4 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Juru Kunci yang Selalu Dikenang – Tentang Bali United, Mbah Maridjan, hingga Wajeeh

Kambali ZutasbyKambali Zutas
February 2, 2018
inEsai

Foto: YouTube/Bali United TV

11
SHARES

JURU kunci, status yang kini disandang Bali United (BU) pada kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1. Dua kali menelan kekalahan sudah cukup membenamkan skuat berjuluk Serdadu Tridatu ini di dasar atau di urutan ke-18 klasemen sementara dengan mengemas 0 poin, memasukkan 1 gol dan kemasukan 4 gol atau minus 3 gol.

Dua kekalahan cukup menyakitkan bagi tim asuhan Hans-Peter Schaller. Laga melawan Madura United pada tandang perdana di Pamekasan, Bali United kalah dengan skor akhir 2-0 pada Minggu (16/04/2017). Laga kedua di kandang saat menjamu Persipura Jayapura, lagi-lagi BU kalah dengan skor 1-2 pada Minggu (23/04/2017).

Niat memberikan hasil terbaik bagi Semeton Dewata (sebutan suporter BU) yang memadati Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyardibalas dengan ejekan. Kekalahan adalah hasil yang menyakitkan, sebuah “aib”, apalagi di kandang.

Baiklah. Penampilan pemain BU saat meladeni Persipura jelas kalah ngotot ketika melawan Persib Bandung. Ini beda dengan sebelumnya. Padahal pertandingannya bertajuk uji coba,namun pemain BU mampu mengguncang seisi Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung karena di luar prediksi mampu mengalahkan Persib dengan skor akhir 1-2 untuk BU.

Sementara itu, pada pertandingan perdana Go-Jek Traveloka Liga 1 di Stadion Dipta yang seharusnya sudah panas sejak menit awal justru berbalik menjadi petaka. Pada saat pertandingan baru berjalan 3 menit, gawang BU yang dijaga Kadek Wardana jebol lebih dulu melalui sontekan Marinus Mariyanto yang lolos dari jebakan offside. Permainan umpan dengan akurasi tinggi ala Mutiara Hitam Persipura mampu merepotkan barisan belakang BU.

Gol lawan melecut semangat para pemain BU. Beberapa peluang di depan gawang Persipura belum bisa dikonversikan menjadi gol penyeimbang. Striker anyar BU Sylvano Comvalius belum mampu mencetak gol.

Nah, gol yang dinanti publik tuan rumah akhirnya tiba. Tepatnya pada menit ke-31, Comvalius menceploskan bola ke gawang Persipura yang dijaga Yoo Jae Hoon (pernah berseragam BU Pusam). Berawal dari penyerang sayap BU Yabes Roni yang mampu mencuri bola dan diumpan Comvalius yang berada di depan gawang. Skor pun berubah imbang 1-1.

Bunuh diri

Gol penyeimbang melecutkan semangat para pemain BU. Mereka kemudian melakukan serangan demi serangan. Namun petaka justru menghampiri tuan rumah. Di menit ke-42 bek tengah BU, Abdul Rahman yang hendak memotong umpan pemain Persipura justru bola meluncur deras ke gawang Kadek Wardana. Kedudukan berubah 1-2 untuk Persipura yang bertahan hingga babak pertama selesai.

Pada babak kedua, para pemain BU mencoba menyamakan kedudukan. BU bermain dominan dan sukses memperoleh peluang. Namun belum sukses menghasilkan gol. Begitu juga dengan Persipura juga tidak kalah dan memiliki peluang menambah keunggulan. Pada menit ke-68 misalnya, Yustinus Pae melakukan tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti. Beruntung bola membentur mistar gawang Kadek Wardana.

Peluang terbaik Persipura datang ketika Addison Alves mampu melewati Abdur Rahman. Praktis tinggal berhadap-hadapan dengan Kadek, bola ditendang lob melewati Kadek. Namun dengan sergapan cepat, melompat, tangan Kadek mampu membuang bola, sehingga tidak menjebol gawangnya. Babak kedua selesai dengan kedudukan tetap 1-2.

Gol bunuh diri pasti disesali dan menyakitkan. Apalagi tim yang dibela kalah. Dan itu diakui pelatih kepala Bali United, Hans-Peter Schaller, usai pertandingan.

Cerita gol bunuh diri hampir menghiasi jagat sepak bola. Jamie Carragher misalnya, selama 17 membela Liverpool, ia telah mengemas 14 gol dan hanya 4 gol yang bersarang ke gawang lawan, sisanya berstatus gol bunuh diri. Hampir semua bintang lapangan hijau pernah melakukan gol bunuh diri. Bahkan pemain megabintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo pernah melakukan gol bunuh diri.

