Kenapa dukun dan dokter bersaudara? Karena tujuan mereka sama, yaitu menyembuhkan orang sakit. Kalau tujuannya buruk, entah itu dukun entah itu dokter, mereka semua adalah musuh kita.
.
Saat kita punya tujuan yang sama baiknya, maka beda pilihan cara tak lebih daripada beda warna pelangi yang sebetulnya bersama-sama telah melukis kesempurnaan. Maka yang diperlukan dari keduanya adalah saling menerima, bukannya saling meniadakan.
Karena cara kerjanya yang berbeda maka secara logika keduanya harusnya tak perlu bertabrakan. Ibarat kendaraan, kapal boat harusnya tak bertabrakan dengan helikopter karena beda media lalu lintas. Berangkaian, justru itulah yang mungkin.
Saat bertugas di pedalaman dulu, setelah naik kapal boat saya harus melanjutkan naik pesawat terbang kecil untuk sampai ke tempat tujuan di tengah hutan. Kalau keduanya sampai bertabrakan, itu berarti salah satu telah mengambil haluan yang lain. Itu jelas sebuah kesalahan.
Dokter adalah profesi modern. Ia melalui pendidikan terencana dan sistematis. Ada skema pembagian materi pendidikan yang sangat tertata dan dalam kurun waktu tertentu.
Saat ini pendidikan dokter adalam western medicine yang strict pada konsep evidence based medicine atau kedokteran berbasis bukti. Artinya, kesimpulan-kesimpulan terkait efektivitas pengobatan maupun satu tindakan medis harus didasarkan pada data yang sahih dari penelitian yang luas dan mengacu pada standar metodologi yang baku, terstandarisasi.
Maka penyakit yang sama umumnya akan mendapat perlakuan terapi yang sama pula, meski tidak tertutup kemungkinan akan adanya modifikasi-modifikasi yang terbatas. Sebab sampai saat ini masih diyakini medis itu adalah science & art. Begitu juga ilmu penyakit atau patofisiologi telah tersusun dalam buku-buku yang menjadi referensi internasional untuk semua dokter di dunia. Dengan metode sebaik inipun, upaya dokter belum dapat mengatasi semua masalah medis. Maka tantangan masih besar dan terjal.
Dukun, sebaliknya, ia profesi tua dan tradisional. Tidak melalui sebuah pendidikan khusus yang tertata dan sistematis atau dengan skema kurun waktu tertentu. Seorang dukun dapat saja tiba-tiba lahir melalui sebuah fenomena unik, bahkan sangat unik. Misalnya dari sebuah mimpi aneh atau justru setelah yang bersangkutan ajaib sembuh dari sakit parah.
Atau seorang bocah yang bahkan ia sendiri tak pernah merasa bisa mengobati namun “dipaksa” telah menjadi dukun yang harus mengobati. Dan orang-orang dapat saja sembuh dari si dukun yang masih bingung ini.
Konsep dukun lebih banyak mengacu pada tradisi dunia timur. Mekanisme penyakit dan penyembuhan dalam dunia perdukunan sifatnya sangat personal dan individual. Penyakit yang sama dapat saja mendapatkan metode terapi yang sangat berbeda, tergantung “spesialisasi” dukun itu sendiri.
BACA KOLOM DOKTER LAIN:
Tak ada buku-buku yang dapat dijadikan referensi bersama secara umum dan seragam. Juga tak ada kuliah-kuliah terjadwal. Tanpa itu semua, seorang dukun dapat menyembuhkan orang sakit. Maka betul saja julukan mereka adalah“orang pintar”.
Walau berbeda, tak sedikit gagasan doketr dan dukun itu sama. Saat seorang pasien demam berdarah atau infeksi lainnya masuk rumah sakit maka terapi penting adalah pemberian cairan, melalui infus maupun pemberian oral. Lalu coba perhatikan saat seseorang berobat ke dukun, maka yang dibawa pulang salah satunya adalah tirta atau air yang sudah didoakan, bukanlah ayam goreng atau roti keju.
Jadi sama-sama air, atau seorang dukun sering memberi ramuan-ramuan herbal yang dalam dunia medis ini merupakan sumber utama anti oksidan.
Meski saat ini keahlian dokter makin mendalam dan alat-alat kedokteran kian canggih, namun dukun masih tetap ada. Ia ada karena kita percaya. Kepercayaan itu adalah sebuah kehormatan. Maka saat diberikan kepercayaan, sudah seharusnya, siapapun untuk menjadi mulia dan bijaksana. [T]