13 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Northsideboys12 – Subkultur Garis Utara Stadion Kapten Dipta

Kambali ZutasbyKambali Zutas
February 2, 2018
inOpini

Sumber foto: northsideboys12.com

30
SHARES

SAYUP-SAYUP terdengar lirik lagu. Gadis di depan saya tampak bernyanyi menirukan chant meski lirih yang datang dari tribun utara. Mereka berdiri di sektor tribun timur Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Waktu itu, Sabtu, 3 September 2016, di lapangan sedang bertanding antara Bali United melawan Persipura Jayapura pekan ke-18 lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Tercatat sebanyak 13.127 penonton di pertandingan itu. Para penonton beberapa kali menoleh di tribun utara.

Tribun utara menjadi interest pandangan sore itu. Penuh sesak, penonton berderet di tribun itu dengan kaus dominan hitam. Bukan jersey melainkan feysen casual. Di pagar tribun terpampang NORTHSIDEBOYS12 (NSB12). Mereka terpisah dari tribun timur yang diisi suporter Semeton Dewata, dan tribun selatan Brigaz. Mereka membuat arsiran di stadion Kapten Dipta.

Sebelum masuk stadion, mereka melakukan ritual corteo konvoi jalan kaki dari Jalan By Pass Buruan Gianyar menuju gate 12. Suara riuh sepanjang laga dengan aksi bernyanyi, tepuk tangan, koreografi bak ultras Ballspielverein Borussia 09 e.V. Dortmund atau Borussia Dortmund di Signal Iduna Park, Jerman. Atau deretan ultras Liga Seri A, Roma Boys (AS Roma) atau Irriducibili (Lazio) yang keduanya merupakan pemeluk neo-fasisme secara ideologi. Atau sejalan dengan Brigade Autonome Livornesi ultras klub Livorno yang memilih ideologi kiri.

Minimal mirip-mirip dengan Brigata Curva Sud (BCS) suporter Indonesia PSS Sleman. Khusus BCS, kini mampu menghidupkan suasana dan gairah sepak bola Sleman. Di Stadion Maguwoharjo, aksi BCS mengundang detak jantung penonton di tribun lain dengan koreografinya mengalahkan tontonan pertandingan yang sedang berlangsung. Mazhab BCS seperti menjadi suporter tertib, bayar tiket, no ticket no game, harus pakai sepatu memang diadopsi oleh NSB12.

Mereka tak henti beryanyi sejak menit pertama hingga menit terakhir. Tak ada lagi chant “Ini nonton bola bukan nonton bokep.” Atau teriakan bernada SARA, apalagi kekerasan, caci maki, umpatan, intimidasi, dan provokasi. Mereka bernyanyi, tepuk tangan, dan berjingkrak tak henti secara serempak. Melepas kaus dan membalikkan badan bersama meski Serdadu Tridatu (julukan Bali United) kalah. Pasukan Indra Sjafri waktu itu kalah dengan skor 0-1 melalui gol tunggal Marinus Mariyanto (72’).

Ini juga alasan saya, kenapa harus pertandingan Bali United lawan Persipura. Sambil mengukur kesetiaan suporter. Lazimnya pendukung yang haus kemenangan, maka jika timnya kalah, tanpa diberi aba-aba berduyun-duyun meninggalkan tribun, pulang. Tetapi ini tidak, NSB12 tetap bertahan dan bernyanyi memberikan semangat Fadil Sausu dkk untuk terus berjuang meraih kemenangan minimal imbang, dan hasil akhir Bali United kalah 0-1.

Pemandangan ini jelas jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ketika stadion ini menjadi home base tim berkompetisi di level teratas Liga Indonesia seperti Persegi Bali FC pada 2005 misalnya. Tim yang dibesut Henk Wullems ini, meski bermain kandang, suporter yang datang tak lebih 500 hingga 1.000 orang. Mereka seperti tampak di satu titik tribun timur. Persegi Bali FC pun akhirnya resmi mundur di tahun 2007 karena kesulitan finansial. Sejak muncul, NSB12 di barisan tribun utara mereka menjelma kekuatan identitas suporter.

Hiruk-pikuk dan aksi mereka memunculkan semakin menambah semarak stadion. Ada banyak chant mereka nyanyikan. Di antaranya Bangga Mengawalmu Pahlawan, Bali United Selamanya, Jayalah Bali United, Bali Belongs To Me, We Love You Bali, Ayo Serdadu Tridatu, dan YNWA Bali United. Teriakan teror wasit macam “wasit naskl*ng” pun tak terdengar lagi.

Lantas siapa NSB12? “Siapapun, apapun dan bagaimanapun cara kalian. Kita semua satu tujuan, satu cinta dan demi satu kebanggaan Bali United FC. NSB12 bukan sebuah organisasi, NSB12 sebutan untuk mereka yg di tribun utara. siapa saja boleh bergabung datang dan berdiri di Gate 12 Tribun Utara. Beginilah kami mendukung dengan cara kami sendiri.” tulis mereka di website resmi NSB12, www.northsideboys12.com.

Mereka didominasi kaum muda. Makin hari jumlah mereka makin banyak. Mereka berhasil memikat dengan kuat kaum muda. Kini mereka memenuhi tribun utara, merintis jalan baru kebudayaan yang disebut subkultur. Saat kick off babak pertama pemain tepat mengumpan bola, di sinilah mereka mulai perang identitas sebagai subkultur di tribun stadion Kapten Dipta. Mereka memiliki ciri khas gaya, feysen, bahasa dan musik sendiri.

