15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Krayon Hijau Capek Mewarnai Tumbuhan – Dongeng Pendidikan tentang Warna

Wayan PurnebyWayan Purne
February 2, 2018
inEsai

Ilustrasi: Putik Padi

8
SHARES

KRAYON Hijau marah-marah sendiri. Ia kesal harus sendirian mewarnai tumbuh-tumbuhan. Apalagi ketika Matahari menyapanya dan menanyakan sesuatu yang tidak ia ketahui, Krayon Hijau semakin kesal.

“Mengapa daun harus diwarnai hijau? Mengapa tidak warna yang lain saja? Aku sungguh capek melakukan semua ini. Aku tidak sanggup lagi melakukan pekerjaan ini sendiri. Mengapa harus aku yang melakukan ini?” keluh Krayon Hijau.

Krayon Hijau hanya bisa menangis tersedu-sedu sendirian. Ia menangis sekencang-kencangnya. Ia tidak peduli lagi walaupun ada yang mendengar tangisannya.

“Siapa itu menangis keras?” ucap Krayon Kuning heran di suatu tempat.

“Tak tahu.Mungkin itu perasaan kita aja,” jawab Krayon Orange.

“Aku yakin dengar suara tangisan,” kata Krayon Kuning semakin penasaran.

“Ayo kita cari tahu siapa yang menangis.” ucap Krayon Orange.

Mereka pun pergi mendekati sumber tangisan itu. Dan mereka melihat Krayon Hijau sedang menangis di bawah pepohonan.

“Krayon Hijau, mengapa kamu menangis begitu kerasnya? Apa yang terjadi denganmu?” tanya Krayon Kuning.

“Sampai kapan aku harus mewarnai tumbuh-tumbuhan ini? Sedangkan, Krayon lain tidak ada yang bisa membantuku,” jawab Krayon Hijau yang mulai berhenti menangis.

Melihat keadaa Krayon Hijau, Krayon Kuning dan Krayon Orange menjadi kasihan.Mereka berencana membantu Krayon Hijau.

“Sudah Krayon Hijau, tak perlu bersedih lagi. Aku dan Krayon Orange akan membantumu mewarnai tumbuh-tumbuhan ini. Benar kan Krayon Orange?” hibur Krayon Kuning.

“Ya, benar, Krayon Hijau. Tak usah bersedih lagi,” kata Krayon Orange.

“Emang kalian berdua bisa mewarnai semua tumbuhan ini dengan warna hijau? Bukannya kalian berwana kuning dan orange? Mana mungkin bisa mewarnai hijau?” tanya Krayon Hijau yang masih ragu.

“Kami pasti bisa mewarnai semua tumbuhan ini dengan warna hijau. Dulu, ketika kami mewarnai matahari bersama-sama, matahari berubah warna hijau. Benar kan Krayon Orange?” jawab Krayon Kuning penuh keyakinan.

“Ya, benar itu, Krayon Hijau,” celetuk Krayon Orange.

“Kalau memang itu benar, mari kita warnai lagi tumbuh-tumbuhan ini,” ucap Krayon Hijau yang mulai percaya akan mendapatkan bantuan.

Krayon Kuning dan Krayon Orange mulai bersamaan merwarnai daun-daun tumbuhan.Mereka bersemangat menggosok-gosok dedaunan.

“Berhenti dulu mewarnai daun itu!” teriak Krayon Hijau. Krayon Kuning dan Krayon Orange sontak kaget mendengar teriakan Krayon Hijau.

“Ada apa Kroyon Hijau? Mengapa kamu berteriak begitu?” tanya Krayon Kuning bingung.

“Coba lihat daunnya? Warnanya tidak hijau. Warnanya tetap seperti kalian yang berwarna kuning dan orange,” jelas Krayon Hijau mulai kesal.

Krayon Kuning dan Krayon Orange melihat hasil warnanya. Mereka kaget dengan apa yang dilihatnya. “Mengapa bisa begini, Krayon Orange, daunnya tidak berwarna hijau?” kata Krayon Kuning heran.

“Ya, Krayon Kuning. Ini kok tidak seperti saat mewarnai matahari? Sudah jelas kita lihat saat bersama mewarnainya, Matahari berwarna hijau,” jawab Krayon Orange.

