10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menatap Indonesia (Merdeka) lewat Hiburan di Layar Kaca

Emboeng Arishinta PoetrabyEmboeng Arishinta Poetra
February 2, 2018
inOpini
30
SHARES

HALO, kawan sebangsa dan setanah air, sudah makan apa hari ini? Tahu? Tempe? Semoga Tuhan selalu memudahkan rejeki kita, agar tahu dan tempe selalu dapat terbeli.

Tahu dan tempe merupakan makanan rakyat Indonesia, produk asli bangsa ini, originalitasnya sungguh dapat dipertanggungjawabkan. Dengan membeli tahu dan tempe berarti kita sudah membantu mencerdaskan kehidupan bangsa, karena tentu pedagang tahu dan tempe akan menyekolahkan anak-anaknya. Maka, beli dan makanlah makan asli negara ini, agar Indonesia dapat menyatu dengan jiwa dan bersemayam di dalam tubuh kita.

Baiklah, kawan sebangsa, dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya sebagai mantan mahasisa yang sekarang telah menjadi pekerja berbasis MLM, merangkap seorang guru sekaligus sebagai warga negara yang baik dan taat bayar pajak, serta mendukung program-program pemerintah dan memiliki cita-cita tertinggi yaitu menjadi PNS, akan mengajak kawan-kawan untuk menguji keindonesiaan kita.

Bukan hanya dari apa yang kita makan, tapi juga akan saya ajak merasai tontonan/hiburan Indonesia yang ada di televisi yang telah lama saya teliti. Sebagai bentuk pengimplementasikan ilmu yang didapatkan saat kuliah dulu, saya berusaha seaktif mungkin melakukan penelitian untuk mengisi kemerdekaan bangsa ini.

Walaupun saya sangat sibuk berjualan obat kuat dan produk-produk kecantikan berbasis MLM, namun saya tetap menyempatkan diri untuk meneliti gejala-gejala sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Bahasan kali ini merupakan hasil penelitian saya yang berjudul “Menatap Indonesia Lewat Hiburan di Layar Kaca”. Memang terkesan tidak penting, namun kawan-kawan sebangsa harus percaya dan yakin bahwa sebenarnya penelitian yang saya lakukan ini sungguh-sungguh sanggat tidak penting sekali.

Penelitian ini saya dedikasikan untuk emak-emak muda, ibu-ibu rumah tangga yang gemar ngegosip, muda-mudi Indonesia yang gemar bolos sekolah, bapak-ibu guru yang sedang menunggu cairnya dana sertifikasi, anggota DPR dan MPR yang sibuk merangkai mimpi, pekerja berbasis MLM yang sibuk pamer kekayaan, mahasiswa dan mahasisa yang berjuang melawan penjajahan skripsi, dan masyarakat Indonesia yang sedang mengantre bantuan langsung tunai, serta semua kalangan yang telah menginspirasi saya.

Kalian benar-benar Indonesia, Merdeka!

Sebelum masuk dalam pemaparan penelitian saya, marilah berdoa terlebih dahulu agar segala yang kita lakukan menjadi berkah, meskipun tidak penting sekali. Berdoa mulai!…. selesai!

Baik, untuk mempersingkat waktu, langsung saja saya mulai memaparkan hasil penelitian saya mengenai tontonan di layar televisi yang Indonnesia sekali:

FTV Pagi, Siang, dan Malam

FTV merupakan sinema singkat yang ditayangkan dalam rentang waktu 1-2 jam. Ceritanya pendek, dibuat seunik-uniknya, dan biasanya bercerita tentang gambaran kecil sebuah kisah kehidupan. Misalnya cerita cinta, cerita kerohanian, dan cerita persahabatan.

Kalau diibaratkan sebuah tulisan, FTV ini seperti cerpen yang singkat dan padat. Kemudian, di mana letak keindonesiaannya? FTV yang ditayangkan pada pagi, siang, dan malam seperti minum obat, ini benar-benar membuat penikmatnya terbius dan mabuk.

