan pendampingan terhadap masing-masing peserta, naskahnya pun dipilih oleh pihak Canasta tanpa diskusi bersama. Ia tetap melanjutkan protesnya dengan nada pelan, sesekali menyuruh peserta untuk menjaga ketenangan saat diskusi. Walaupun moderator-Agus Wiratama, dengan nada sopan meminta Hendra Utay berhenti dan memberikan kesempatan pada yang lain.

Saya sendiri pasang badan ketika pernyataan-pernyataan itu dilontarkan.

Memang benar setiap usai kedua pentas, kami berdiskusi dan sharing pendapat. Itu pun dilaksakan oleh beberapa kawan yang tertarik dan masih tetap bertahan. Budaya diskusi usai pentas merupakan analisis kritis penonton apa yang ditontonnya, baik kepada kedua peserta, bisa saling menanyakan kebingungan mereka saat menonton. Bukan sekedar pentas langsung pulang, sehingga tidak adanya gesekan-gesekan kritis, malah yang akan terjadi suatu pengotakan identitas kelompok. Jika demikian guyub tidak akan terjadi.

I Wayan Sumahardika sutradara Teater Kalangan juga menambahkan bahwa ruang diskusi usai pentas ini, merupakan hal luput selama belasan tahun, terutama di Denpasar. Pentas hanya dipandang sebagai ajang kompetisi, mencari juara, dan terbaik. Tanpa pernah mempertanyakan kenapa itu terjadi, jika budaya kompetisi ini dipelihara, polanya sangat berbahaya pada kelompok-kelompok teater sekolah. Setiap teater sekolah hanya mementingkan dirinya sendiri, tanpa tahu menahu bagaimana proses kelompok lain, sebab acuannya bukan kebersamaan, tapi bersaing menjadi nomor 1. Bukan capaian di luar teater yang di perjuangkan. Akhrinya teater sekolah hanya sebagai teater regenerasi. Tidak ada harapan untuk membangun kultur teater secara lebih luas.

Sumahardika menambahkan, setiap kelompok memiliki penonton loyalis sekolahnya masing-masing, tapi mereka hadir hanya untuk menonton teater sekolahnya. Bukan untuk menonton yang lain. Padahal pementasan yang lain memiliki suatu wacana yang bisa di diskusikan bersama. Maka dari itu Parade Teater Canasta hadir sebagai wadah untuk menjawab hal tersebut, bahwa diskusi bukan untuk memojokkan, tapi seberapa jauh kawan-kawan pelaku pentas dapat memahaminya.

“Selama ini kan tidak ada diskusi aktor, paling yang ada hanya ada diskusi pembina, benar nggak?” ucap Sumahardika, sejurus kemudian dijawab iya serempak oleh kawan-kawan diskusi.

Nampaknya hal esensi seperti ini dilupakan oleh Dramawan Hendra Utay, yang mengatakan bahwa dirinya telah membina banyak sekolah di Bali. Seberapa jauh pembinaan yang ia lakukan, itu dapat kita lacak dari bagaimana anak didiknya mencapai suatu pemahaman atas apa yang mereka lakukan di teater. Dan seberapa jauh regenerasi ini berkembang menyikapi dunia teater.

Kemarin malam saya emosi ketika Teater Sangsaka membentuk lingkaran besar usai pentas, hendak melakukan evaluasi. Sementara pertunjukan Teater Enter dari SMA Muhammadyah sedang berlangsung. Apa yang terjadi ini? Bagaimana sikap mereka terhadap pertunjukan lain, sementara ketika mereka pentas semua penonton disuruh diam, saya yang mengarahkan penonton untuk duduk, dapat teguran oleh salah seorang anggotanya. Di mana sikap saling menghargai tersebut?

Bagi saya pribadi yang sempat melatih di beberapa sekolah, inilah tugas pembina teater, selain melatih teater, secara kritis harus mengintervensi dan meluruskan jalan teater sebagai hal yang berguna dalam kehidupan. Tidak habis-habisnya sebelum atau sesudah latihan saya melakukan diskusi, tentang naskah, tentang kehidupan, tentang refrensi pementasan, atau tentang masalah pribadi sekalipun.

Hendra Utay yang dikenal sebagai dewa monolog pada masanya, nampaknya tidak peduli terhadap kondisi-kondisi kultural teater ini. Mengulang masa yang terlewat merupakan kebuntuan psikologis yang harus disikapi secara sadar, jika tidak, bisa dilihat apa yang akan terjadi. Bagaimana guru begitulah muridnya bersikap. Malah lebih jauh ia bercita-cita pada yang muda-muda untuk membangun teater Bali, tanpa individu yang mengibarkan bendera masing-masing.

Saya rasa dramawan tersohor kita satu ini tidak membaca Parade Teater Canasta, sebagai ruang kolektif untuk tumbuh, embrio membangun dikemudian hari. Perlu dicatat selama 7 hari, ada 12 kelompok yang pentas dan 7 sharing session yang kami undang dari lintas multidispliner, tapi ia hanya datang ketika anak didiknya pentas. Bahkan anak didiknya pun tidak hadir mengikuti rangkaian acara. Bagaimana membangun teater Bali, jika demikian?.

Sementara itu hadir pula Jonas Sestakresna, menyampaikan bahwa teater SMA berfungsi sebagai ekstrakulikuler di sekolah, tapi biasanya jadwal latihannya kurang disiplin. Untuk itu fungsi teater di SMA untuk belajar organisasi yang baik, dan displin terhadap segala hal produksi. Sementara teater kampus, semestinya lebih liar dan ada pesan yang ingin disampaikan. Pemahaman dan berfikirnya lebih dari pada adik-adik SMA

“Jika ada kakak pembina, memang harus ada kakak penghina, harus diakui” ujarnya sembari tertawa.

Diskusi selesai, saya menawarkan kopi untuk Hendra Utay dan Mas Jonas. kemudian saya ingat perbincangan ringan dengan Bli Jun, beberapa waktu lalu. Bahwa seniman-seniman yang bersudah-untuk tidak mengatakan tua, belilah skrop bangunan, untuk perlahan membuat liang lahannya sendiri. Saya dan Bli Jun tertawa sembari menyeruput kopi, sementara waktu itu di ruang tengah Canasta, Bli Marlowe Bandem tengah asik berbincang dengan anak anak muda SMA terkait project 1928-nya. (T)

Tags: Parade Teater CanastasekolahTeater
Previous Post

Rindu yang Memeluk Benci – Rekonsiliasi Tragedi Nasional ’65

Next Post

Kota yang Seringkali Disalahpahami…

Jong Santiasa Putra

Jong Santiasa Putra

Pedagang yang suka menikmati konser musik, pementasan teater, dan puisi. Tinggal di Denpasar

Next Post
Kota yang Seringkali Disalahpahami…

Kota yang Seringkali Disalahpahami...

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more

Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

by Suradi Al Karim
May 16, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

Read more

Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

by Mang Tri
May 16, 2025
0
Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

SORE itu beruntung hujan tidak turun seperti hari-hari sebelumnya. Krisna Satya atau yang kerap saya panggil Krisna sedang berada di...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co