Orang-orang yang biasa melontarkan kata-kata seperti di dalam judul tulisan ini mungkin bisa dibilang sebagai sampah dari suatu masyarakat.
Karena buktinya ia hanya teracuni oleh propaganda pendidikan yang justru membuat dirinya menjadi sangat sombong dan tidak terkontrol dengan kebodohannya.
Seharusnya, sebagai seseorang yang cerdas dan intelektual (katanya), ia tidak akan berbicara seperti itu terhadap lawan bicaranya atau pada siapa pun yang akan ia ajak berbicara. Meski secara status sosial, orang yang sedang diajak berbicara lebih rendah statusnya, khususnya status yang ia buat sendiri: status pendidikan.
Ngomong-ngomong soal status sosial maka tidak akan saya libatkan pada status di mata hukum, apalagi di mata Tuhan, karena saya sendiri tidak tahu apakah Tuhan memiliki mata atau tidak, tapi yang pasti Tuhan mahamelihat. Jadi bingung!
Kembali pada pembahasan inti; mengenai orang-orang yang masuk dalam kategori sampah pendidikan saya rasa sudah sangat banyak, bahkan teman-teman kita sendiri ada yang masuk dalam nominasi itu.
Misalnya nih: ketika sedang berbicara dengan orang-orang yang ia anggap bahwa pengetahuannya lebih rendah darinya, maka ia akan mengeluarkan jurus berbicara sok idealisme banget!
Bahasa-bahasa yang digunakan mulai meninggi, menggunakan bahasa kamus, bahasa filsafat, bahasa hukum, bahasa ilmiah—yang justru menyulitkan pesan-pesan yang sedang ingin ia sampaikan sebagai seorang penutur, karena ia terlalu dilematis terhadap bahasa yang sengaja digunakan sok-sok’an meninggi. Ia tidak menggunakan bahasa-bahasa sosial—yang justru sangat memudahkan terjangkau oleh siapa pun.
Saya beranggapan atau sebatas duga-duga, barangkali orang-orang yang cara menuturkan bahasanya seperti itu; sebagai orang pendidikan, mungkin ia beranggapan bahwa semua orang yang ia ajak berbicara adalah Tuhan (yang mengerti semua bahasa). Seharusnya ‘kan tidak begitu sebagai kaum terdidik, tapi lebih mengerti, lebih paham, dan lebih peka terhadap siapa ia akan berbahasa; terhadap siapa ia akan berbicara.
Tetapi untuk menemukan orang-orang yang seperti ini ‘kan sangat sulit, bahkan jarang. Dan orang-orang seperti inilah yang justru tidak terkena penyakit sok idealis banget atau bukan peminum racun propaganda pendidikan.
Tulisan ini juga tidak tertuju terhadap satu pihak, misalnya terhadap guru ngaji, guru besar, filsuf, dan sebagainya. Tetapi tulisan ini bersifat umum, terhadap siapa pun; yang dalam artian tidak pandang bulu, apalagi pandang kulit—sungguh sangat tidak.
Pembahasan ini sudah lumayan jauh, tapi mari kita tarik pembahasan ini kembali ke belakang, mengenai persinggungan terhadap bahasa buku: kamus, filsafat, hukum, dan ilmiah. Sebab kebanyakan orang-orang yang masuk dalam kategori pembahasan ini ialah orang-orang yang ke mana-mana membawa buku, dikit-dikit baca buku, selintas-selintas meng-iklan-kan teori-teori di dalam buku.
Seolah-olah kita men-dewa-kan buku di dalam otak. Padahal kalau dari pandangan saya: buku itu adalah sampah yang harus kita makan, jadi apabila tubuh kita tidak kebal menampung segala racun, segala bakteri yang masuk ke dalam tubuh kita, maka secara otomatis kita akan sakit dan sakitnya berbeda dengan gejala masuk angin, tapi ini justru pada sakit terhadap pola pikir kita yang cenderung beradaptasi dengan apa isi-isi buku ‘sampah’ yang kita makan—yang salah satu contoh penyakit kronisnya ialah cenderung menjadi filsuf dadakan, juga bisa menjadi pemikir yang kekanan-kirian.
Sementara yang di tengah-tengah tidak dianggap—yang justru di sanalah letak penetraliriran terhadap sampah ‘buku’ yang kita makan.
Point-nya ialah kita harus dapat menetralisir segala racun buku yang masuk ke dalam otak : mengetahui segala racun apa saja yang masuk pada pola pikir kita, tapi tidak terpengaruh/terkontaminasi oleh segala racun itu, tetapi lebih pada menyediakan penyaringan-penyaringan terlebih dahulu, agar yang kemudian menjadi darah-daging pada tubuh kita adalah hal-hal yang jernih—dan apabila kejernihan berpikir itu dapat kita tempatkan sebagaimana tempat-tempat semestinya, maka itulah yang sebut kebijaksanaan. [T]