SEBUAH mainan baru kini sedang naik daun. Namanya fidget spinner. Jika di-Bahasa Indonesia-kan nama mainan ini adalah “pemintal gelisah”.
Seperti virus, mainan ini mewabah di kalangan anak-anak. Sebagian besar anak ingin memiliki mainan ini. Biar kekinian katanya. Anak-anak yang tidak punya, tentu merajuk biar dibelikan orang tuanya. Sampai ngambul jika perlu.
Akibatnya, mau tak mau orang tua memenuhi keinginan anaknya. Sering kali dompet orang tua dibuat meringis ketika membelinya. Harga sebuah spinner bisa mencapai Rp 120 ribu. Kebanyakan dijual pada kisaran harga Rp 70 ribu. Meski ada juga yang sebenarnya hanya Rp 20 ribu saja.
Seorang teman bahkan sempat ngerengkeng ketika anaknya minta dibelikan fidget spinner. Dia harus mengeluarkan uang Rp 210 ribu untuk membeli tiga buah mainan itu. Padahal beberapa hari sebelumnya, dia baru selesai melancong ke Jakarta dan mengabaikan mainan itu.
“Menyesal aku nggak beli waktu di Jakarta kemarin. Harganya cuma Rp 30 ribu. Di Buleleng beli Rp 70 ribu satu. Naskleng,” ujarnya.
Mainan ini benar-benar aneh. Bentuknya seperti cakram. Mainnya cukup dipentil-pentil begitu saja supaya mau berputar. Sungguh permainan yang sangat absurd. Nyaris tanpa seni, keindahan, apalagi ketangkasan.
Selama beberapa hari saya melakukan riset kecil-kecilan di YouTube. Berusaha mencari berbagai macam trik bermain fidget spinner. Hasilnya tidak ada yang signifikan.
Trik yang dimainkan hanya memindahkan spinner dari jari tengah, ke jari manis, jari kelingking, balik lagi dipindahkan ke jari tengah. Ada juga trik lain, seperti melemparkan spinner ke udara lalu menangkapnya lagi. Intinya permainannya pun sama, hanya pentil-pentil begitu saja biar berputar.
Ketimbang tutorial trik yang serius, saya justru lebih banyak menemukan parodi tentang fidget spinner. Barangkali mainan ini memang bukan mainan serius. Hanya untuk menghilangkan kebiasaan buruk, supaya tak terbiasa gigit jari.
Jauh lebih kreatif bermain yoyo. Yoyo menuntut sebuah ketangkasan dalam memainkan trik. Begitu banyak trik yang bisa dicoba saat memainkan yoyo. Kalau mau belajar, silahkan tonton YouTube.
Saking banyaknya trik dalam memainkan yoyo, permainan itu dikompetisikan. Tingkat kompetisinya bahkan sudah level dunia. Bukan sekadar kompetisi tarkam.
Yoyo bukan sekadar mengajarkan ketangkasan, namun juga kreatifitas. Yoyo berbahan kayu misalnya. Dengan sedikit kreatifitas tambahan, bisa dipasangi batu api. Ketika menyuntuh aspal, batu api itu bisa memunculkan percikan api. Selain itu harga yoyo – yang terbuat dari kayu – harganya tak sampai buat dompet meringis.
Percayalah, bermain yoyo jauh lebih mengasah saraf sensorik dan saraf motorik pada anak maupun dewasa. Ketimbang bermain fidget spinner yang hanya dipentil-pentil begitu saja biar bisa berputar. Dari pada pentil-pentil fidget spinner lebih asyik pentil-pentil yang lain. Eh! (T)