24 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Reklamasi Teluk Benoa, “Profit” atau “Benefit”?

Made Surya HermawanbyMade Surya Hermawan
February 2, 2018
inOpini

Ilustrasi: Komang Astiari

85
SHARES

MUNGKIN saya sudah terlambat menguraikan hal ini. Karena saat ini sudah makin banyak masyarakat yang menolak reklamasi Teluk Benoa. Namun dalam konteks ini, saya meyakini bahwa lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Saya ingin menyampaikan bahwa saya mungkin satu dari sekian banyak pemuda Bali yang menolak reklamasi Teluk Benoa. Serta tulisan ini bertujuan agar penolakan saya terhadap reklamasi Teluk Benoa tidak dianggap tanpa dasar atau sebagai aksi mencari sensasi dan numpang keren.

Reklamasi atau yang belakangan ini dikemas dengan kata revitalisasi setidaknya memiliki dua keanehan yang bahkan dapat merugikan Bali. Saya tidak berbicara lingkungan dan ekonomi secara spesifik, karena saya sadari kemampuan saya tidak sejauh itu. Saya hanya menggunakan logika-logika sederhana yang saya pikirkan dan rasakan.

Pertama, diakui atau tidak saat ini Bali tidak seimbang. Wilayah selatan pulau Bali terlalu dominan, tentunya dalam hal ini saya sedang berbicara sudut pandang ekonomi pariwisata yang memang berbasis di Bali bagian selatan. Jika dibandingkan dengan wilayah barat (Jembrana), timur (Karangasem), dan utara (Buleleng) maka akan terlihat sebuah ketimpangan yang sangat signifikan dalam tingkatan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat.

Sering terdengar wacana bahwa Pemprov Bali berkeinginan untuk menyeimbangkan pembangunan di Bali, namun ketika reklamasi Teluk Benoa ini terealisasi maka secara jelas terkesan Pemprov Bali menjilat air liurnya sendiri. Berkembang wacana bahwa rencana proyek reklamasi Teluk Benoa yang akan membangun pulau-pulau kecil menjadi destinasi wisata modern di Bali ini akan menyerap tidak kurang dari 12.000 tenaga kerja.

Analoginya sangat sederhana, “di mana ada gula, di situ ada semut”. Jumlah 12.000 lapangan pekerjaan terdengar menjadi solusi dari permasalahan sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan itu tentu bagaikan wanita cantik dan seksi, yang menarik perhatian banyak orang. Bukan hanya masyarakat Bali, namun era globalisasi dan MEA ini secara jelas tidak menghalangi tenaga kerja yang berasal dari luar Bali mengadu nasib dan skill mereka di Bali.

Apa jadinya? Tentu dengan sangat mudah dapat diprediksi bahwa akan ada lebih banyak orang yang datang ke Bali selatan untuk mendapatkan penghidupan. Masyarakat dari Jembrana, Karangasem, Buleleng, dan beberapa kabupaten lain di Bali tentu akan mengadu nasib mereka ke Bali selatan untuk mendapatkan pekerjaan guna menyambung hidup.

Mau tidak mau setiap hari dapur mereka mesti ngepul. Bali selatan yang sudah macet akan makin macet dan yang sudah panas akan makin panas. Percaya atau tidak, macet dan panas sangat memengaruhi psikologi dan produktivitas kerja. Sehingga penurunan kualitas SDM menjadi dampak jangka panjang yang bukan tidak mungkin akan terjadi. Di samping akan menambah padatnya penduduk Bali selatan, arus urban tersebut juga berakibat makin banyak masyarakat yang meninggalkan tanah kelahiran mereka. Lalu kalau sudah begitu, siapa yang akan membangun tempat itu untuk menyeimbangkan pembangunan Bali? Bukankah Bali justru akan semakin tidak seimbang.

Bali bukan hanya Denpasar dan Badung, masih ada 7 kabupaten lain yang menurut saya patut untuk tidak dipandang sebelah mata dan dikembangkan segala bentuk potensinya. Saya rasa, untuk mewujudkan program Bali Mandara, semua kabupaten/kota di Bali memiliki hak yang sama untuk berkembang ataupun dikembangkan. Bukan hanya Bali selatan.

Saya meyakini segala sesuatu yang tidak seimbang, cepat atau lambat akan menimbulkan sebuah ketidakbaikkan. Saya gagal paham dengan fenomena ini, logika saya yang memang tidak dapat menjangkau hal tersebut, atau memang alasan utama proyek ini adalah profit, bukan benefit.

Kedua, terkesan ada kebingungan antara pihak investor dan pemerintah dalam proyek ini. Sejujurnya sampai saat ini pun saya masih belum jelas, ini sebuah kebingungan atau ketakutan. Atau mungkin ketakutan yang menyebabkan kebingungan. Dalam hal ini yang saya maksud adalah kebingungan menentukan dasar proyek. Reklamasi atau revitalisasi. Pada awal kasus ini berkembang, proyek tersebut disebut sebagai sebuah reklamasi. Namun seiring berjalannya waktu, ada pergeseran penamaan. Dari reklamasi bertransformasi menjadi revitalisasi.

Entah perubahan nama tersebut memang untuk mengubah esensi proyek atau hanya untuk menyapa masyarakat dengan lebih halus sehingga berharap masyarakat Bali lantas menyetujui. Saya sering senyum-senyum sendiri memikirkannya. Mungkin mereka mengira mayoritas masyarakat Bali tidak mengenyam pendidikan yang cukup sehingga berharap terlalu tinggi bahwa hanya dengan merubah nama seketika masyarakat akan mendukung proyek ini.

