16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sihir Sepakbola dan Fanatisme Mengambang

Heyder AffanbyHeyder Affan
February 2, 2018
inEsai

Youtube

25
SHARES

 

SOROT mata orang-orang itu, kurasakan, tersedot pada kaos warna biru yang kukenakan. Semula aku menganggapnya semacam apresiasi atas atribut yang tertera pada kaosku. Tapi, lama-kelamaan, tatapan itu kurasakan tidak wajar.

Aku akhirnya sadar. Seraya melirik rekan kerjaku, Anton Alifandi, yang ada di sebelahku, saat antri makan siang di kantin milik kantorku (di London), aku bertanya lirih kepadanya, “saya salah kostum ya?”

Saya lupa apa jawaban Anton kala itu. Namun kejadian di atas, yang berlangsung delapan tahun silam, dampaknya kurasakan sampai aku kembali mengunjungi kota London, pada Maret 2008 lalu.

Kaos yang kukenakan itu memang berwarna biru, namun di bagian dada sebelah kanan ada tulisan “Chelsea Football Club” dan di belakangnya tertera tulisan “Zola”…

Rupanya, di sebuah negara yang dikenal masyarakatnya tergila-gila kepada permainan sepakbola, mengenakan kaos beratribut sebuah klub sepakbola (peserta liga utama Inggris) di tempat umum, dalam skala tertentu bisa dikategorikan sebagai sebuah peristiwa sensitif.

“Kalau urusan siapa mendukung klub apa, itu jadi isu sensitif di sini, Fan,” seloroh temanku di London, lima tahun silam.

Ada benarnya juga pendapat temanku itu.

Seperti diketahui, di London, saat itu, sedikitnya ada tiga klub liga utama Inggris, yang bertengger di puncak klasemen.

Selain Chelsea, ada Arsenal dan Tottenham Hotspur. Klub-klub ini, sudah menjadi rahasia umum, punya pendukung yang fanatik. Mereka inilah yang rajin datang ke stadion untuk memberi dukungan kepada klub kesayangannya.

Saya lantas teringat sebuah artikel yang kubaca pada tahun 80-an — saat itu saya sudah tergila-gila pada olahraga ini. Isi artikel itu menyorot tentang sepak-terjang sepakbola di Inggris, berikut kegilaan yang mengiringi para pendukungnya.

Bahkan, demikian isi laporan itu, seorang jurnalis olahraga di kota London mengisi kolom “agama” — pada sebuah dokumen — dengan tulisan “sepakbola”. Saat itu, saat saya masih mengenakan celana pendek, begitu terheran-heran membaca artikel tersebut.

Tapi, pengalamanku di London mengenakan kaos Chelsea, dan kemudian ditatap dengan mata penuh curiga oleh orang-orang di sana, itu tadi, makin membuatku sadar: Inggris memang negeri fanatik sepakbola!

***

“KAU mau kaos Chelsea atau Arsenal?” teman kantorku, sekitar tahun 2002, menawari sebuah pemberian saat dia pulang ke London.

Saya tentu senang luar biasa mendengarnya. Tapi ditanya begitu, aku seperti biasa bilang “terserah kau, apapun aku suka.”

Kawanku itu, Yoko, akhirnya memilih membeli kaos Chelsea, tapi bukan dilatari motivasi fanatisme. “Kebetulan toko yang menjual kaos itu (Chelsea) tak begitu jauh dari rumahku,” jelas Yoko.

Kaos pemberian temanku itu, akhirnya kukenakan, dan awalnya nyaris tanpa fanatisme — saya, misalnya, tak mengetahui semua pemain Chelsea, saat itu.

Tapi, percayalah, aku merawat kaos pemberian itu sepenuh hati, barangkali “karena harganya yang mahal” serta semacam dilatari faktor “gengsi” — di belakang kaos itu tertera Zola, pemain nasional Italia (saat itu) serta ujung tombak The Blues.

Ada semacam kebanggaan pula (dan mudah-mudahan bukan pamer), bisa mengenakan kaos itu kemana-mana. Namun setelah sekian lama mengenakan kaos itu, ada perasaan aneh yang timbul pada diriku — semacam bermantra!

Perasaan ini yang semula cair kemudian mengental, dan menjelma rasa ingin tahu lebih banyak tentang klub Chelsea. Semangat ini tentu tidak berdiri sendiri, seingatku. Penyebabnya, di saat yang sama, klub itu kemudian mendatangkan banyak pemain top, setelah seorang milyuner Rusia (Abramovich) membelinya.

“Banyak bertabur bintang di sana, yang artinya makin membuat saya penasaran untuk selalu menonton mereka bermain,” jawabku, saat seorang teman bertanya, apakah aku pengagum Chelsea.

Tapi, tetap saja tak ada fanatisme di dalam perasaan itu. “Biasa-biasa saja,” kataku lagi.

