6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Isu Sektarian Bisa Menular ke Pilgub Bali, “Wangsa” dan “Soroh” Bisa jadi Jualan Kampanye

Made Surya HermawanbyMade Surya Hermawan
February 2, 2018
inOpini
57
SHARES

EUFORIA pemilukada serentak tahun 2017 resmi berakhir. Sisa endapan perseteruan, bahkan percikan kebencian tidak dapat ditunggu agar selesai, tapi harus diselesaikan.

Khusus di DKI Jakarta, selamat, mereka memiliki gubernur baru. Bukan lagi orang yang katanya arogan dan kasar. Sekitar 58% dari mereka yang ber-KTP DKI Jakarta, menurut hasil hitung cepat, memutuskan memilih sosok yang terlihat lebih santun. Masalah kinerja, nanti saja dilihat setelah resmi dilantik oleh Cahyo Kumolo.

Prihal pilkada DKI Jakarta menyita perhatian banyak orang beberapa bulan terakhir, itu juga fakta. Sebagian besar pembicaraan di dunia maya selalu ditujukan ke sana. Mulai ketika masih ada Agus, hingga hanya tersisa Anies dan Ahok. Tidak bisa dipungkiri banyak emosi terkuras, banyak konflik tercipta.

Ahok, seorang kristen, seolah menjadi bulan-bulanan di sana. Video yang diunggah Buni Yani nyatanya sukses, tepat sasaran. Memainkan isu agama yang memang sedari dulu sudah menjadi isu paling sensitif di negeri Pancasila ini.

Fakta unik lainnya, menurut hasil survei, kepuasan publik kepada Ahok tidak pernah menyentuh angka di bawah 70%. Namun, nyatanya menurut versi hasil hitung cepat, dia hanya dipilih 42% orang di DKI Jakarta (hasil hitung pagi 19-4-2017). Kemana sisanya? Menguap.

Jika berbicara hitung-hitungan rasional, rumusnya pasti begini: “kalau anda puas, anda akan memilihnya”. Itu hukum alam. Namun, sayangnya DKI Jakarta lebih dari sekadar perkara rasional. Ada unsur emosi yang dimainkan. Ada isu sektarian yang dihembuskan. Lalu, ada isu primordial radikal yang dikembangkan. Mulai agama hingga etnis. Yang sejujurnya bagiku itu bagian yang kurang relevan dalam konteks sebuah negara demokrasi ber-Pancasila.

Emosi itu manusiawi. Namun, apabila ditempatkan bukan pada tempat yang seharusnya, maka akan menjadi duri. Mungkin semua orang setuju, bahwa ketika sebuah keputusan diambil berdasarkan emosi, maka yang lahir adalah keputusan emosional. Bukan keputusan rasional. Silakan dimaknai sendiri, bagaimana jika emosi dimainkan ketika pemilukada. Dengan asumsi bahwa pemilukada adalah ajang pengambilan keputusan.

Yang jadi masalah kemudian adalah kekhawatiran bahwa emosi itu menular. Bahwa isu sektarian ini akan menyebar. Lalu, fanatisme primordial ini jadi merambat. Kemungkinan itu terbuka lebar, karena sekali lagi, sebagian manusia Indonesia masih memahami Pancasila sebatas pada pelajaran PPKn yang diajarkan Bapak/Ibu guru ketika SD. Hasilnya, Garuda tinggal burung perkutut, Pancasila tinggal kode buntut, kata Virgiawan Listanto. Lalu kataku, Bhinneka Tunggal Ika tinggal semboyan yang kalut.

Pilgub Bali

Sekarang aku ingin lebih khusus tentang Bali. Sebentar lagi, 2018, Bali akan menggelar pengambilan keputusan mengganti gubernur dan wakilnya. Kenapa mengganti? Ya, karena sudah dua periode, dan konstitusi tidak mengizinkan mereka untuk berkontestasi lagi. Kecuali kalau mau, tukar posisi antara gubernur dan wakilnya.

Jangan berpikir Bali tidak bisa dipermainkan oleh isu-isu macam tadi, seperti isu sektarian semacam agama. Kendati warga Bali mayoritas Hindu, nyatanya ada turunan di bawahnya yang saat ini masih bersegmen. Nama segmen itu antara lain kasta/wangsa, atau juga soroh atau klan.

Kasta/wangsa memiliki kadar sensitivitas yang mirip dengan isu agama atau entis yang bermain di DKI Jakarta tempo hari. Yang juga akan laku menjadi barang jualan kampanye politik. Buktinya, beberapa hari lalu aku membaca artikel dengan judul “Pilgub Bali 2018: Hasil Penelitian UI, Masyarakat Bali Ingin Top Leader Triwangsa”. Ilmiah? Iya, sepertinya. Karena membawa label Universitas Indonesia. Logis? Sama sekali tidak, bagiku.