Gaya dan feysen yang dipakai seolah seperti fans Liverpool yang berdandan feysen casual saat pulang dari stadion Olimpico, Roma, Italia setelah menyaksikan tim kesayangannya Liverpool melawan Borussia Monchengladbach (Jerman) pada laga final European Cup, Mei 1977 silam. Mereka pun mengenakan kaus bukan jersey Bali United, namun fesyen casual hitam dipadu dengan sepatu rata-rata Adidas klasik semacam era 1980-an. Mereka datang menuju stadion dengan bangga mengenakan merchandise,giant flag dan spanduk berisi dukungan Bali United.

Meskipun tak se-ekstrim layaknya ultras suporter garis keras, mereka semacam menciptakan perlawanan ideologi anti kapitalisme. Semacam perlawanan membongkar makna dominan atas berbagai realitas sosial yang dikuasai budaya mainstream dengan mengusung solidarity is power. Juga tak mau diwawancarai oleh jurnalis.

Pada ajang Trofeo Bali Celebest 2016 pada Sabtu (24/9/2016) malam misalnya. Mereka pesta flare yang lazim dilarang dalam pertandingan resmi. Stadion benar-benar dibuat berasap. Mereka lalu membentangkan spanduk bertuliskan PYRO IS NOT A CRIME.

Dalam momen itu mereka menganggap hajatan sendiri dan harus dirayakan. Mereka bersikap karena pada laga resmi merasa sudah dikekang dengan aturan industri. Industri pemilik pemodal. Mereka menilai pemodal tidak pernah peduli dengan gairah yang timbul dalam sepak bola, kecuali hanya mengetahui keuntungan yang didapat dari tayangan sepak bola.

Pada ajang itu, Bali United pun juara setelah mengalahkan dua tim lemah Celebest FC (ISC B) dan Perseden Denpasar. Namun pada akhirnya mereka tidak akan melakukan lagi pada laga resmi dengan alasan tim yang mereka dukung menanggung beban denda karena ulahnya. “Jangan pernah takut mengajak anak-anak pergi ke stadion. Menonton bola secara langsung tidak seseram yang Bapak & Ibu bayangkan, Karena kelak merekalah yang akan meneruskan gerakan ini mengawal sang kebanggan.” Pesan mereka.

Nah, ini mungkin cara mereka campaign tentang salah kaprah memahami anarkisme. Tafsir faham anarkisme yang dimaknai aksi keonaran, barbarisme. Mereka mengajak dan mengikis bahwa anarkisme bukan seperti yang tergambar dan dikhawatirkan. Mengajak kembali membaca tentang sepak terjang pemuda 18 tahun asal Italia Pietro Ferrua. Atau memahami artikel pemikir anarkis macam Peter Kropotkin, Pierre-Joseph Proudhon, Mikael Bakunin atau Emma Goldman.

Kisah suporter casual seperti ini di Indonesia sebenarnya sudah pernah ada pada tahun 2005 lalu. Kala itu, ada fans Persib Bandung dengan nama Flower City Casual (FCC). Namun FCC tidak bertahan lama dan tahun 2012 lalu membubarkan diri karena dianggap kontroversi.

Suporter casual kini menyebar di mana-mana membentuk subkultur di tribun selatan dan utara stadion di Indonesia. Hampir klub yang berlaga di ajang ISC memiliki basis suporter feysen casual. Nah, apakah ini sekadar trend atau benar-benar sebagai suporter sepak bola dan menjadi budaya baru dunia suporter Indonesia? Kita tunggu mereka di laga kandang maupun tandang. (T)

Tags: baliolahragasepakbola
Previous Post

Sawah di Tabanan Hilang 200 Ha per Tahun – Bali dalam Involusi Pertanian

Next Post

Bunuh Diri Bahasa Using Banyuwangi

Kambali Zutas

Kambali Zutas

Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, kini tinggal di Denpasar, Bali. Kesibukan sehari-hari selain jurnalis, juga menulis esai, puisi, dan cerpen. Berkecimpung di organisasi profesi sebagai Anggota Bidang Etika dan Profesionalisme AJI Kota Denpasar.

Next Post

Bunuh Diri Bahasa Using Banyuwangi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

by Vincent Chandra
June 12, 2025
0
Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

Artikel ini adalah bagian dari tulisan pengantar pameran tunggal perupa Gusti Kade di Dinatah Art House, Singapadu, opening pada tanggal...

Read more

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit

by I Made Pria Dharsana
June 10, 2025
0
Perjanjian Pengalihan dan Komersialisasi Paten dalam Teori dan Praktek

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit : Pasca Putusan MK Nomot 67/PUU-XI/2013 Penulis: Dr. I Made Pria Dharsana, SH., MHumIndrasari...

Read more

Paradoks Kebebasan Berpendapat dan Kebebasan Menghina

by Ahmad Sihabudin
June 10, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

BERPENDAPAT katanya boleh mengatakan apa pun, bebas berekspresi, termasuk pernyataan “hinaan”. Kalau begitu menghina juga sama dengan berpendapat, menurut para...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja
Panggung

Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja

DI acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” itu, Rizki Pratama tampaknya energik ketika tampil sebagai opening di Café Halaman Belakang...

by Sonhaji Abdullah
June 10, 2025
New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya
Gaya

New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya

SAAT ini sneakers bukan lagi sekadar kebutuhan untuk melindungi kaki saja melainkan telah berkembang jadi bagian penting dari gaya hidup....

by tatkala
June 9, 2025
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co