14 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Cinta Tak Seawet Mawar di Bawah Pusarmu” – Kisah Tukang Tato dan Cewek Kafe

Gede Dedy Arya SandybyGede Dedy Arya Sandy
February 2, 2018
inCerpen
122
SHARES

 

BAGAIMANA jika seniman tato jatuh cinta kepada seorang perempuan yang ditatonya? Ya, biasa-biasa saja. Sama dengan dokter jatuh cinta pada pasiennya, pelukis pada model yang dilukisnya, atau cinta tukang kredit pada nasabahnya.

Tapi seniman tato yang jatuh cinta, lalu pacaran dengan perempuan yang ditatonya, mungkin ceritanya lebih unik. Jika putus cinta, tato yang dibuat si seniman tato akan melekat di tubuh perempuan yang meninggalkannya. Dan, itu membuat si seniman tato akan terkenang-kenang selalu, apalagi lokasi tato itu berada di wilayah sensitif, semisal di bawah pusar, di payudara, atau di bagian vital yang paling vital.

Begitu juga dengan kisah cinta saya. Saya – seniman tato yang kini merana, karena cinta.

Pada suatu hari yang cerah, saya dipanggil seorang perempuan ke sebuah pondokan tempat mukim sejumlah perempuan pekerja kafe. Di daerah saya, perempuan pekerja di kafe (waitress) biasa dipanggil cewek kafe. Saya datang ke pondokan itu, tentu dengan hati berdebar karena melihat sejumlah perempuan baru saja bangun tidur, masih menggunakan pakaian tidur yang transparan dan seksi, padahal hari sudah siang benderang.

Perempuan yang memanggil saya, sebut saja namanya Raysa, minta dibuatkan tato pada leher bagian belakang. Tato bintang. Saya tak tanya apa apa arti bintang bagi dia, saya hanya tukang tato, ya, hanya nato.

Saat nato, tak banyak terjadi obrolan antara saya dan Raysa. Kami diam dengan kesibukan masing masing. Saya sibuk nato, dia sibuk nahan sakit. Satu jam setelah tato bintang di belakang lehernya selesai, dia minta pin BBM, terus saya berikan. Saat itu saya belum merasakan apa-apa, belum jatuh cinta, tapi sudah terbit sedikit angan-angan aneh.

Setelah itu tak banyak terjadi obrolan dalam BBM, paling-paling hanya sebatas like PM saja. Namun tiga harinya kami bertemu secara kebetulan dan kami ngobrol banyak. Dalam obrolan itu dia mulai memuji-muji saya dengan segala kelihaianya dia membuat saya seakan melayang di antara awan, hahahahha…

Selang beberapa hari kami bertemu lagi secara tak sengaja, seakan-akan hal gaib yang membuat kami bertemu secara kebetulan. Obrolan pun makin cair, akrab, dan makin berani. Saat itulah saya merasa ada yang salah ketika secara membabi buta dia menyatakan suka sama saya dan tanpa sempat memberi kesempatan saya untuk bertanya alasan sukanya.

Karena saat itu saya memang berada dalam keadaan tuna asmara, jadi saya terima saja cintanya. Naluri lelaki saya pun bangkit. Kami pacaran. Biasalah, selama pacaran, kadang bertengkar, kadang putus sebentar, kadang nyambung lagi. Begitu selalu.

Di tengah-tengah masa pacaran saya sempat membuat sejumlah gambar tato lagi di bagian tubuhnya. Selain gambar bintang di belakang leher yang saya buat saat pertama kali berkenalan, saya juga menggambar ragam tulisan “love” di punggung. Ada juga gambar pita kecil di jari manis sama pita besar di kakinya. Yang paling terkenang adalah tribal mawar di bawah pusar. Saya ingat sekali bagaimana tergetarnya hati saya saat menorehkan tato mawar di bawah pusar itu.

Tapi masa-masa indah itu hanya berlangsung sekitar enam bulan. Raysa saya ketahui punya gelagat berhubungan asmara dengan salah seorang tamu langganannya di kafe tempat ia bekerja. Saya uring-uringan. Hubungan kami pun jadi buruk.

Dan, begitulah, kami putus. Raysa pergi meninggalkan saya. Saya merana. Benar-benar merana. Meski ia hanya seorang cewek pekerja kafe, namun saya benar-benar jatuh cinta padanya.

Saya adalah korban dalam kisah asmara ini. Tapi saya tetap bangga dengan diri sendiri karena mampu mencintai dengan rasa sabar terhadap cewek pekerja di kafe. Bayangkan. Pekerjaan dia adalah menemani tamu laki-laki setiap malam. Dan, saya tak peduli soal itu. Saya tak pernah marah, meski tingkahnya terhadap tamu kadang membuat hati panas dirajam cemburu.

Ini adalah keprofesionalan saya dalam mencintai seorang perempuan. Meski perempuan itu setiap malam harus bertemu laki-laki lain. Sebab cinta bagi saya bukan sistem barter yang harus mendapat imbalan yang sesuai dari apa yang saya berikan (sok bijak padahal nyesek).

Begitu besar cinta saya kepadanya. Tapi ternyata cinta dia tak seawet tato mawar yang saya buat di bawah pusarnya. Saya mengingat semua: detik demi detik jarum yang saya tusukkan di bawah pusar, dan detik demi detik geliat yang dia pertunjukkan saat menahan sakit. (T)

Singaraja, Juli 2017

*Prosa ini ditulis berdasar kisah nyata

Tags: Cerpenkisah nyata
Previous Post

Juniarta: Gerakan Penyeragaman Kebudayaan Bali Itu Wajah Fundamentalisme

Next Post

Di Pantai Penimbangan: Awas Hoax Buaya Berjemur, Hati-hati Penyu Bertelur

Gede Dedy Arya Sandy

Gede Dedy Arya Sandy

Kerap dijuluki "Orang Gila dari Utara". Pelukis dan seniman tato. Tinggal di desanya di Padangbulia sembali membuka studio melukis sekaligus studio tato. Jika datang ke studionya, ia banyak punya cerita menarik bukan hanya soal tato, tapi juga soal kehidupan

Next Post

Di Pantai Penimbangan: Awas Hoax Buaya Berjemur, Hati-hati Penyu Bertelur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co