Namun jujurkah aku? Barangkali fanatisme itu ada, namun takarannya yang berbeda? Menjawab pertanyaan ini, saya biasanya memberikan penjelasan seperti ini: Saya tidak sepenuhnya sedih disaat Chelsea kalah dalam sebuah pertandingan, atau saya bisa menerima alibi seorang kawan yang mengatakan “permainan Chelsea membosankan, lantaran cenderung bertahan”..

***

DI SEBUAH pagi yang bergerimis, dan dingin, pada hari Minggu, 16 Maret 2008 lalu, aku akhirnya mendatangi stadion milik klub Chelsea, Stamford Bridge.

Semula mencoba jalan kaki, namun hanya sampai sekitar stasiun Gloucester Road. Dari sana, aku naik tube ke arah stasiun Fulham Broadway. Berjalan kaki sebentar, akhirnya terlihat stadion yang menurutku “tidak semegah yang kubayangkan semula.”

Gerimis masih mengguyur di sekitar stadion saat jam tanganku menunjuk pukul 10 pagi. Bertemu seorang penggemar Chelsea, yang mengenakan kostim biru, dan sejumlah lelaki. Mereka berteduh di sisi samping stadion yang masih tutup, di dekat toko yang menjual aneka cindera mata terkait klub itu.

Di tembok stadion, ada tertera tulisan yang isinya menjelaskan ada tur jalan-jalan ke dalam stadion. Saya tidak tertarik — lagipula acara itu dibuka tidak setiap hari, dan harus bayar.

(Jadilah saya cuma berjalan-jalan di areal stadion itu. Yang kuingat, ada sejumlah poster pemain top Chelsea — termasuk Zola — dipajang di tembok-tembok luar stadion).

Saya akhirnya meninggalkan stadion, dan tak kurasakan darah adrenalinku naik-turun. Biasa saja…

***

FANATISME pada akhirnya harus luruh pada sikapku yang selalu mengambang. Dan ini tidak hanya bicara klub Chelsea.

Sebagai penggemar sepakbola, dan dibesarkan di kota Malang, wajar saja bila ada yang bertanya “apakah aku penggemar klub Arema, asal kota Malang itu.”

Pertanyaan ini sempat dimunculkan Yusuf Bachtiar, kawanku, yang juga pembuat filem dokumenter tentang suporter sepakbola — dia telah mendokumentasi sepak-terjang suporter Persija Jakarta (dan mendapat penghargaan bergengsi dari sebuah festival di Jerman) serta fanatisme suporter Arema.

Kujawab: Tidak sepenuhnya! “Saat Arema kalah, misalnya, aku tak sepenuhnya meratap,” kataku.

Tapi sejak awal, begitu jawabku menjawab pertanyaan Yusuf, cara pandangku melihat pertandingan sepak bola tak sepenuhnya diwarnai fanatisme.

Saya terkadang datang ke stadion juga, namun tidak ada pemihakan seratus persen.

“Memang ada dag-dig-dug saat tim kita kalah, sementara waktu tinggal 5 menit, misalnya. Tapi tidak lebih dari itu…”

Barangkali, demikian jawabanku, aku lebih tepat disebut sebagai ‘penikmat’ sebuah pertandingan, walaupun kadar pemihakan itu tetap ada — saya justru agak melankoli apabila tim mapan dengan tradisi sepakbolanya yang panjang, kalah dan tersisih.

(Ini pernah kualami ketika Final Piala Eropa 2004, menampilkan laga Portugal V Yunani. Saya akhirnya tak menonton final itu, karena kecewa dengan gaya permainan Yunani yang amat membosankan).

Saya lantas teringat seorang kolumnis Inggris yang selalu mendua saat menonton pertandingan sepakbola yang menghadirkan dua tim dengan tipe menyerang: di satu sisi dia ingin pertandingan itu berjalan terus, namun dia juga ingin pertandingan itu segera berakhir. “Saya mungkin seperti itu,” kataku.

Tentu, aku masih mendukung sebuah kompetisi sepakbola (walau tanpa fanatisme), kendati rusuh antar suporter selalu terulang.

Saya tak memilih sikap ekstrim, misalnya, dengan membubarkan sebuah kompetisi (Ide ‘anti kompetisi’ pernah bergulir sesaat setelah tragedi Heysel, tahun 80-an, yang menewaskan puluhan suporter Juventus dan Liverpool, dalam final Piala Champions).

“Bayangkan, apa jadinya dunia tanpa piala dunia, tanpa final Liga Champions!” (T)

 

Tags: fanatismesepakbola
Previous Post

Julio Saputra# Puisi: Anak-anak Sekolah Minggu, Senja di Dhammadesa

Next Post

Musik “Hung Siwer”, Memainkan Taksu Gembira Anak-anak Bali

Heyder Affan

Heyder Affan

Penyuka jalan-jalan, penikmat sastra, dan gila bola. Tulisannya bisa dilihat secara lengkap di heyderaffan.blogspot.com

Next Post

Musik “Hung Siwer”, Memainkan Taksu Gembira Anak-anak Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co