2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Michael Essien? Ah, “Biase Gen” – Memahami Cara Pandang Orang Bali terhadap Pemain Top

Kambali ZutasbyKambali Zutas
February 2, 2018
inEsai

Michael Essien menjadi perwakilan Persib dalam peluncuran Liga 1, Senin (10/4/2017)./Foto: FIFA

18
SHARES

Michael Essien begitu dikenal oleh publik Bandung, bahkan mungkin Indonesia. Pemain top atau marquee player status yang disandangnya setelah resmi dikontrak Persib Bandung. Nilai kontrak yang rumornya mencapai Rp 11 miliar menjadi ukuran pemain termahal sejagad Nusantara.

Kedatangan pemain yang pernah berseragam Real Madrid, AC Milan, dan Chelsea ini pun disambut dengan hinggar bingar. Bahkan saat latihan hingga ke hotel atau ke mana pun “sang bintang” dibuntuti. Tak sekadar ingin tahu, namun juga foto bersama dan minta tanda tangan menjadi ritual khusus ketika bertemu dengan “sang mega bintang”.

Klub dan sponsor tahu betul ini market karena menjadi magnet bagi suporter, fans, pendukung, penonton dan masyarakat umum. Publik Bandung mengelu-elukan sang bintang. Ingin melihat, menonton, berdampingan, dan meniru gaya bermain kalau bisa. Atau minimal memiliki jerseyhasil penggandaan dengan label orisinil.

Rasa penasaran publik Bandung terjawab ketika Essien diturunkan pada pertandingan uji coba. Puncaknya saat Maung Bandung (julukan Persib Bandung) meladeni Bali United dalam laga bertajuk uji coba di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (08/04/2017).

Meski hasilnya jauh dari kata memuaskan karena Persib secara mengejutkan kalah 1-2, namun publik Bandung tak lantas kecewa, meninggalkan stadion atau dengan ekspresi lain. Bahkan dalam laga itu diwarnai insiden “memalukan” ketika Essien mengejar Yabes Roni setelah tidak sengaja terkena bola sepakan pemain muda Bali United ini.

Insiden yang menjadi trending topic mewarnai pemberitaan di dalam negeri hingga luar negeri itu, tetap menempatkan Essien seorang bintangnya. Sedangkan Yabes, pemain baru kemarin jadi harus minta maaf atas insiden itu.

Nah, bagaimana kalau Essien gabung dengan Bali United bermain di Bali?

Tentu jawabannya tidak akan terjadi. Pertama karena Bali United tidak menghendaki, kedua mengapa harus mendatangkan pemain berlebel pemain bintang. Ukuran bintang di Bali jauh lebih tinggi dibandingkan di daerah lain. Bintang yang betul ada di langit, bukan bintang jatuh di bumi begitu kira-kira gambarannya.

Di Bali pemain punya nama dan berbintang atau berlebel marquee player (sekadar lebih gampang penyebutan) tidak akan disambut bak bintang. Jangankan dikerumuni, diajak foto bersama pun tidak. Apalagi ada yang teriak-teriak histeris, hingga nekat menerobos petugas keamanan dengan ingin memeluk sang idola. Tidak pernah seperti itu di Bali. “Biasa gen, biasa saja.” Begitu ujaran yang kerap terdengar.

Terbukti beberapa pemain top dunia berseliweran di Pantai Kuta, Ubud dan Bedugul. Mereka santai seperti wisatawan lain seperti tidak ada yang mengenalnya. Misalnya, tiba-tiba gelandang Timnas Jerman Sami Khedira meng-upload fotonya di Bali. Kiper Timnas Jerman Manuel Neuer mengambil gambar dengan background Pura Ulun Danu, Bedugul, Tabanan. Juga kiper muda sensasional Timnas Spanyol yang kini membela klub Manchester United (MU) David De Geadan Edwin Van der Sar (Belanda).

Kalau kita telusuri, tidak kurang 12 pesepak bola top dunia yang pernah menikmati indahnya Bali. Belum lama ini misalnya, legenda MU Ryan Giggs dan Garry Neville kedapatan berada di sebuah hotel di Kuta. Federico Bernardeschi dan Stephan El Shaarawy (Italia), Chris Smalling (Inggris-MU) yang mengalami kecelakaan bermain surfing. Juga mantan pemain MU, Luis Nani (Portugal).

