16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Puting Digigit Buaya dan Gaya Lain – Berbagai Rupa Perayaan Murni

Eka PrasetyabyEka Prasetya
February 2, 2018
inUlasan

“Pure Passion – After Murni” (variable dimension, mixed media, 2016). karya Mella Jaarsma. #Foto: Eka

28
SHARES

ISU kesetaraan gender masih menjadi topik relevan yang dibahas melalui media verbal maupun non verbal. Tak terkecuali melalui medium seni rupa. Topik soal gender yang seolah ingin menyatakan bahwa wanita layak mendapatkan tempat yang sama dengan pria, bahkan cenderung bisa mengalahkan pria, juga menjadi isu menarik yang ditangkap oleh para perupa.

merayakan murni1Isu-isu itu tertangkap secara gamblang dalam pameran bertajuk “Merayakan Murni”, yang diselenggarakan di Sudakara Art Space, Jalan Sudamala, Sanur. Pameran yang didedikasikan untuk mengenang sosok perupa asal Bali Barat, I Gusti Ayu Kadek Murniasih atau yang lebih dikenal dengan nama Murni itu, melibatkan 15 orang perupa dari enam negara. Rencananya pameran akan berlangsung hingga 18 September mendatang.

Dalam pameran itu, perupa dari Indonesia, berkesempatan menampilkan karya-karya mereka berdampingan dengan para perupa residensi yang diajak terlibat dalam pameran. Perupa tanah air yang terlibat yakni Citra Sasmita, Dewa Putu Mokoh, Mella Jaarsma, Natasha Lubis, Ngakan Putu Agus Arta Wijaya, Oototol, Punia Atmaja, serta Made Bayak yang berkolaborasi dengan Kartika Dewi dan Damar Langit Timur.

Sementara perupa luar negeri yang terlibat yakni Edmondo Zanolini asal Italia, Imhathai Suwatthanasilp dari Thailand, Marieke Warmelink yang datang dari Belanda, serta Wawi Navarroza dari Filipina. Selain itu ada tiga perupa residen asal Singapura yang ikut terlibat, yakni Mintio, Ila, dan Wholesome Nila.

Pada pameran “Merayakan Murni”, karya-karya yang dihadirkan tak hanya berwujud lukisan. Ada pula seni kriya, seni instalasi, hingga komunikasi visual yang dihadirkan lewat media audio visual alias video. Para perupa juga banyak mengeksplorasi bahkan cenderung mengeksploitasi wanita, dalam karya-karya yang dipamerkan.

Perupa tanah air, Mella Jaarsma misalnya. Ia menghadirkan sebuah seni instalasi yang diberi judul “Pure Passion – After Murni” (variable dimension, mixed media, 2016). Mella menghadirkan sebuah pakaian, yang mana pada bagian payudara – tepat pada bagian puting – digigit buaya. Pada malam pembukaan yang berlangsung pada Sabtu (16/7/2016) lalu, pakaian itu benar-benar dikenakan seorang model perempuan.

Citra Sasmita, perupa muda yang juga alumni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja itu juga membuat sebuah instalasi. Ia membuat seratus buah potongan vagina berwarna putih yang terbuat dari kelamik. Vagina-vagina itu kemudian diletakkan pada sebuah mangkok yang kemudian ditimbang. Karya itu diberi judul “Mea Vulva, Maxima Vulva” (180x100x100 cm, mixed media, 2016).

Sementara Natasha Lubis mencoba tampil lebih sederhana dengan memadukan unsur lukisan dengan foto. Natasha menggambarkan sosok wanita Bali era lampau yang mengenakan giwang cerorot dan bertelanjang dada. Sementara di sekitarnya muncul pusaran abstrak berbagai warna. Karya itu diberi judul “Paradisal Blues #1” (150×130 cm, media campuran cat akrilik dengan cetak digital pada kanvas, 2016).

Natasha yang sebenarnya berasal dari Jakarta itu, mencoba memaknai Murni sebagai seorang perempuan Bali, yang terjebak dalam pusaran modernisme dan urbanisasi. Melalui sosok Murni, ia melihat bagaimana sebuah konflik yang aneh, namun nyata adanya. Bali yang dianggap sebagai pulau surga, ternyata menyimpan banyak masalah dan konflik terpendam yang harus diurai satu persatu.

