6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bangun Trotoar Gelar Karnaval – Cara Mudah Menjadi Kota

Raudal Tanjung BanuabyRaudal Tanjung Banua
February 2, 2018
inOpini

Ilustrasi: Hersa Swadharma

32
SHARES

MENJADI kota niscaya menjadi modern. Premis ini berlaku pada cara pandang yang menempatkan dua kutub berbeda antara kota dan desa. Desa diasumsikan berbau tradisional, kota identik dengan kemajuan. Ini memang hitam-putih. Tapi begitulah galibnya dalam praktek hidup sehari-hari, termasuk yang akhirnya mengental dalam ranah politik lokal. Ya, pada era otonomi, pertumbuhan kota sama pesatnya dengan kabupaten baru. Sayangnya bukan pertumbuhan fasilitas penunjang kualitas kekotaan, namun pertumbuhan kuantitas melalui proyek pemekaran.

Maka kota-kota kecil tumbuh, seolah dalam semalam, sebagian langsung menanggung status ajeg dengan kekuasaan. Kadang, status ini jauh lebih mentereng ketimbang kondisi fisik, finansial, aksesibilitas, potensi maupun sumber daya manusianya. Apa boleh buat. Impian untuk sebuah kota mengalahkan itu semua.

Terjadi percepatan tanpa tedeng aling-aling. Tempo hari kota kecamatan, besok jadi ibu kota kabupaten. Kemarin ibukota kabupaten, sebentar jadi kota sendiri. Entah parameter apa yang dipakai pemerintah untuk menentukan status sebuah kota. Kadang apa yang dinamakan ibukota kabupaten tak lebih seruas-dua ruas jalan yang diperlebar, diberi trotoar tentu saja. Lalu kompleks perkantoran yang mencolok, termasuk kantor bupati dan kantor DPR tempat elit baru memandang kota.

Jangan heran, banyak kota atau ibukota tak tercantum dalam peta, bahkan mungkin namanya belum pernah anda dengar. Pun fenomena yang menyertainya. Coba, tahukah anda di mana letak kota Subulussalam dan Banjar? Tahukah anda bahwa Pariaman, Tasikmalaya dan Sungaipenuh merupakan kota kecil dengan kantor walikota sendiri? Pernah dengar Ereke dan Buranga berebut status jadi ibukota kabupaten baru Buton Utara, sebagaimana dulu Muarolabuh dan Arasuko di Solok Selatan? Tahukah anda bahwa kota kecamatan Sonder dan Tapan sedang digadang-gadang sebagai calon ibukota Minahasa Tengah dan Renah Indojati, bersama lebih 30 kota lainnya yang menunggu impian sama?

Atau, berkunjunglah ke kota-kota kecil itu, terasa betapa status ibukota yang disandangnya kadang kedodoran seperti pakaian kebesaran, meski di sisi lain tersirat harapan masa depan. Nangabulik (mudah-mudahan anda pernah dengar), tidak lebih serupa pusat kelurahan Bangunjiwo di Bantul. Namun melihat potensi tambang dan perkebunan, Nangabulik tampak percaya diri menyandang status ibukota kabupaten Lamandau, persis patung kijang yang mendongak tajam di depan kantor bupatinya.

Suasana ini juga terasa di Melonguane, ibukota Talaud yang baru tiga tahun ini berpisah dari sang induk, Sangihe. Tengok pula Mamuju, kota kecil yang kini jadi ibukota salah satu propinsi termuda di tanah air, Sulawesi Barat. Pembangunan fisik tampak mencolok, berkejaran dengan tenggat waktu yang entah digariskan oleh siapa. Sepanjang hari alat-alat berat sibuk bekerja, menggerus bukit-bukit merah tanah liat di pinggiran kota hingga kerowak di mana-mana.

–

UNTUK membuat kota lebih meyakinkan, digenjot proyek trotoarisasi dan tamansisasi. Pembenahan pasar, membangun tugu di perempatan. Lampu merah? Tak semua kota punya lampu merah, Bung! Tapi yang belum punya segera mendapat jatahnya. Lalu berbagai akronim dibentuk, merujuk K-3 (kebersihan, keamanan, kenyamanan), dan supaya nyambung dicari-cari kaitannya sebagai filosofi kota.

Bagi kota atau ibukota kabupaten yang relatif tua biasanya ada jalan lingkar (bay-pass). Kalau anda lewat Klaten misalnya, rambu mengarahkan anda ke luar kota. Niatnya untuk menghindari “pusat kota” supaya tidak macet, namun kadang dipaksakan. Masih untung Klaten, jalannya lebar dan cukup mulus. Beda dengan Kebumen atau Sragen, jalannya sempit, berkelok-liku di persawahan. Kasihan bis dan truk-truk besar, susah-payah melewati jalan alternatif itu, hanya supaya tak lewat di depan pasar dan kantor bupati setempat yang sebenarnya juga tak ramai-ramai amat.

Belakangan, demi eksistensi sebuah kota muncul fenomena membangun pusat rekreasi berupa waterboom. Purbalingga di Jawa Tengah dianggap sukses memulai upaya ini. Lalu ditiru daerah lain yang sebenarnya belum tentu siap. Ada pula karnaval dan berbagai kontes. Jember berhasil memulainya dengan Jember Fashion Carnaval, lalu Solo Batik Carnaval, Jogja Carnaval, Semarang Carnaval, Tomohon Flowers Carnaval, dan seterusnya. Upaya tersebut tentu saja baik, namun kebanyakan muncul sebagai Pak Turut.

Kota bukan dibentuk oleh kebutuhan akan ruang, akses, transaksi dan kualitas kekotaan lainnya, melainkan percepatan dan perebutan. Kota adalah keniscayaan politik, bukan proses kebudayaan: pendidikan, identitas, sejarah dan tata ruang. Kota-kota mutakhir di tanah air lahir lewat tawar-menawar politik yang berhasrat meringkus semuanya dalam satu malam.

Akibatnya, industri dan urbanisasi—dua hal yang kerap jadi watak kekotaan—juga berlangsung tanpa (r)ancangan. Sementara kota-kota yang sudah lebih dulu ada, termasuk Denpasar yang baru merayakan hari jadinya, tetap belum maksimal menata diri dan merumuskan identitas, kecuali dengan sebuah percepatan yang nyaris tanpa akar: berpacu dengan mall! (T)

Tags: KarnavalKotaPembangunan
Previous Post

Dua Penulis Lolos ke Ubud – Gairah Sastra di Bangkalan Kian Nyala

Next Post

2017 & 2018, Anak Muda Bali Mesti Ambil Bagian

Raudal Tanjung Banua

Raudal Tanjung Banua

Lahir di Sumatera Barat, pernah merantau ke Bali dan kini tinggal di Yogyakarta. Menulis cerpen dan puisi sembari mengelola Komunitas Rumah Lebah, Penerbit Akar Indonesia, dan Jurnal Cerpen Indonesia.

Next Post

2017 & 2018, Anak Muda Bali Mesti Ambil Bagian

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co