Sederhananya begini, saya sempat menyimak wacana Gubernur Bali bahwa ekosistem di Teluk Benoa sudah tidak layak, sudah mengalami sedimentasi lumpur, dan tercemar logam berat sehingga diperlukan revitalisasi untuk memulihkan Teluk Benoa. Iya, saya sepenuhnya sepakat dengan Pak Gubernur. Mari sekarang kita bermain redaksi, revitalisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti proses, cara, perbuatan, menghidupkan atau menggiatkan kembali. Jika definisi KBBI tersebut digunakan dalam konteks Teluk Benoa, maka dalam sudut pandang saya Teluk Benoa harus dikembalikan ke fungsi awalnya sebagai muara sungai, habitat makhluk hidup, dan tempat nelayan mencari penghidupan. Dikembalikan menuju fungsinya seperti sedia kala. Bukan diubah fungsinya menjadi daerah tujuan wisata modern.

Sehingga kalau niatnya memang murni untuk merevitalisasi, menurut saya solusinya bukan dengan membuat pulau-pulau kecil disana. Bukan dengan membangun wahana bermain semacam Disney Land, atau semacam membangun sirkuit F1. Saya bukan orang ekologi, namun secara awam saya bisa menduga bahwa solusi dari permasalahan Teluk Benoa bukanlah reklamasi. Melainkan dengan melakukan normalisasi atau revitalisasi dalam arti sesungguhnya. Bukan reklamasi yang berlindung dalam topeng revitalisasi.

Saya tidak yakin ini dapat digunakan sebagai contoh atau tidak. Ini antara teluk dan sungai. Sama-sama ekosistem perairan dan sama-sama memegang peran penting dalam keseimbnagan ekosistem perairan itu sendiri. Pak Gubernur mungkin bisa melihat dan belajar dari langkah Ahok di Jakarta. Ahok sadar betul sungai di Jakarta tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, lalu diambil langkah mengeruk sedimentasi lumpurnya dan melakukan penataan di daerah pinggiran sungai. Untung saja Ahok tidak berpikir untuk mengembalikan fungsi sungai di Jakarta agar kembali normal dengan cara mengurug sungai tersebut. Bisa jadi ibu kota Indonesia bukan lagi Jakarta.

Bali tidak kurang stok ahli ekologi yang mestinya diajak berdiskusi untuk memecahkan masalah tentang Teluk Benoa. Saya pun memiliki keyakinan jika ahli-ahli ekologi tersebut adalah orang Bali, maka mereka tidak akan berkeberatan diajak untuk “menyembuhkan” tanah kelahirannya. Kembali saya gagal paham, ini tujuannya untuk menyelamatkan lingkungan atau menyelamatkan isi kantong yang mungkin sudah mulai kosong.

Pada akhir tulisan ini, saya ingin menyampaikan bahwa saya bukan orang yang anti pembangunan. Saya sadar betul Bali harus terus berkembang dan maju. Tetapi saya sampaikan bahwa saya anti pembangunan yang tidak berpikir menggunakan perasaan. Tulisan ini bukan pula bertujuan untuk meniadakan kemajuan Bali di bawah kepemimpinan pemerintahan saat ini. Saya pun sangat merasakan kemajuan Bali saat ini, aspek kesehatan dan pendidikan sudah jauh mengalami kemajuan dibandingkan sebelumnya. Saya sadar pejabat penting di Pemprov Bali adalah manusia sebagaimana juga saya. Manusia yang setiap saat dapat melakukan kekeliruan dan kesalahan yang sudah tentu perlu dikontrol oleh segenap lapisan masyarakat Bali. Untuk itu, saat ini saya sedang belajar menjadi pribadi yang tidak segan mengapresiasi dan tidak enggan mengkritisi. (T)

 

Tags: baliReklamasiRevitalisasi
Previous Post

Karena Bahasa, Turis Bisa Bayangkan Salak Sebagai Ular

Next Post

Stop Ajeg-kan Bahasa Bali!

Made Surya Hermawan

Made Surya Hermawan

Lahir di Denpasar, 7 Oktober 1993, tinggal di Kuta, Bali. Lulusan Jurusan Pendidikan Biologi Undiksha, Singaraja, 2015. Gemar mendengar cerita politik dan senang berorganisasi. Setleah menamatkan studi pascasarjana di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang, ia mengabdikan ilmunya dengan jadi guru.

Next Post

Stop Ajeg-kan Bahasa Bali!

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mars dan Venus: Menjaga Harmoni Kodrati

by Dewa Rhadea
May 24, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DI langit malam, Mars dan Venus tampak berkilau. Dua planet yang berbeda, namun justru saling memperindah langit yang sama. Seolah...

Read more

“Storynomics Tourism”: Tutur Cerita dalam Wisata

by Chusmeru
May 24, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

BANYAK pertimbangan wisatawan berkunjung ke satu destinasi wisata. Selain potensi alam dan budayanya, daya tarik destinasi wisata terletak pada kelengkapan...

Read more

Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

by Stebby Julionatan
May 23, 2025
0
Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

DALAM dunia pendidikan, kemampuan berbicara bukan hanya tentang menyampaikan kata-kata, melainkan juga menyangkut kepercayaan diri, daya pikir kritis, dan keterampilan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co