Kisah-kisah yang diangkat memang menunjukkan Indonesia kekinian, misalnya kisah cinta tingkat anak sekolah SD, SMP, SMA, dan umum yang kemudian berakhir bahagia. Atau kisah sedih seorang ibu yang memiliki anak durhaka lalu anak tersebut melakukan tobat setelah ibunya meninggal. Bahkan ada juga kisah seorang pejabat yang korupsi kemudian insyaf karena sudah ketahuan dan masuk penjara.

FTV seperti mengajarkan kita berbuat dosa dulu, baru kemudian bertobat, atau belajarlah bercinta mulai dari jenjang pendidikan terkecil.

FTV yang ditayangkan di televisi juga memperlihatkan sebuah keunikan dan kemagisan, serta sifat-sifat mistis bangsa ini. Seseorang bisa tiba-tiba kaya raya karena mendapatkan warisan dari orang yang tidak dikenal. Atau sebuah keluarga yang memiliki anak berwajah manca negara, padahal orang tuanya benar-benar pribumi. Mistis sekali bukan?

Logika-logika yang absurd benar-benar ada dalam FTV yang kemudian menjadi pujaan penikmat dan penggiat tayangan televisi dan sudah tentu dijadikan pembanding dalam kehidupan nyata oleh ibu-ibu yang hingga siang hari tak kunjung juga memasak.

Inilah Indonesia dalam bentuk mini, negara yang penuh dengan harapan besar, namun seinginnya menggapai secara instan. Tragis sekali, kawan.

Reality Show

Hiburan televisi Indonesia yang tidak kalah seru adalah tayangan reality show. Reality artinya nyata dan show artinya pertunjukan. Jadi reality show adalah pertunjukan yang nyata.

Sebagai pertunjukan yang nyata tayangan ini biasanya mempertunjukkan pemecahan masalah-masalah yang dialami oleh seseorang pelapor yang konon telah mengirimkan laporan masalah berbentuk skripsi (mungkin) ke team kreatif acara televisi tersebut.

Salah satu contoh reality show Indonesia adalah acara “Katakan Putus”, Trans TV, yang tayang pukul 15.30 WIB. Acara ini diseting (ingat ya! ‘diseting’) seakan-akan benar terjadi. Namun sayangnya masih sangat terlihat janggal dan tidak masuk dalam logika. Pembawa acaranya begitu membuat suasana makin terbakar, masalah kliennya sih tidak seberapa, namun penyelesaiannya begitu lebay luar binasa.

Bisa dibayangkan betapa perasaan orang dimain-mainkan, orang sedang ada masalah hati, malah dijadikan tontonan publik. Entah apa tujuan acara ini memamerkan aib orang dan parahnya lagi nama acara ini benar-benar mengilhami atau merestui perpisahan cinta.

Miris sekali, tetapi inilah wajah negara kita, sangat senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang senang. Mengorek -ngorek hal kecil yang kemudian dibesar-besarkan sudah jadi hobi masyarakat kita.

Berharaplah wahai kawan mahasiswa agar suatu masa nanti, reality show ini bukan hanya membantu orang putus hubungan percintaan, tetapi dapat juga membantu memecahkan masalah skripsi yang buntu, atau pling tidak membantu kawan-kawan mahasiswa untuk mengatakan isi hati kepada dosen-dosen, mungkin nama acara yang cocok adalah “Tertekan Wisuda”

Talk Show dan Acara Hiburan Musik

Talk Show dan Acara Hiburan Musik Indonesia memiliki fungsi yang sama. Kedua acara ini sebenarnya berbeda, namun dalam pengimplementasian di negara Indonesia ini akhirnya sulit untuk membedakannya. Kedua acara ini akhirnya sama-sama berfungsi untuk mengorek-orek kehidupan seorang artis atau bintang tamunya.

Coba bandingkan acara “Rumpi No Secret” dan acara “Rumah Uya” yang tayang di Trans TV dengan acara “Inbok” di SCTV dan acara “Dahsyat” di RCTI. Keempat acara ini begitu sama walau berasal dari rahim yang berbeda. Semua berisikan siaran tidak penting tentang kehidupan pribadi artis bintang tamu maupun pembawa acaranya. Yang paling membuat bingung kemudian ada sesi masak-masak di sebuah acara musik.

Musiknya hanya 5%, gosibnya 15%, bercanda dan masak 30%, kemudian mengorek-orek kehidupan pribadi 50%, mungkin begitu presentasenya. Ketidak fokusan acara ini sangat Indonesia sekali, seperti program-program pemerintah yang tidak jelas mau diapakan.

