7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ini Beda Ngaben di Cempaga: Hanya Dipuput Balian Desa, Tanpa Bade, Tanpa Bakar

tatkalabytatkala
February 22, 2018
inKhas
Ini Beda Ngaben di Cempaga: Hanya Dipuput Balian Desa, Tanpa Bade, Tanpa Bakar

Banten bangun urip dalam upacara ngaben di Desa Cempaga

37
SHARES

JANGAN bayangkan ngaben yang megah tapi rumit di Desa Cempaga. Bayangkanlah satu rangkaian upacara ngaben dengan jumlah warga tetap melimpah, tapi aura yang muncul adalah kesederhanaan.

Desa Cempaga adalah salah satu desa tua dan masuk dalam deretan desa bali aga di wilayah perbukitan di Kecamatan Banjar, Buleleng. Bulan ini warga desa menggelar upacara ngaben massal, yakni ngaben yang dilakukan secara bersama-sama. Puncak upacaranya Rabu, 21 Februari 2018, diikuti oleh 35sawayang berasal dari 15sanggah dadia(keluarga besar).

Sekali lagi, jangan bayangkan ngaben di Desa Cempaga itu satu rangkaian upacara yang rumit, penuh jadwal, dan menghabiskan banyak energi fisik. Tentu saja, karena prosesi dan perlengkapan upacaranya tidak sama dengan ngaben yang biasa dilakukan di desa-desa lain di Bali. Apanya yang berbeda?

Tanpa Bade

Ngaben di Desa Cempaga tidak menggunakan bade atau bangunan menara tempat sawa (mayat atau simbol mayat) yang menjulang tinggi yang biasa diarak ke setra (tempat pembakaran mayat). Warga di Cempaga hanya menggunakan banten khusus yang disebut banten bangun urip.

Desa Cempaga, Kecamatan Banjar satu dari empat desa yang masuk sebagai Desa Bali Aga di Buleleng. Sebagai Desa Bali Aga, desa di ketinggian ini tetap menjalankan tradisi yang diwariskan para leluhur mereka. Salah satu tradisi itu adalah rangkaian upacara ngaben. Ngaben di Desa Cempaga bisa dibilang unik karena prosesi dan perlengkapan upacara tidak sama dengan ngaben pada umumnya.

Warga Desa Cempaga telah mempercayai kalau ritual ngaben dilakukan tanpa menggunakanbadeyang dibakar di areal kuburan (setra-red). Melainkan, ngaben di desa ini hanya menggunakan saranabanten bangun urip.

Banten ini unik. Warga biasanya mempersiapkan (nanding)banten bangun uriphingga tengah malam sebelum puncak upacara. Banten itu dibuat sebagai simbolsawayang dikubur disetra.

Bangun uripini dibuat dengan bahan nasi putih, olahan daging babi bali (babi hitam) dan perlengkapan lain. Nasi berada pada susunan paling bawah sebagai perwujudan liang kubur. Kemudian di atasnya ditaruh berbagai olahan babi lain, seperti sate dan perlengkapan lain, yang disusun sedemikian rupa.

Setelah jadi,bangun uripini terlihat seperti liang kubur. Banten itu kemudian dijejerkan di atasbaleyang sudah dibangun jauh-jauh hari. Pada setiapbangun uripdiletakkan foto keluarga yang sudah meninggal, yang akan di-aben. Di depan masing-masingbangun uripini ditunggui oleh masing-masing sanak keluarga yang diupacarai, termasuk para pelayat dari keluarga di luar desa.

Made Juwika, warga Desa Cempaga yang menjadi ketua panitia upacara, mengatakan tradisi ngaben dengan saranabangun uripini warisan leluhurnya yang belum terpengaruh oleh perkembangan dan upacara ngaben di daerah lain di Bali.

Kata dia, bangun uripitu simbol sawa yang dikubur di setra. “Setelah ritualmungkah, kemudianrohyang akan diupacarai itu di-linggih-kanlewat simbolbangun uripitu sendiri,” katanya..

Tidak Dipusatkan di Setra

Puncak upacara ngaben di Desa Cempaga tidak dilakukan di arealsetra.Prosesi upacara dipusatkan di balai desa. Pada saat upacara pengutangan pun warga tak menuju ke setra. Pada saat upacara pengutangan itu, warga hanya membuang sarana upakara itu ditelutug(ujung wilayah desa). Jadi, selain tak diadakan di setra, upacara ngaben itu juga diisi dengan pembakaran sawa.

“Keunikan ngaben di desa kami dari banten yang digunakanbangun uripdan semua pelaksanaanya di balai desa ini dan tidak ada kesetraapalagi pembakaran juga tidak ada. Setelah puncak pangebanen ini semua saranabangun uripdan sarana lain dibuang ketelutug,” kata Made Juwika.

Hanya Di-puput Balian Desa

Jika di banyak desa lain di Bali ngaben di-puput oleh sulinggih seperti Pedanda, Mpu, atau Rsi, maka di Desa Cempaga semua proses upacara ngaben hanya diselesaikan oleh balian desa (semacam pemangku desa).

Meskipun berbeda, warga di Desa Cempaga meyakini bahwa proses pengabenan itu bertujuan sama dengan ngaben di tempat lain. Yakni mendoakan agar roh dari keluarga yang sudah meninggal mendapatkan tempat yang baik dan menyatu dengan Tuhan, dan senantiasa memberikankerahayuankepada keluarga atau kerabat yang ditinggalkan.

“Semua dipimpin oleh pemangku desa dan prosesi ini tujuannya hanya satu mendoakan dan mengembalikan roh ke asalnya dan sekaligus memohonkerahayuanbagi anak, cucu, dan kerabat yang ditinggalkan,” kata Made Juwika.

“Menek Pangkonan”

Sebelum puncak upacara ngaben, ada tradisi unik yang memberi kesan ngaben di Cempaga memang luar biasa. Yakni tradisiMenek Pangkonan.

Tradisi Menek Pangkonan dalam upacara ngaben di Desa Cempaga

Menek Pangkonan adalah sejenis jamuan dengan makan bersama yang dilakukan warga dan undangan penting. Jamuan ini punya makna penting sebagai penyaksidari upacara yang digelar di desa itu.

Semua sarana, seperti nasi, olahan daging babi dan lawar, ditempatkan di atas empat bale angsagan yang dijejer. Pada angsagan pangkonanpaling tinggi untuk pemangku,prajurudesa, dan undangan pejabat pemerintahan. Angsagankedua yang lebih rendah (pengesor) untuk pejabat yang lebih rendah,angsaganketiga dan empatuntuk warga biasa.

“Semua ini ada maknanya. Selain memupuk persaudaranan dan persatuan, ini penyaksi dan jamuan atas undangan yang turut mendoakan pelaksanaan pengabenan di desa kami agar lancar,” kata Perbekel Desa Cempaga I Putu Suarja. (T)

Tags: balibali agahindungaben
Previous Post

Rasa Indonesia di Bakmi Nyemek Denpasar

Next Post

Para Pemikir Pariwisata Tingkat Dunia Berkongres di Universitas Gadjah Mada

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Para Pemikir Pariwisata Tingkat Dunia Berkongres di Universitas Gadjah Mada

Para Pemikir Pariwisata Tingkat Dunia Berkongres di Universitas Gadjah Mada

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co