Belum lagi cerita menyakitkan gol bunuh diri yang dilakukan bek Alaves, Delfi Geli, pada final piala UEFA 2001. Pada waktu itu, Alaves dan Liverpool sama-kuatnya 4-4 pada 90 waktu normal. Petaka itu terjadi pada menit 177 atau hanya 3 menit menjelang masa adu penalti. Bermaksud menghalau bola, namun sundulan Geli malah masuk ke gawangnya sendiri. Lebih menyesakkan lagi, karena waktu itu sistem golden goal, maka Alaves tidak mendapatkan kesempatan membalas, dan skor akhir 4-5.

Kisah gol bunuh diri dalam sepak bola paling tragis adalah apa yang dialami bek Kolombia, Andres Escobar, pada ajang Piala Dunia 1994. Escobar yang berusaha memotong laju bola umpan silang yang dilepaskan pemain Amerika Serikat (AS) justru masuk ke gawangnya sendiri. Pertandingan yang berakhir dengan skor 2-1 untuk AS itu berbuntut panjang. Meski menang pada pertandingan terakhir melawan Swiss, namun Kolombia tidak lolos ke fase berikutnya.

Lebih dari itu berita mengejutkan, 10 hari setelah pertandingan tersebut, Escobar ditemukan tewas di luar sebuah bar di kota kelahirannya, Medelin dengan 12 butir peluru bersarang di tubuhnya. Belakangan diketahui penembak Escobar bagian dari sindikat judi yang yakin Kolombia lolos ke babak kedua.Namun hasilnya, Kolombia berstatus juru kunci.

Juru Kunci

Status juru kunci Bali United akan selalu dikenang dan tidak mudah dilupakan oleh para suporter. Prestasi dan prestise yang layak disematkan dalam sepak bola menjadi ukuran. Bagaimana mungkin stadion bergemuruh, kalau prestasi tim tidak pernah menang di tandang apalagi kandang. Atau sorak-sorai pendukung, berjingkrak di sepanjang pertandingan jika ternyata tim tersungkur kalah di depan mata suporter tuan rumah. Maka tidak mengherankan jika ada suara, teriakan dari tribun suporter mengejek tim kesayangan karena pemain memang bermain jelek. Juru kunci adalah tempat paling dasar di klasemen.

Di luar sepak bola, frasa juru kunci sudah dikenal lebih dulu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juru kunci dijelaskan peserta pertandingan atau kompetisi yang menempati nomor terakhir. Dalam entri KBBI, kuncen diartikan “juru kunci”. Frasa ini diadopsi dari Baoesastra Djawa WJS Poerwadaminta, “djoeroe kontji-wong sing pinatah ngrekso pakoeboeran oetawa papan sing keramat” yang berarti penjaga dan pengurus makam atau tempat keramat, makam, dan sebagainya.

Jika dirunut lebih jauh lagi, dalam wikipedia.org misalnya, juru kunci merupakan penjaga tempat-tempat keramat di pulau Jawa. Jika makam kerajaan (di Yogyakarta atau Surakarta) juru kunci diberi nama, status, dan gelar.

Juru kunci lazim ada di makam raja-raja Surakarta dan Yogyakarta. Misalnya di Imogiri terdapat dua juru kunci yaitu juru kunci Surakarta dan Yogyakarta. Juru kunci seperti jabatan budaya yang biasanya tidak memiliki gaji atau pembayaran apapun, tetapi mereka memiliki kedudukan penting dan terhormat di kalangan masyarakat adat.

Nama juru kunci yang menjadi catatan sejarah dan akan selalu dikenang satu di antaranya Mbah Maridjan atau Raden Ngabehi Surakso Hargo. Almarhum kakek 83 tahun dengan nama asli Mas Penewu Surakso Hargo ini adalah tokoh juru kunci gunung Merapi. Mbah Maridjan menjadi rujukan setiap gunung Merapi akan meletus, warga selalu menunggu komando darinya untuk mengungsi.

Mbah Maridjan bukan hanya juru kunci namun teladan, sosok yang amanah menjalankan dan melaksanakan tugas dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Ia diangkat menjadi juru kunci sejak tahun 1982 silam. Selain itu, ia seorang pemberani dan hal itu telah dikenal masyarakat. Sejak kejadian Gunung Merapi akan meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Mbah Maridjan juga pernah menjadi bintang iklan produk minuman energi.

