ILMU kimia itu sangat luas, sangat dalam, dan sangat misterius untuk dipelajari. Kata ilmuwan kimia, Antoine Lavoisier: “I consider nature a vast chemical laboratory in which all kinds of composition and decompositions are formed”.
Jika diinterpretasikan, dunia ini laboratorium kimia yang sangat luas. Semua reaksi pembentukan dan penguraian dapat terjadi. Reaksi pembentukan dan penguraian dapat terjadi dalam setiap hal. Termasuk juga dalam berhubungan. Hubungan pertemanan dan persahabatan, termasuk hubungan asmara, dan hubungan… he he he.
Pernah mendengar kata chemistry? Ya. Kerap terdengar berbagai pertanyaan dari teman ke teman: “Mengapa kamu bisa jadian dengan dia?” Jawaban yang terdengar: “Sudah cocok, sudah ada chemistry-nya!”
Sebenarnya, kalau kita lihat, chemistry itu sendiri berarti kimia. Jadi, apa ke-kimia-an dalam berhubungan itu?
Kimia itu tentang kestabilan. Hubungan juga sama.
Pernah belajar tentang kimia? Jawabnya pasti pernah, entah itu di SMP atau di SMA. Bahkan kalau ketagihan, sampai pendidikan tinggi pun juga belajar kimia, saya misalnya. Saya ketagihan. Hahahaha
Pada saat belajar kimia, kita akan mempelajari tentang ikatan kimia. Ikatan kimia mengajarkan kita, bahwa untuk bisa mencapai keadaan yang stabil (keadaan gas mulia), kita harus berhubungan atau berikatan. Ikatan ini dapat dibentuk dengan melepaskan atau menerima elektron dan ada pula dengan memasangkan bersama.
Manusia pun juga perlu berhubungan, kan? Pernahkan berpikir, kenapa manusia perlu berhubungan? Ya, karena pada dasarnya manusia itu merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia merasa selalu ada saja bagian dari dirinya yang kurang, yang hanya bisa diisi oleh orang lain. Oleh karena itu, manusia perlu membentuk hubungan.
Hubungan yang dibentuk hendaknya membawa kita ke arah kestabilan. Membawa kita ke arah kemuliaan (seperti konfigurasi gas mulia golongan VIII A).
Hubungan atau ikatan yang dibentuk bisa berdasarkan ikatan ion, di mana seseorang yang kelebihan elektron menyumbangkan ke pihak yang kekurangan elektron. Ini seperti orang kaya yang menyumbangkan kelebihan duitnya kepada orang miskin yang perlu duit. Kalau ikatan ion ini putus, maka elektron yang disumbangkan tidak dapat ditarik kembali. Something that you’ve given away cannot be taken back.
Ikatan juga bisa dibentuk atas perasaan sama-sama kekurangan. Ikatan ini disebut ikatan kovalen. Ikatan ini dibentuk dengan cara memasangkan elektron bersama, digunakan bersama, dan menjadi hak milik bersama.
Hubungan seperti inilah yang sering kita jumpai dalam berpacaran atau hubungan asmara maupun bersuami-istri. Yang menjadi masalah, pada saat hubungan ini putus, maka pasangan elektron yang digunakan bersama ini akan diperebutkan sebagai harta gono-gini. Pihak yang lebih elektronegatif (yang lebih kuat) akan memenangkan pembagian elektron ini.
Jomblo lebih stabil? Itu bisa saja.
Tapi, bagaimana jika hubungan yang dibentuk tidak berhasil? Tidak membawa kestabilan? Hubungan itu memang pada dasarnya untuk mencapai kestabilan. Jika hubungan asmaramu stabil, maka masa-masa pacaran akan jadi asyik. Tapi, kalau dalam hubungan itu tidak membawa kestabilan atau kemuliaan, hubungan tak akan asyik lagi, maka hubungan sebaiknya diakhiri.
Golongan gas mulia pun sama. Mereka dikategorikan gas mulia adalah karena kesukarannya untuk membentuk ikatan dengan unsur lain. Mengapa? Karena mereka sudah stabil tanpa berikatan, alias JOMBLO. Tapi bukan sembarang jomblo. Mereka adalah JoJoBa atau jomblo-jomblo berbahagia.
Jadi, buat siapa pun yang masih sendiri alias jomblo untuk saat ini, jangan takut. Mungkin saja Anda memang tergolong gas mulia. Hahaha. Tenang saja. Bukankah lebih baik lajang daripada jalang?
Yang sejenis akan mudah nge-blend.
Dalam mempelajari kimia, kita akan mengenal istilah “like dissolve like”. Artinya, suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sejenis. Senyawa polar akan dilarutkan oleh yang bersifat polar. Senyawa non polar hanya akan larut pada pelarut non polar.
Dalam pergaulan juga sama. Seseorang akan mudah masuk atau bergaul dengan teman yang sejenis dengannya. (Kecuali jenis kelamin jika yang berteman lalu jadi pacaran). Bukankah tidak pernah ada air melarutkan minyak, bukan? Kalaupun pernah, itu menggunakan jasa orang ketiga yang disebut dengan emulsifier. Tapi kalau pengaruh “mak comblang” ini habis, maka air dan minyak tadi akan terpisah kembali.
Berikatan itu membentuk senyawa, hilangkan keegoisan.
Dulu, pada saat saya mengajar partikel materi, seorang murid pernah bertanya.
“Pak, apa beda atom dengan senyawa?”
Saya jelaskan saja dengan sederhana. Kalau atom itu jomblo, artinya dia berdiri sendiri dan tidak terikat dengan atom lain. Kalau senyawa itu gabungan atau pasangan dari atom-atom yang berbeda jenis.
Kalau kita membahas tentang senyawa, kita akan membahas tentang minimal dua atom berbeda jenis yang saling membentuk ikatan dan menghasilkan zat baru. Zat baru yang dibentuk ini, memiliki perbedaan sifat dari atom atau unsur pembentuknya.
Dalam berhubungan pun juga sama. Di mana kita menghubungkan dua hal berbeda menjadi satu. Rumus kimia dalam berhubungan adalah:
AKU + KAMU = KITA
Ya, sambil gombal sedikit tidak apa-apa, kan?
Senyawa baru yang dihasilkan ini, mempunyai sifat yang berbeda dari sebelumnya. Sifat ke-AKU-an dan ke-KAMU-an sudah seharusnya ditinggalkan. Keegoisan harus dikendalikan supaya senyawa “KITA” yang dibentuk langgeng dan harmonis. (T)