13 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Bruce Wayne - Lucius Fox  dalam The Dark Knight/net

Bruce Wayne - Lucius Fox dalam The Dark Knight/net

Hitam-Putih Film Barat dan Evolusi Negeri Kita

Adi Kerta Yasa by Adi Kerta Yasa
February 2, 2018
in Opini
44
SHARES

SEBAGAI salah satu pecinta film, saya sering terkagum-kagum dengan film barat. Bukan hanya karena kecanggihan teknologi dan alur ceritanya, namun juga karena melihat para pemerannya. Apakah karena mereka cantik? Tampan? Ataukah telihat berwibawa? Tentu saja bukan.

Pemeran pada film barat biasanya multi-racial yang mana didominasi oleh pemain kulit putih dan hitam. Tengok saja beberapa tokoh seperti Bruce Wayne – Lucius Fox  dalam The Dark Knight, lalu Steve Roger – Sam Wilson dalam Captain America.

Here is the thing, sadarkah bahwa tokoh utama diperankan oleh aktor kulit putih? Sedangkan wingman (tangan kanan)-nya adalah kulit hitam? Secara teori semiotika, ini menggambarkan bahwa para kaum kulit putih tidak bisa berjuang sendiri tanpa kaum kulit hitam kendatipun kedua ras ini di masa lalu pernah memiliki hubungan yang kelam. Namun, kini mereka bersama-sama membangun negaranya.

Memang hanya sebuah film fiksi, namun paham persatuan yang tekandung di dalamnya terasa sangat kuat. Sebuah paham yang memang sudah selayaknya diberlakukan oleh negara yang sudah merdeka dan mengalami evolusi, seperti Indonesia. Berkenaan dengan 72 tahun merdekanya NKRI, apakah perbedaan sudah mulai ditengok sebagai suatu keindahan? Gerakan-gerakan ekstrimist anti kebinekaan dan pro-persamaan masih terus bergerak dan menggeliat. Pada tahun 1945 – 1965 isu ideologi digunakan sebagai senjata pemecah bangsa, Kini di 2017 kejadian yang serupa mulai mencuat kembali dengan senjata baru, yakni “keyakinan”.

Makna keyakinan sangat luas, bukan hanya sebatas agama, namun juga perasaan. Seorang yang salah merasa yakin bahwa dirinya benar dan itu membuatnya menjadi seorang yang ekstrim. Fenomena ini sedang banyak terjadi di Indonesia yang mana oleh mata dunia disebut sebagai gerakan para “Street-vigilantes”.

“Street-vigilantes” yang dimaksud merupakan mereka yang bergerak atas asas-asas yang mereka anggap benar, merubuhkan apa yang mereka anggap salah meskipun saudara sebangsanya. Perang saudara mulai terjadi, pihak radikal memanfaatkan ini sebagai momentum memecah persatuan. Pola yang persis sama dengan kehancuran kerajaan-kerajaan di Nusantara terdahulu.

Sebut saja salah satu perang yg meruntuhkan kerjaan sebesar Majapahit, Perang Paregreg (saudara) pada 1404 – 1406 SM. Sesuai namanya perang tersebut terjadi antara pihak dari kerajaan majapahit sendiri dikarenakan perbedaan ideologi dan keyakinan mereka pada masa itu.

Finally, apa yang terjadi saat ini di negara kita sudah pernah terjadi sebelumnya. Perbedaan dipandang sebagai suatu hal yang harus diperangi. Ketika Negara lain membahas pembangunan infrastruktur baru, mengapa kita justru meributkan ideology yang telah disepakati 7 dekade silam? Haruskah sejarah kelam terulang kembali? Apakah setelah 72 tahun merdeka dari penjajahan dan 19 tahun lepas dari orde baru NKRI harus kembali menanggung pedih?

Dan apakah, evolusi negara ini berjalan mundur? Mari bersama kita renungkan. (T)

Tags: demokrasifilmIndonesia
Adi Kerta Yasa

Adi Kerta Yasa

Bernama lengkap I Gede Made Adi Kerta Yasa. Pemuda kelahiran Tabanan, Bali. Memiliki passion dalam bidang pendidikan (TESOL dan Perkembangan anak), charity, dan entrepreneur (founder of Bimbingan belajar Prima AksaraTabanan). Seorang yang menekuni street magic.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Kapal Roro Nusa Jaya Abadi di Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida. Sumber foto: Wak laba
Opini

Nusa Penida, Kecamatan Rasa Kepulauan – Istimewakah?

Selain Nusa Penida (NP), rasanya tidak ada lagi distrik (kecamatan) yang berbentuk kepulauan di Provinsi Bali. NP merupakan satu-satunya kecamatan ...

June 12, 2020
Foto: Mursal Buyung
Opini

Tahun Baru 2017: Kurangi Resolusi, Perbanyak Refleksi

TAHUN baru 2017 tinggal mengitung jam. Entah apa yang spesial pada pergantian tahun kali ini, mengingat rasanya sama saja pergantian ...

February 2, 2018
Sugi Lanus
Esai

Sang Jiwa & Suara Aksara –Penjelasan Singkat Upakara Ngeringkes dan Ragam Kajang

– Catatan Harian Sugi Lanus, 17 Mei 2019. . Alkisah, Sang Jiwa diperintahkan Sang Hyang Titah pencipta dan pengatur semesta ...

May 17, 2019
Umberto Eco
Esai

Baca Lontar Bersama Umberto Eco

---Catatan Harian Sugi Lanus 25 Februari 2021 Ada masa di waktu saya kuliah bergaul dengan orang-orang yang suka pamer bacaan. ...

February 25, 2021
Stiker dinding
Esai

Cerita Tentang Bintang: Memahami Pedagogi sebagai Konsep Kritis, Berpihak, dan Kontekstual

Sebagai seorang pendidik, apakah kita memahami pedagogi sebagai konsep yang netral, obyektif, dan universal? Selain itu, apakah kita memahami pedagogi ...

April 8, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In