Mbah Maridjan meninggal dunia saat menjalankan tugas pada 26 Oktober 2010 silam. Waktu itu, gunung Merapi kembali meletus disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer. Gulungan awan panas meluncur melewati kawasan tempat Mbah Maridjan bermukim. Dan Mbah Maridjan pun meninggal saat bertugas. Atas semua itu, Mbah Maridjan diberikan penghargaan Anugerah Budaya 2011 dari Pemerintahan Provinsi DIY, kategori pelestari adat dan tradisi.

Ada satu nama juru kunci lagi yang melegenda. Dalam tulisan yang dilansir bintang.com, ada juru kunci yang terbilang legenderis secara historis. Juru kunci gereja “The Holly Sepulchre” di Kota Tua Yerusalem. Gereja yang diyakini menjadi tempat disalib, dimakamkan, dan kebangkitan Yesus.

Gereja tersebut dimiliki enam golongan Kristen, yaitu Ortodoks Yunani, Ortodoks Armenia, Katholik, Ortodoks Siria, Ortodoks Koptik Aleksandria-Mesir, dan Ortodoks Ethiopia Tewahedo. Dalam artikel tersebut disebutkan keenam golongan itu tidak akur, bahkan urusan pembersihan gereja mereka selalu memulai dengan pertengkaran.

Kekhawatiran pertengkaran itu semakin memuncak, maka diputuskan kunci gereja atau juru kunci dipegang keluarga Muslim. Sudah selama 1.300 tahun keluarga Muslim yang menjadi juru kunci adalah keluarga Nusseibeh. Sekarang ini, juru kunci bernama Wajeeh Nusseibeh. Ia bertugas mengunci gereja sebelum matahari terbenam dan membuka sebelum fajar.

Status juru kunci tak selamanya menjadi aib namun justru sebagai jabatan sosial yang dihormati masyarakat. Semangat juru kunci menjalankan tugas terlihat dari kegigihan, kesabaran, dan rela berkorban dalam menjalankan tugas.

Namun dalam dunia sepak bola, juru kunci memang harus segera dihindari jika tim tidak ingin terdegradasi pada musim berikutnya. Minimal menjaga kewibawaan klub, pemain, suporter, dan daerah yang ditempati klub.Cukup berat bergeser dari dasar klasemen.

Harapan untuk Bali United

Lalu bagaimana dengan status Bali United? Harapan beranjak dari juru kunci sangat terbuka lebar. Harapan dan cita-cita ada, karena kompetisi baru berjalan dua pekan. Syaratnya menang pada laga kesempatan ketiga pada Minggu (30/04/2017).

Namun pada laga pekan ketiga itu, jelas bukan pekerjaan gampang. Apalagi, lawan yang bakal dihadapi tuan rumah Laskar Joko Tingkir Persela Lamongan. Namun semangat dan rasa optimisme selalu ada dalam benak pemain Bali United. “Jeg puputan” dan “menolak menyerah” selalu membangkitkan gairah bermain Irfan Bachdim dan kawan-kawan.

Harapannya BU menang dan mendapatkan poin. Kemenangan demi kemenangan ditunggu Semeton Dewata bukan sekadar permainan bagus, tetapi hasil akhir kalah. Baiklah kita tunggu perubahan apa yang akan dilakukan Hans-Peter.

Sebab, jika tak berubah, jika Bali United menjadi juru kunci dalam waktu yang panjang, apalagi sampai akhir liga, tentu saja tim kebanggaan ini akan dikenang juga seperti Mbah Maridjan. Hanya, bedanya, Bali United akan dikenang sebagai juru kunci dengan rasa yang amat pahit. Semoga tidak. (T)

Tags: bali unitedGo-Jek Traveloka Liga 1Indonesiasepakbola
Previous Post

Tak Hanya dengan Mata – Pengantar Buku Bianglala, Cerpen Anak-anak Muda Berkebutuhan Khusus

Next Post

Cerita Konyol Tentang Kunci, Tukang Kunci, dan Nasib Sial

Kambali Zutas

Kambali Zutas

Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, kini tinggal di Denpasar, Bali. Kesibukan sehari-hari selain jurnalis, juga menulis esai, puisi, dan cerpen. Berkecimpung di organisasi profesi sebagai Anggota Bidang Etika dan Profesionalisme AJI Kota Denpasar.

Next Post

Cerita Konyol Tentang Kunci, Tukang Kunci, dan Nasib Sial

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025

LANGIT Ubud pagi itu belum sepenuhnya cerah, tapi semangat Rikha sudah menyala sejak fajar. Di tengah aroma rempah yang menyeruak...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co