“Hai, kalian malah sibuk berbisik-bisik. Lebih baik kalian pergi saja! Kalian sama saja tidak bisa membantuku,” ucap Krayon Hijau marah.

“Maaf Krayon Hijau, aku tidak menyangka akan seperti ini,” ucap Krayon Kuning merasa bersalah.

“Cepat pergi, tinggalkan aku sendiri! Biarkan aku sendiri menyelesaikannya walaupun badanku semakin pendek dan kurus,” ucap Krayon Hijau, suaranya meninggi. Mereka mulai melangkah pergi.

“Gedebukkkkkkk!” Terdengar suara keras. Ternyata itu Krayon Biru jatuh menimpa Krayon Kuning.

“Aduhhhh, sakit, apa yang kamu lakukan, Krayon Biru? Darimana kamu datang? Tiba-tiba menimpaku,” protes Krayon Kuning menahan rasa sakit.

“Maaf, aku jatuh dari langit. Aku lagi kesal. Aku harus lama bergelantungan mewarnai langit,” ucap Krayon Biru yang juga menahan rasa sakit.

“Oh, begitu. Rupanya kamu kesal seperti si Krayon Hijau itu,” ucap Krayon Kuning.

“Jangan-jangan ketika kita sedang mewarnai Matahari, Krayo Biru juga sedang mewarnai langit. Kemudian, tidak sengaja warna kita bercampur dengan warna Krayon Biru. Karena itulah, Matahari berwarna Hijau, tetapi ia takut dengan warna hijau,” kata Krayon Orange.

“Ah, mana mungkin itu bisa terjadi, Krayon Orange?” kata Krayon Kuning tak percaya.

“Bisa saja itu terjadi. Aku juga sering mewarnai langit dekat Matahari sampai sebagian tubuhku meleleh,” ucap Krayon Biru asal jawab saja.

“Tu kan, benar kata Krayon Biru,” celetuk Krayon Orange senang.

Krayon Hijau datang.

“Apa yang kalian lakukan di sini? Mengapa kalian belum pergi?” teriak Krayon Hijau mendekati Krayon Kuning dan Krayon Orange.

“Tu tu tu tunggu dulu, Krayon Hijau,” ucap Krayon Kuning takut akan kemarahan Krayon Hijau.

“Ini lagi, ngapain Krayon Biru di sini? Mau ngacau juga seperti mereka berdua?” kata Krayon Hijau marah.

“Aku juga mau pergi. Aku hanya kebetulan jatuh aja di sini,” jawab Krayon Biru.

“Tunggu, Krayon Biru! Coba satukan warna kita! Siapa tahu warnanya bisa berubah menjadi warna hijau seperti perkataan Krayon Orange,” pinta Krayon Kuning menghentikan langkah Krayon Biru.

“Haaaaaaaa, apa, kalian mau buat warna hijau? Mana mungkin bisa, aku tak percaya lagi. Terserahlah,” ucap Krayon Hijau kesal tak percaya. Krayon Hijau pergi meninggalkan mereka bertiga. Walaupun dengan perasaan marah dan kesal, Krayon Hijau ingin menyelesaikan pekerjaannya.

“Hem, Krayon Hijau aja tidak percaya dengan perkataanmu, Krayon Kuning. Ngapain, aku susah-susah mau melakukan itu,” tolak Krayon Biru.

“Aku mohon lakukan itu, Krayon Biru! Agar aku bisa melihat kebenarannya,” pinta Krayon Orange.

“Ya, aku mau melakukannya. Daripada kalian bersedih terus, lebih baik kita buktikan sekarang,” kata Krayon Biru menyanggupi. Mendengar kesediaan Krayon Biru, Krayon Kuning dan Krayon Orange sangat senang.

“Aku dulu yang mencoba dengan Krayon Biru,” pinta Krayon Kuning.

“Ya, Krayong Kuning,” jawab Krayon Orange.

Krayon Kuning dan Krayon Biru pun menyatukan warnanya. Kumudian, terjadilah warna hijau. Krayon Orange sangat bahagia melihat kebenaran itu.“Benar kan, kamu dan Krayon Biru bisa menciptakan warna hijau,” ucap Krayon Orange.