Programnya selalu berubah-ubah dan tidak jelas diperuntukkan untuk siapa. Sama juga seperti membuat skripsi dengan tujuan yang serius, namun akhirnya mahasiswa sadar skripsi hanya jadi bungkus kacang atau didaur ulang untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.

Sinetron

Jangan mengaku orang Indonesia kalau belum nonton sinetron berseri di televise. Sinetron Indonesia sudah sangat jelas menggambarkan kehidupan masyarakat bangsa ini. Cobalah menonton sinetron “Anak Jalanan” di RCTI pukul 19.00 WIB. Sinetron ini bercerita tentang kelompok-kelompok remaja bermotor, namun selalu berselisih satu sama lain.

Sama persis seperti kehidupan nyata, seperti permusuhan antar agama, semua mengaku paling benar dan tidak satupun ingin memperbaiki diri. Dalam sinetron selalu saja diisikan, tokoh baik dan tokoh jahat. Jumlahnya begitu bombastis, 1 tokoh baik bersanding dengan 100 tokoh jahat. Bisa dipastikan kebaikan akan mati dikeroyok oleh kejahatan.

Ini sangat berbanding terbalik dengan ajaran agama yang katanya kebaikan selalu memang melawan kejahatan. Hal itulah yang sebenarnya menjadi daya jual dalam tayangan sinetron Indonesia.

Tentu banyak yang dapat kita pelajari dari sinetron Indonesia, misalnya cara bijak untuk menfitnah orang, cara yang baik dan benar untuk memusuhi orang, serta banyak tips-tips yang cadas untuk membohongi orang lain.

Seperti yang di perankan oleh Cut Mariska dalam sinetron “Anak Jalanan”. Begitu piawainya ia memainkan peran sebagai wanita penghianat dan pembohong besar. Permainan watak seperti itu akan sangat berguna bagi warga negara Indonesia, misalnya pekerja berbasis MLM. Semua trik drama itu bisa dipraktekkan untuk menarik downline.

Rasa-rasanya hanya itu yang dapat saya paparkan secara sangat serius mengenai hasil penelitian saya. Penelitian-penelitian lain tentu akan saya lakukan demi kepentingan saya pribadi. Semoga apa yang saya paparkan ini akhirnya dapat membuat kawan-kawan sebangsa sadar, bahwa pemaparan dalam kesempatan ini ternyata benar-benar sangat tidak penting sekali.

Saya tidak akan menyimpulkan pemaparan saya, saya hanya akan memberikan sebuah pandangan saya mengenai hubungan antara tayangan televisi Indonesia dengan rusaknya moral tunas-tunas bangsa ini.

Menurut saya rusaknya moral tunas bangsa di negeri ini bukan dikarenakan oleh hiburan televisi, namun yang menyebabkan moral tunas bangsa jadi rusak adalah karena menonton hiburan di televisi tersebut. Paham kan?

Hiburan berupa tayangan-tayangan di televisi yang Indonesia banget, tidak akan mengganggu psikis apalagi sampai merusak moral tunas bangsa jika tidak ditonton. Maka segeralah lempar televisi anda atau siumbangkan ke tempat-tempat pembuangan sampah terdekat.

Sekian saja yang dapat saya paparkan, semoga kawan-kawan sebangsa selalu hidup berbagahia. Ingat! Jadilah manusia Indonesia yang berguna, terutama untuk diri sendiri. Jangan lupa makan, agar tidak mati, kemudian cuci kaki tangan lalu berdoa sebelum tidur. Mimpilah yang tinggi agar dapat memajukan pembangunan negeri ini.

Salam satu bangsa, Merdeka! (T)

Tags: gaya hidupIndonesiakemerdekaanTV
Previous Post

Cinlok saat KKN Muncul Karena “Yang Spesial” Dikalahkan “Yang Ada”

Next Post

Negeri Kopi

Emboeng Arishinta Poetra

Emboeng Arishinta Poetra

Mantan mahasiswa yang kini jadi mantan guru. Pernah menulis puisi dan menang di tingkat kampus

Next Post

Negeri Kopi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co