“Yang saya bawa ke topik Murni ini, bagaimana posisi perempuan Bali, dikaitan dengan kondisi Bali masa kini. Melalui karya yang saya pamerkan, saya ingin menyampaikan bagaimana gambaran posisi perempuan Bali di tengah modernisasi. Beberapa hal yang menarik tentang Bali saya jadikan dalam satu kolase, dimana perempuan Bali sebagai titik sentral. Gambaran lainnya, hanya sebagai simbol kesibukan dunia modern,” jelasnya.

merayakan murni2Kurator Pameran, Savitri Sastrawan mengungkapkan, dalam pameran itu perupa-perupa yang ikut merespon sosok Murni seolah melakukan perbincangan tentang sosok Murni, melalui media karya masing-masing. Karya-karya milik Murni yang dihadirkan dalam pameran pun mendapat respon positif dari publik. Padahal sepuluh tahun silam, karya-karya Murni yang banyak mengeksplorasi masalah seksualitas wanita dan pria, serta isu-isu kesetaraan gender, dianggap sebagai hal yang tabu.

“Kami tentu ingin sosok Murni tidak lagi dilupakan, dan perbincangan tentang Murni tidak hanya berhenti setelah pameran ini. Pameran ini menggambarkan bagaimana isu seksualitas, terapi seni, kesetaraan gender, itu memang perlu dibahas. Karya-karya seperti karya Murni, dulu pada masanya mungkin dibilang tabu. Tapi sekarang, setelah sepuluh tahun dia meninggal, responnya baik-baik saja,” kata Savitri.

Salah seorang penikmat seni, Putu Lilik Surya mengaku mampu dengan mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan dalam pameran itu. Terutama dalam karya-karya milik Murni, yang memang sengaja dipamerkan di sisi barat galeri.

“Wanita itu tidak selalu di bawah. Wanita juga bisa berkuasa jika dia ingin. Wanita tidak boleh selalu tertindas. Mungkin lukisannya Murni itu simbol kekuatan ketika wanita itu bisa bangkit kembali, dan dapat mengalahkan kehebatan seorang pria,” ujar Lilik.

Pameran “Merayakan Murni” diselenggarakan sejak 16 Juli 2016 lalu hingga 18 September 2016 mendatang. Pameran tak hanya melibatkan perupa yang merespon tema pameran, namun juga menghadirkan karya-karya lukisan milik Murni hingga dua buah boneka yang kemudian dimaknai sebagai karya seni instalasi milik Murni.

Sejumlah arsip milik Murni juga dipamerkan. Seperti buku catatan karya-karyanya, kliping di media, poster sertaflyerpameran, foto-foto ketika masih aktif melukis, serta video-video tentang Murni. Semua arsip itu ditemukan di rumah BTN milik murni yang ada di wilayah Gianyar.

Untuk diketahui, I Gusti Ayu Kadek Murniasih yang lebih akrab disapa Murni, lahir di sebuah tempat di Bali Barat pada 1966 silam. Tak diketahui secara pasti di mana Murni lahir. Ada yang menyebutkan Murni lahir di Tabanan, banyak pula yang meyakini Murni lahir di Jembrana.

Dia lahir di keluarga yang berantakan. Pada pertengahan 1980-an ia memutuskan berpisah dengan suaminya, karena tidak bisa memberikan keturunan. Belakangan dia menikah dengan laki-laki asal Italia yang bernama Mondo.

Murni mulai berkarya sejak awal 1990-an, setelah belajar pada Dewa Putu Mokoh. Ia melukis karya-karya dengan gaya surealis, menggunakan teknik Pengosekan. Karya-karya Murni banyak menyoroti masalah seksualitas. Pada era tersebut karya Murni dianggap kotor. Tabu untuk dipamerkan. Padahal karya-karya itu menjadi sebuah terapi dari kehidupan Murni yang kelam.

Murni kemudian meninggal pada tahun 2006 karena kanker rahim. Karya-karyanya menjadi inspirasi bagi kalangan perupa wanita di Indonesia, utamanya di Jogjakarta dan Jakarta. Murni menjadi simbol kekuatan dan perlawanan perupa wanita, dalam isu kesetaraan gender dan seksualitas. (T)

Tags: PameranSeksualitasSeniSeni Rupa
Previous Post

Novel Yahya Umar: Istana Impian Para Kuli dari Madura

Next Post

Tentang Drama Gong: Ingat, Gaya Buleleng dan Bali Selatan itu Beda

Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

Next Post

Tentang Drama Gong: Ingat, Gaya Buleleng dan Bali Selatan itu Beda

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co