Bahkan bintang David Beckham (Inggris) pernah menikmati indahnya panorama Bali. Cristiano Ronaldo (Real Madrid) dengan segala daya tariknya baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan hijau juga pernah menginjakkan kaki dan “bermain” bola di Bali, dua kali. Terakhir mega bintang asal Portugal ini menanam mangrove waktu itu (25/06/2013) pun tidak ada antusias (selain ada udang di balik batu).

Lalu, di level domestik Persegi Bali FC pernah mendatangkan pemain sekaliber Oscar Aravena. Pemain yang dipuja-puja selama membela Persela Lamongan, namun di sini, ya, diterima seperti pemain lainnya. Bali United pun pernah mencoba “membintangkan” Irfan Bachdim. Pemain yang moncer di Liga Jepang dan dielu-elukan saat membela Timnas Indonesia ini akan disambut bak bintang. Mulai dari bandara dibuat dokumentasi dengan cara diintai layaknya realty show.

Namun hasilnya, Bachdim ya Bachdim, bukan siapa-siapa. Ia pemain sepak bola yang akan dielu-elukan, disambut tepuk tangan jika di lapangan bermain bagus. Lebih-lebih mencetak gol sehingga Bali United menang.

Di Bali seakan tidak ada pemain bintang kecuali seorang pemain yang penampilannya jempolan sepanjang pertandingan. Nama tidak akan disematkan kecuali ia bermain perfect punya peran lebih di dalam skuat. Kalau hanya nama bukan skill dan kebutuhan tim, maka jangan harap tujuan meningkatkan kualitas dan pemasaran klub tercapai.

Maka jangan heran jika manajemen Bali United berfikir ulang dan mengulur-ulur akan mendatangkan pemain berstatus Marquee player atau designated player. Bahkan sekarang menunggu kondisi tim dalam beberapa pertandingan Liga I.

Kalau kita telusuri cara pandang masyarakat Bali terhadap orang penting seolah menjadi subkultur tersendiri. Bukan hanya pemain sepak bola ternama yang pernah ke Bali, namun ribuan selebriti, pakar orang istimewa, penerima Nobel, gangster yang berkunjung ke Bali. Para selebriti pribumi dan asing itu datang secara terbuka, jalan-jalan di tempat ramai, mandi dan berjemur di pantai.

Kesempatan mengobrol dengan mereka dan minta tanda tangan sangat terbuka, namun tidak melakukannya. Bagaimana hingar-bingar berita media nasional dan internasional memberitakan shooting Julia Robert dalam proses pembuatan film Eat, Pray, Love, namun tidak berlaku bagi masyarakat di Ubud. Biasa saja. Mereka justru ada yang merasa terganggu karena tidak bisa beraktivitas di pasar. Seolah-olah semua itu sudah sangat biasa, dan tak apa-apa kalau dibiarkan berlalu begitu saja.

Lalu Gde Aryantha Soethama berujar “Maha Penting Bali” dalam bukunya “Menitip Mayat di Bali” (Penerbit Kompas: 2016). Bali sesungguhnya sebuah pulau maha penting, karena saban tahun dikunjungi tokoh-tokoh berwibawa, orang-orang penting, manusia-manusai terkenal dan brilian.

Namun entah kenapa Bali seolah tak pernah punya kepentingan terhadap manusia-manusia penting itu. Bali terasa hanya membutuhkan rupiah dan dolar yang tersimpan di kocek mereka. Tentu tak keliru kalau muncul komentar, Bali telah menyia-nyiakan banyak kesempatan yang diberikan industri pariwisata. (T)

Tags: baliIndonesiaolahragasepakbola
Previous Post

Kuningan Tradisi Sunda Kuno?

Next Post

“Perang Jempana” atau “Battle of Palanquins”: Cara Bahagia Meluapkan Rasa Terima Kasih

Kambali Zutas

Kambali Zutas

Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, kini tinggal di Denpasar, Bali. Kesibukan sehari-hari selain jurnalis, juga menulis esai, puisi, dan cerpen. Berkecimpung di organisasi profesi sebagai Anggota Bidang Etika dan Profesionalisme AJI Kota Denpasar.

Next Post

“Perang Jempana” atau “Battle of Palanquins”: Cara Bahagia Meluapkan Rasa Terima Kasih

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co