31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lebih Baik “Maceki” daripada ke Alexis

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inEsai

Ist

279
SHARES

KETIKA Alexis tiba-tiba jadi bahan debat pasangan calon (paslon) Pilkada DKI Jakarta yang disiarkan secara luas melalui jaringan TV nasional, orang-orang di desa yang sepi pun kini dengan pasih bisa ngobrol tentang Alexis.

Usai debat, seorang teman yang tinggal di wilayah pantai di Bali Timur menulis di laman facebook-nya: “Nelayan di teluk paling sepi di ujung Bali Timur pun sekarang tau apa itu Alexis dari debat calon gubernur DKI. Alexis dapat iklan gratis…”

Baru-baru ini saya kaget dengar percakapan sejumlah ABG di sebuah kampung. Mereka berkelakar saat ditanya mau ke mana oleh teman-temannya?

“Ke Alexis jep. Kal milu? Adep tanahe malu!” Begitulah jawab kelakar itu, yang kemudian diikuti tawa berderai dari teman-temannya yang bertanya. “Ke Alexis sebentar saja. Mau ikut? Jual tanahmu dulu!” Ha ha ha…

Saya sendiri benar-benar tak tahu apa itu Alexis. Benar-benar tak tahu. Tidak tahu secara teks, artinya tak pernah membaca tentang Alexis di buku atau di media massa. Tidak tahu juga secara fisik, artinya mungkin saya pernah lewat di depannya, tapi tak pernah melihat apalagi memasukinya.

Sampai akhirnya Alexis muncul dalam debat pilgub DKI itu. Dan saya baru kitip-kitip cari tahu makhluk apa yang didebatkan itu. Ah, malu saya jadi wartawan.

Dari pengetahuan yang saya dapat di mesin pencari milik Pekak Google akhirnya bisalah saya membayangkan apa itu Alexis. Dalam bayangan saya, benda yang dihebohkan itu hanya hotel yang berisi tempat hiburan. Itu biasa. Sungguh biasa. Banyak hotel yang seperti itu. Hanya konon tarif hiburannya di Alexis sangat mahal, mungkin setara dengan harga 500 piring tipat cantok, atau setara dengan harga 1.000 gelas daluman.

Hiburan seperti apa semahal itu? Itu mungkin pertanyaan yang agak luar biasa. Maaf, saya benar-benar tak mau sok tahu menjawab hanya dengan membaca keterangan sepenggal-sepenggal lewat google. Tapi dari sepenggal-sepenggal itu saya punya imajinasi. Imajinasi aneh. Hanya imajinasi, karena lewat mimpi pun saya tak pernah masuk ke situ.

Apakah imajinasi saya sesuai kenyataan? Iseng-iseng saya melakukan investigasi kecil-kecilan. He he he, investigasinya bukan ke Alexis, tapi cukup mencari informasi dari sejumlah teman yang saya duga pernah ke tempat itu. Saya ingin mendengar cerita dari narasumber yang benar-benar pernah menikmati hiburan yang konon seperti sorga dunia itu. Namun investigasi saya gagal. Tak satu pun narasumber mengaku pernah ke sana.

Seorang teman pemandu wisata yang kerap bolak-balik Jakarta-Bali ngantar rombongan turis mengaku tak pernah ke tempat yang bagi saya sangat imajiner itu. Ia memang ingin ke situ, tapi tak mampu. Mahal, katanya. “Sempat mencoba masuk sampai di depan saja, begitu tahu tarifnya, saya langsung ngelingus. Malu!” ujarnya.

Beberapa teman pejabat, baik di lembaga ekskutif maupun legislatif, yang kerap melakukan kunjungan kerja (kunker), studi banding, atau urusan pemerintahan ke ibukota, yang sempat saya mintai info juga mengaku tak pernah ke tempat itu. Tak pernah. Sumpah.

Tapi saya sempat mendapat jawaban menarik. Katanya: “Lebih baik maceki daripada ke Alexis!”

Saya tertawa, lalu mengambil kesimpulan bahwa mereka, narasumber yang kebanyakan memang teman-teman saya, baik dari kalangan pengusaha maupun pejabat, ternyata masih punya pikiran jernih untuk tidak memenuhi nafsu mencari hiburan di ibukota, apalagi pada saat bekerja. Apalagi tarif hiburannya tak hanya bisa menguras uang saku bekal kantor, tapi juga membobol uang cadangan SPP anak-anak yang siap dibayarkan saat pergantian semester. Syukurlah.

Eh, agar tak salah paham, ungkapan “lebih baik maceki” itu jangan kemudian diartikan bahwa para pejabat yang kunker ke Jakarta itu benar-benar suka maceki di kamar hotel tempat mereka menginap. Bukan begitu maksudnya. Jangan salah paham.

Ungkapan itu hanya perumpamaan belaka. Artinya jika harus memilih, maka mereka akan memilih lebih baik maceki di kamar hotel tempat mereka menginap, ketimbang ke Alexis. Artinya mereka tak benar-benar maceki.

Sekali lagi, itu hanya perumpamaan, pengandaian. Karena kalau ke Alexis yang hiburannya bertarif mahal itu, mereka pasti pulang dengan “kekalahan”, uang terkuras. Tapi kalau maceki, uang mungkin terkuras karena kalah, tapi mungkin juga bertambah karena menang. Jadi, dalam maceki masih ada kemungkinan menang. Paham kan?

Tapi, kalau pun mereka benar-benar maceki, ya tak apa-apa juga. Saya yakin banyak yang mendukung, terutama para istri. Ya, daripada ke Alexis… (T)

Tags: AlexisDKI Jakartagaya hiduphotelPilkada
Previous Post

Puisi di Balik Genting – Ulasan Pentas “Energi Bangun Pagi Bahagia” di Bali

Next Post

Padi Ladang Bertahan di Antara Perkebunan Karet dan Pipa Migas

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

Padi Ladang Bertahan di Antara Perkebunan Karet dan Pipa Migas

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co