5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Buleleng Festival”: Belajar Pencitraan dari “Lawar Getih”

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inFeature

Foto: Ole

147
SHARES

BELAJARLAH pencitraan dari kuliner khas Buleleng, terutama dari lawar getih. Karena pencitraan itu adalah pertunjukan tentang “rasa dan kesan” yang serupa antara apa yang dilihat mata dengan apa yang dicecap lidah, apa yang dihirup hidung, dan apa yang disetuh hati – bahkan hati yang paling dalam.

Kesimpulan itu saya dapatkan ketika berkunjung ke stand kuliner Buleleng Festival (Bulfest) di Jalan Veteran Singaraja, Jumat (5/8) siang.

Usai menjadi juri lomba menulis dan baca puisi di Sasana Budaya, saya bersama guru-sastrawan Tuti Dirgha dan penulis-muda Anggara Surya, masuk ke stand kuliner Mie Cel yang dikelola Semeton Paket Agung. Di stand itu ada sejumlah menu berbahan daging babi, semisal mie, rawon, sate dan tentu saja lawar getih.

Saya pesan lawar getih, rawon dan sate plecing. Ketika menu terhidang, seperti biasa saya takjub pada lawar getih. Merah dan kasar. Lamat-lamat tercium aroma darah. Saya segera melumatnya. Ketika adonan masuk mulut, terasa betapa darah bercampur dengan ludah hingga melumuri gusi dan gigi hingga meleleh ke tepi bibir. Saya bayangkan seperti itu mungkin mulut harimau saat mencincang seekor rusa tak berdaya dengan giginya. Tak ada rasa jijik di hati, karena kalah oleh rasa yang dicecap oleh lidah.

Lawar getih dengan bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai lawar darah. Lawar adalah menu masakan Bali berupa adonan daging, sayur, bumbu lengkap dan darah. Ada lawar nangka, artinya lawar yang didominasi sayur buah nangka muda yang diiris atau dicincang. Lawar klungah (batok kelapa muda) yang tentu didominasi cincangan klungah. Begitu juga dengan lawar kacang, lawar dolong, lawar sapi, lawar gerang (ikan teri), dan berpuluh-puluh jenis lawar lain.

Yang dominan dari lawar getih tentu saja darah. Bahkan tanpa sayur sama sekali. Lawar getih terdiri dari campuran ati dan jeroan. Sebelum diadon, ati dan jeroan dibakar, kemudian diiris-iris, lalu diaduk dengan basa genep (bumbu lengkap). Setelah itu adonan dilumuri dan dicampur dengan darah. Benar-benar darah segar dan harus tetap berwarna merah. Merah darah itu menyelimuti seluruh bahan lain, sehingga gurih ati dan jeroan akan terasa menyentak jika ia sudah berlompatan di muka lidah, di larut ludah, di antara gigi.

Saya pikir seperti itulah pencitraan. Pencitraan itu tindakan untuk memperkenalkan apa yang asli di diri kita, bukan upaya keras dan berlebihan untuk menyembunyikan apa yang palsu.

Lawar getih sejak awal memperlihatkan apa yang asli dari menu itu. Sehingga orang yang takut dan tak doyan darah, sejak awal tak akan menyentuh makanan itu. Lawar getih tak ingin tampil elegan yang hanya enak dilihat mata semua orang, namun menipu di lidah dan berkhianat di hati. Lawar getih hanya mengundang penyuka darah, yang tak suka pesan menu lain.

Jenis menu plecing juga menunjukkan hal seirama. Di Bali yang terkenal itu plecing kangkung. Namun di Buleleng ada banyak masakan bisa di-plecing. Selain sate plecing, ada tipat plecing. Ciri khas plecing itu lalah (pedas). Pedas bukan hanya dirasa oleh lidah, namun juga oleh mata. Meskipun plecing tetap pedas dengan cabai kecil, ia tetap diisi cincangan cabe merah besar. Cabe merah besar itu sesungguhnya tak menyumbang rasa pedas, hanya ia memberi warna merah menyala pada adonan.

Jadi, gilingan cabe merah besar itu ditugaskan sebagai iklan pencitraan sekaligus peringatan kepada mata sebelum masuk ke mulut dan dilumat lidah bahwa plecing itu benar-benar pedas. Jadi, sekali lagi, mata, lidah dan hati tak boleh saling berkhianat.

Dengan pencitraan semacam itulah masakan khas Buleleng memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk dikenal dunia luar. Buktinya, siobak singaraja, rujak buleleng, sate plecing buleleng, tipat cantok dan tipat plecing mulai menebar di Denpasar dan dicari-cari penggemar makanan, justru karena keberaniannya menjadi “asli, khas dan berbeda”.

Dalam hal kesenian pun begitu. Dialog-dialog pemain dalam seni drama gong gaya Buleleng misalnya, memang harus tetap menunjukkan bahasa asli khas Buleleng. Bahasa yang cenderung apa adanya, tanpa repot dengan sor-singgih bahasa. Karena di keseharian pun bahasa yang berseliweran dalam pergaulan antarwarga di Buleleng adalah bahasa yang biasa.

Jika ada orang Buleleng tiba-tiba ngomong halus, padahal sebelumnya ia biasa ngomong kasar dan apa adanya, justru bisa dicurigai orang itu sedang membangun pencitraan untuk menutup kepalsuan, bukan memperlihatkan keaslian. (T)

 

Tags: bulelengbuleleng festivalkuliner
Previous Post

Pameran Lontar: Tidak Semua Sakral – Ada juga Falsafah Islam

Next Post

“Akun Cantik”, Promosi Wajah di Media Sosial?

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

“Akun Cantik”, Promosi Wajah di Media Sosial?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co