31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kapan Kolaborasi Seni Bisa Pentas di Panggung Ardha Candra pada Pesta Kesenian Bali?

Eka PrasetyabyEka Prasetya
February 2, 2018
inEsai

Penampilan kolaborasi antara Tambuco, Sanggar Sekar Sakura dan Sanggar Suar Agung di Pesta Kesenian Bali 2016./ Foto: Eka Prasetya

13
SHARES

FANTASTIS! Satu kata itu saja sudah cukup menggambarkan peristiwa yang terjadi pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-38, pada 25 Juni 2016, setahun lalu. Saat itu, pukul 21.00 malam, sebuah peristiwa kolaborasi seni yang aktif nan atraktif tengah berlangsung di Wantilan Taman Budaya Bali. Tiga bangsa dengan dua warna musik yang berbeda, saling mengisi, saling melengkapi, dan saling menghormati.

Malam itu, budaya barat dan budaya timur bertemu. Seni musik tradisi melebur dengan musik modern. Ratusan pasang mata menjadi saksi pertemuan dan kolaborasi musik yang berbeda. Wantilan Taman Budaya Bali penuh sesak oleh pengunjung yang ingin menyaksikan momen bersejarah tersebut.

Malam itu, tiga bangsa berbeda, yakni Indonesia, Jepang, dan Meksiko, berbagi panggung. Gamelan jegog yang mewakili seni tradisi, serta perkusi yang mewakili musik modern, dikolaborasikan. Hasilnya? Fantastis!

Penonton menyaksikannya dengan terpana. Kata-kata barangkali tak cukup menggambarkan betapa magis dan memukaunya peristiwa yang terjadi malam itu. Sungguh tak disangka kesenian tradisi seperti jegog, bisa berkolaborasi dengan musik modern seperti perkusi. Padahal keduanya memiliki laras tembang yang berbeda.

Di Jembrana, jegog menjadi kesenian yang tidak bisa dipisahkan dalam setiap upacara adat dan keagamaan. Dalam hal kesenian, jegog selalu menjadi primadona di Jembrana. Tari-tari kekebyaran pun sebisa mungkin diiringi dengan jegog.

Ketika gamelan jegog ditabuh oleh warga Bali, apalagi warga Jembrana, barangkali itu hal yang biasa bagi. Tentu hal tak bisa saat gamelan jegog ditabuh oleh sekelompok warga negara Jepang. Malam itu penonton hanya bisa melongo ketika melihat puluhan warga negara Jepang yang menghimpun diri dalam Sekaa Jegog Sekar Jepun, menabuh jegog. Mereka lebih atraktif dan lebih energik ketimbang penabuh yang berasal dari Jembrana.

Pementasan makin memukau ketika Tambuco – kuartet pemain perkusi asal Meksiko yang sudah empat kali menjadi nominasi peraih Grammy Awards – melakukan kolaborasi dengan gamelan jegog.

Kuartet Tambuco, tetap memainkan perkusi. Mereka menambah instrumen perkusi modern, dengan instrumen perkusi klasik yakni kendang dan gong. Sementara gamelan jegog ditabuh oleh Sekaa Jegog Sekar Jepun, serta dibantu beberapa penabuh dari Sekaa Jegog Suar Agung Jembrana.

Ketika gamelan jegog berkolaborasi dengan alat perkusi, hal itu menjadi sangat magis. Gamelan jegog harus banyak mengalah. Karena gamelan ini memiliki laras slendro empat nada. Sementara perkusi yang dibawa Tambuco, memiliki laras diantonis dengan tujuh nada. Nada ndaing pada jegog menjadikannya unik, sehingga memudahkan proses kolaborasi.

Tambuco, Sekaa Jegog Suar Agung, dan Sekaa Jegog Sekar Jepun harus bekerja selama delapan bulan, sebelum akhirnya berkolaborasi pada PKB ke-38. Mereka bekerja di Nagoya, Jepang, untuk menciptakan sebuah harmoni nada musik tradisi yang berkolaborasi dengan musik modern. Kecintaan pada musik tradisi di Bali, membuat mereka mengesampingkan ego. Mereka juga tak memikirkan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk melahirkan sebuah karya.

Hampir tak ada cela dalam pementasan malam itu. Satu-satunya kekurangan, barangkali hanya lokasi pementasan. Kolaborasi itu dipentaskan di sudut panggung terbuka, yakni di Wantilan Taman Budaya. Seandainya kolaborasi seni itu dimainkan di Panggung Terbuka Ardha Candra, tentu akan lebih memukau.

Kolaborasi antara musik barat dengan musik timur, barangkali menjadi titik kompromi tertinggi dalam pelaksanaan PKB ke-38. Itu satu-satunya kolaborasi seni tradisi dan modern yang saya temukan, sepanjang tahun 2016 lalu.

