DALAM konteks dunia, Utara berarti negara-negara industri maju (Developed Countries). Selatan berarti negara-negara sedang berkembang, untuk tidak mengatakan terbelakang (Underdeveloped Countries).
Berbeda halnya dalam konteks Bali, Utara adalah bagian dari Bali yang belum memeroleh bagian yang layak dari kue pembangunan Bali. Selatan adalah Bali yang sudah memeroleh keberlimpahan dari pembangunan Bali.
Ini perlu disampaikan untuk melanjutkan keluhan seorang rekan jurnalis di Singaraja. Setiap ada acara besar di Nusa Dua rekan jurnalis itu konon selalu mendapat pertanyaan melalui telefon dari rekannya dari luar daerah. Kawan, ada acara internasional di Bali puluhan ribu tamu peserta datang, enak beruntung kamu ya?
Bali itu ada delapan kabupaten dan satu kota. Kalau ada acara di Nusa Dua yang gaungnya sampai seluruh Indonesia dan dunia, orang-orang yang tinggal di Bali Utara belum tentu memeroleh bagian ekonomi seperti yang disangka oleh rekan-rekan dari luar daerah.
Keluhan rekan jurnalis itu mengingatkan pengalaman saya dua puluh lima tahun lalu. Ketika saya studi pascasarjana di sebuah perguruan tinggi yang dikenal sebagai Indonesia mini di Salatiga karena mahasiswanya ada berasal dari seluruh Indonesia dan juga mahasiswa asing, saya juga mendengar persepsi tentang Bali yang kaya, orang-orangnya pintar bahasa Inggris dari rekan-rekan mahasiswa luar Bali.
Mereka, rekan-rekan mahasiswa mendapat kesan itu dari destinasi pariwisata di Bali Selatan yang pernah mereka kunjungi.
Rumah-rumah penduduk di sekitar destinasi pariwisata bagus-bagus.
Orang-orangnya mulai dari anak-anak sampai orang tua pintar bahasa Inggris (yang dilihat para penjaga artshop dan pedagang asongan). Kesan itu mengendap menjadi persepsi tentang Bali.
Itu tentu saja kesan positif tentang Bali yang kaya dan orang-orangnya pintar bahasa Inggris. Saya berusaha keras mempertahankan kesan bahwa orang Bali pintar bahasa Inggris walaupun tidak sepenuhnya berhasil. Tetapi saya betul-betul tidak berdaya mempertahankan kesan bahwa orang Bali kaya.
Bahwa Bali ada Bali Utara dan Bali Selatan adalah realitas geografis, karena dihubungkan oleh rangkaian pegunungan, bahkan juga realitas kultural, karena berbagai riset menunjukkan ada perbedaan kultur antara Bali Utara dan Bali Selatan, itu tidak perlu diubah.
Namun, realitas ekonomi yang berbeda antara Bali Utara dan Bali Selatan perlu diubah. Bukan untuk menunjukkan kebenaran persepsi orang luar tentang Bali yang kaya. Tetapi terutama untuk mewujudkan keadilan sosial. Bahwa Utara, Timur, dan Barat adalah bagian dari Bali yang layak mendapat manfaat dari hasil pembangunan Bali seperti yang sudah diperoleh oleh Selatan.
Perubahan itu tentu harus dilakukan oleh para pemangku kepentingan. Para pengambil kebijakan supaya mendistribusikan pembangunan secara adil terutama melalui kebijakan anggaran. Masyarakat yang masih tertinggal supaya berjuang keras merebut peluang yang ada, sehingga Bali: Utara, Selatan, Timur, Barat bisa maju bersama dalam keberlimpahan. (T)
Singaraja, 07102018