“Oh, benar juga.Berarti sekarang kita bisa membantu Krayon Hijau memwarnai tumbuhan. Bagaimana Krayon Biru, mau nggak kamu bantu kita menyelesaikan pekerjakaan Krayon Hijau?” ucap Krayon Kuning.

“Ya, aku mau membantunya. Daripada melihat Krayon Hijau terus menerus marah-marah, kasian dia,” kata Krayon Biru. Mereka mendekati si Krayon Hijau.

“Oh, kalian masih di sini? Mengapa kalian belum pergi? Aku sudah capek ini!” ucap Krayon Hijau masil kesal.

“Tenang dulu, Krayon Hijau! Aku juga sedang kesal sepertimu. Aku juga lelah mewarnai langit. Bahkan, ketika mewarnai lautan, warnaku hanya kelihatan dari jauh. Tetapi, kalau lautan didekati, warna biruku hilang tidak kelihatan,” kata Krayon Biru menceritakan nasibnya.

“Lalu, kalian mau apa lagi?” tanya Krayon Hijau.

“Kami akan bantu mewarnai tumbuhan ini,” ucap Krayon Orange. Sedangkan, tanpa pengetahuan Krayon Hijau, Krayon Kuning dan Krayon Biru sudah mulai mewarnai tumbuhan.

“Emang bisa?” tanya Krayon Hijau tak percaya.

“Itu lihat, Krayon Kuning dan Krayon Biru sedang mewarnai tumbuhan,” jawab Krayon Orange.

“Wah, Krayon Kuning dan Krayon Biru bisa membuat warna hijau. Sekarang aku punya teman untuk tumbuh-tumbuhan ini,” kata Krayon Hijau tak percaya dengan yang dilihatnya.

Krayon Biru, Krayon Kuning, dan Krayon Hijau pun mewarnai tumbuh-tumbuhan itu. Krayon Hijau sudah melupakan kemarahan dan kesedihannya.

“Aku harus lakukan apa ini? Aku tidak bisa memberi warna hijau,” tanya Krayon Orange bingung harus melakukan apa.

“Kamu warnai aja daun-daun yang mau rontok sebagai tanda daun tumbuhan itu sudah mati,” jawab Matahari mengagetkan Krayon Orange.

“Apa yang kamu katakan, Matahari? Bukannya kamu tahut sama Krayon Hijau?” tanya Krayon Orange heran.

“Aku tidak takut lagi. Aku ke sini mau memberikan hadiah persahabatan kepada Krayon Hijau,” kata Matahari.

“Oh, begitu. Ya sudah, Krayon Hijau bersama Krayon Kuning dan Krayon Biru sedang mewarnai tumbuhan.Aku mau mewarnai daun tumbuhan yang akan mati seperti saranmu,” ucap Krayon Orange.

Matahari menemui Krayon Hijau. Ternyata, Krayon Hijau tidak lagi marah dengan Matahari. Ketika bertemu dengan Krayon Hijau, Matahari memberikan anugerah kepada Krayon Hijau. Anugerah itu ialah Krayon Hijau memiliki kekuatan spesial. Ketika Krayon Hijau mewarnai daun-daun tumbuhan, warna hijau daun bisa memasak pada saat tersinari cahaya matahari. Tumbuhan pun akan bisa berbunga dan menghasilkan buah.

Mendapat anugerah itu dari Matahari, Krayon Hijau tidak pernah lagi mengeluh. Apa lagi, Krayon Hijau selalu ditemani oleh Krayon Biru, Krayon Kuning, dan Krayon Orange. (T)

Tags: alamdongengflorapendidikan usia dini
Previous Post

Pertanyaan Polos Pekak Renes: Pariwisata Merawat Bali atau Menikam Bali?

Next Post

Masa Depan Menunggumu, Ketut! – Berjalan 2 Jam ke Sekolah Lintasi Hutan itu Soal Kecil

Wayan Purne

Wayan Purne

Lulusan Undiksha Singaraja. Suka membaca. Kini tinggal di sebuah desa di kawasan Buleleng timur menjadi pendidik di sebuah sekolah yang tak konvensional.

Next Post

Masa Depan Menunggumu, Ketut! - Berjalan 2 Jam ke Sekolah Lintasi Hutan itu Soal Kecil

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co