Tahun ini, pada PKB ke-39, juga hanya ada satu kolaborasi seni barat dengan timur yang akan dipentaskan. Kelompok teater asal Perancis, Les Grandes Personnes akan berkolaborasi dengan Komunitas Budaya Yasa Putra Sedana yang bermarkas di Desa Melinggih Kelod, Gianyar.

Les Grandes Personnes merupakan sanggar teater boneka yang terbentuk pada tahun 1998 lalu di pinggiran Kota Paris, Perancis. Biasanya mereka memainkan boneka setinggi empat meter, yang bentuknya menyerupai Barong Landung dalam seni tradisi Bali. Boneka itu dimainkan sedemikian rupa dalam sebuah konsep drama.

Kelompok teater ini sering berpartisipasi dalam berbagai festival di Perancis. Mereka juga sering mewakili Perancis dalam berbagai ajang di negara lain. Tahun 2016 lalu, Les Grandes Personnes juga sempat tampil pada ajang PKB.

Sementara Komunitas Budaya Yasa Putra Sedana, dikenal sebagai komunitas budaya yang kerap mencicipi panggung internasional. Kehadiran sanggar ini di Desa Melinggih Kelod, menarik banyak wisatawan untuk datang ke sana.

Komunitas ini dipimpin Dewa Rai Budiasa. Dia pernah menetap di Jerman dan Prancis selama 17 tahun bersama adiknya, Dewa Putra Diasa. Komunitas Budaya Yasa Putra juga pernah meraih penghargaan terbaik dari Committee Internationale of Folklore Festival, ketika melawat ke Perancis pada tahun 2011 lalu.

Les Grandes Personnes dan Komunitas Budaya Yasa Putra Sedana, rencananya mementaskan kolaborasi seni, pada 6 Juli mendatang di Madya Mandala, Taman Budaya Bali. Pementasan ini sangat layak dinanti, karena satu-satunya kolaborasi seni timur-barat yang muncul dalam jadwal.

Kolaborasi seni selalu memberikan warna tersendiri pada ajang PKB. Perpaduan seni budaya barat dengan timur, selalu menampilkan kejutan-kejutan yang memukau. Sayangnya pementasan kolaborasi seni tak pernah mendapat tempat di Panggung Terbuka Ardha Candra.

Selama ini Ardha Candra terkesan eksklusif. Hanya kesenian tertentu saja yang bisa tampil di panggung ini. Kesenian itu adalah gong kebyar, baleganjur, serta Pop Bali. Selebihnya, tidak ada kesenian lain yang pentas di Ardha Candra selama PKB.

Tentu tak ada salahnya menjadwalkan pementasan kolaborasi seni di Panggung Terbuka Ardha Candra. Toh hanya ada satu agenda semacam itu. Tak dipungkiri kolaborasi seni akan memberikan warna baru bagi kesenian di Bali. Kolaborasi seni juga menambah wawasan baru bagi penikmat, pengamat, hingga penggiat seni.

Kolaborasi seni membuat pengunjung penasaran dan berbondong-bondong datang ke PKB. Kolaborasi seni selalu memberikan kejutan-kejutan yang dinanti, tanpa harus menghapus dan mengesampingkan seni tradisi di Bali. Kesan bahwa PKB menjadi suatu rutinitas tahun yang monoton dan membosankan, perlahan bisa dihapus.

Sesekali kolaborasi seni juga perlu mendapat tempat di Panggung Terbuka Ardha Candra. Meski bukan seni kegemaran seperti gong kebyar atau wayang cenkblonk, jerih payah dan kerja keras seniman dalam menciptakan sebuah karya kolaborasi juga perlu dihargai. Jika tak bisa menghargainya dengan angka rupiah, setidaknya berikan ruang di panggung terbuka. Panggung terbuka sudah memiliki magnet dan ruhnya sendiri. Seni apa pun yang ditampilkan di panggung terbuka, pasti akan ditonton ribuan pasang mata.

Semoga pada PKB yang akan datang, kolaborasi seni barat dengan timur bisa mendapat prioritas. Penambahan satu atau dua agenda kolaborasi seni semacam itu di tahun mendatang, tak akan mempengaruhi komposisi 60 persen seni klasik, 20 persen seni kontemporer, 20 persen seni populer, yang selama ini dijaga. Semoga kolaborasi budaya barat dan timur sesekali bisa dipentaskan di Panggung Terbuka. Toh mementaskan satu kolaborasi seni tidak akan membuat panitia dan pemerintah merugi. (T)

Tags: baliPesta Kesenian BaliSeni
Previous Post

“Megandu”, Permainan Tradisional dari Tanah Ole – Catatan Festival ke Uma 2017

Next Post

Air, Tirtha (Patirtan), Toya (Patoyan), & Beji dalam Tradisi Jawa Kuna

Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

Next Post

Air, Tirtha (Patirtan), Toya (Patoyan), & Beji dalam Tradisi Jawa Kuna

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co