Aku punya keyakinan bahwa tulisan itu memiliki niat untuk memperjelas segmen dalam kehidupan masyarakat Bali yang senyatanya segmen itu memang sudah ada. Tulisan itu mencoba menggiring opini bahwa yang diinginkan masyarakat untuk memimpin Bali adalah tokoh wangsa Brahmana, Ksatria, dan Waisya. Jangan lupa, di Bali juga ada wangsa Sudra.

Tulisan itu sepertinya mencoba menggiring opini bahwa yang layak memimpin Bali hanya tokoh dari kalangan Triwangsa. Kalau mau dilihat secara frontal, bagiku, tulisan itu punya unsur memecah belah. Ingin mengadopsi taktik politik di DKI Jakarta, lalu dibawa ke Bali. Agar menguntungkan golongan tertentu, dan merugikan yang lain. Padahal, faktanya pemilukada bukan sekadar perkara wangsa.

Bagaimana sebaiknya orang Bali bersikap?

Gubernur bukan prihal wangsa. Pemimpin itu perkara kualitas. Ketika ada di antara mereka yang kaum Sudra memiliki kualitas lebih baik, apa mesti dipaksakan agar gubernur berasal dari wangsa Brahmana, Ksatria, dan Waisya? Apa layak menitipkan pemerintahan kepada seseorang hanya dengan pertimbangan wangsa dan mengesampingkan kualitas? Bukankah Bali bagian dari Indonesia yang mengakui Pancasila? Yang menjamin hak seluruh warganya untuk memilih dan dipilih.

Sederhananya, siapa yang berkualitas, itu yang dipilih. Biarlah prihal wangsa berada pada domain yang berbeda. Meskipun, sampai sekarang pemaknaan wangsa nyatanya masih banyak yang keliru.

Domain Wangsa dan Politik

Dalam pandanganku, ketika domain wangsa dicampuradukkan dengan domain politik sebagaimana pencampuran agama dan politik di DKI Jakarta, ya nasibnya akan 11-12 seperti di DKI Jakarta. Mungkin akan ada isu sing maan setra bagi mereka yang memilih berbeda. Akan semakin menegaskan otokritik masyarakat Bali bahwa arit mangan itu ke tengah. Akan ramai konflik bahkan ada yang mepuik dengan pisaga selat tembok. Lalu, yang tertinggal hanya teriakkan Ajeg Bali yang bermakna Ajeng Bali dan mempertegas bahwa politik devide at impera Belanda nyatanya masih lestari hingga saat ini.

Memisahkan kedua domain itu memang bukan perkara mudah, namun bukan sesuatu yang mustahil. Sederhana, kalau menyatakan diri percaya Tuhan, linier dengan itu seharusnya manusia menghargai perbedaan. Karena nyatanya mereka yang berbeda juga diciptakan oleh Tuhan. Selanjutnya, ketika sudah merasa bahwa kita semua berasal dari Tuhan, maka selayaknya memiliki kewajiban dan hak yang sama. Kewajiban sebagaimana dharma agama dan dharma negara, serta hak, yang dalam konteks tulisan ini, untuk menjadi pemimpin pemerintahan tanpa batasan wangsa. Karena, sepemahamanku, Tuhan tidak menciptakan wangsa, melainkan menciptakan warna yang bersifat fungsional dan tidak herediter.

Terakhir, biarlah perkara wangsa menjadi bagian dari tradisi. Dalam konteks politik dan pemerintahan, mari lebih mengedepankan nalar yang rasional daripada fanatisme primordial yang radikal. Bali patut belajar dari DKI Jakarta jika ingin menjadi Bali yang tetap ajeg dan menjadi Bali yang tetap dimiliki oleh seluruh orang Bali. (T)

Tags: agamabaliDKI JakartaPilkadaPolitiksorohwangsa
Previous Post

Puspayoga Kalah jadi Menteri, Ahok Kalah jadi Apa?

Next Post

Belajar Tari Lewat Video – Swasthi Bandem: “Jika Salah, Video tak Bisa Perbaiki”

Made Surya Hermawan

Made Surya Hermawan

Lahir di Denpasar, 7 Oktober 1993, tinggal di Kuta, Bali. Lulusan Jurusan Pendidikan Biologi Undiksha, Singaraja, 2015. Gemar mendengar cerita politik dan senang berorganisasi. Setleah menamatkan studi pascasarjana di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang, ia mengabdikan ilmunya dengan jadi guru.

Next Post

Belajar Tari Lewat Video – Swasthi Bandem: “Jika Salah, Video tak Bisa Perbaiki”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co