UNTUK SEMALAM DI GEREJA FRANSISKUS XAVERIUS, KUTA
Jika kau lahir di kamarku
mungkin manusia tak mengenal
apa sesungguhnya perkara hidup
Jika kau lahir di ruang tamuku
mungkin dingin tak bercumbu
di setiap gang buntu
papa menghabiskan resah
Jika kau lahir di dapurku
mungkin pedih tak kau rasa
sebagai serpih bertuan umatmu
Justru Betlehem di kota Daud
jerami, palung, tanah basah
tak kau kenal
segala resah mendamba
siapa dirimu
DOA MISA UNTUK SEORANG BOCAH
Tuhan
apakah doaku tak sampai
masih kujumpa ia
bocah penjual koran
di perempatan Kuta raya
Bukankah sudah ku jelaskan
ia tak ingin kado dari Santa
sederet nasehat
sejajar belas kasih lainnya
Cukup beli saja korannya
agar ia cepat pulang
merebus nasi bubur
menyeduh teh hangat
untuk seorang perempuan
yang setengah mengingat
siapa dirinya
MALAM NATAL, DESEMBER 2016
Ada seranting pohon natal
merapuh di keyakinanku
tampak gigil dua merpati
pekat salju seolah di jemari
Gadis kecil bertopi merah
mencuri berkat dari-Mu
untuk apa
untuk siapa
tidak usah dipahami
Di ujung pintu
ada senyum
pula bersandar gerutu
malam seperti ini
telah lalu, katanya
Aku terbata
melafal setiap ayat
menghitung cuil roti
menebar damai
di setiap ruang pengap
milik-Mu.
Ada seranting pohon natal
mengerat di bayangku
tampak gigil dua merpati
tawa memisahkan kita
PERJALANAN KITA
Sajak Untuk Juru Selamat
Kita sama
menyukai pengembaraan
tak henti menjelajah
mencari prasangka
menemui tanda tanya
meruntun di kepala
Sisa perjalanan ini
tak pernah kuselesaikan
sebab sendiri adalah tabu
bagi petualang sepertiku
tidak ada anggur pemabuk malam
tidak ada teman berdendang
Di kedai kopi negeri salju
aku menyendiri seperti Santa
tempat laba-laba kaki sepuluh
menitipkan benihnya sementara,
sambil membayang wajah ibu
tersenyum kecil
saat perkenalan pertama kita
Ketika manusia awal diciptakan
bagaimana caranya menjamah tubuhmu
mendekap kita jadi asing
hanya ampas kenang
yang tak sempat kuabadikan