13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Rare Bali Festival”: Ekspresi Anak di Ruang Non Akademik

Eka PrasetyabyEka Prasetya
February 2, 2018
inKhas

Foto-foto: Eka

253
SHARES

RATUSAN anak mendadak berlarian dari sisi barat dan timur Taman Lumintang, Denpasar. Mereka menghambur begitu saja di tengah-tengah lapangan. Mereka menari, berlari, kejar-kejaran, melompat-lompat kegirangan. Semuanya tersenyum. Semuanya tertawa.

Ada yang menari, ada yang bermain goak-goakan, ada yang bermain tajog, malah ada juga yang bermain dengkleng. Mereka bermain dengan lepas sesuka hati. Semuanya dilakukan dengan suka cita.

Gerakan-gerakan permainan itu sejatinya bagian dari koreografi sederhana yang dipertontonkan pada ajang Rare Bali Festival 2016, yang berakhir Minggu (7/8). Koreografi sederhana itu merupakan sari dari permainan rakyat di Bali, yang harus diakui dewasa ini jarang dimainkan anak-anak.

festival rare1Rare Bali Festival adalah satu dari sekian banyak festival non populer yang ada di Bali, khususnya di Denpasar. Jangan bayangkan festival ini berlangsung megah dan mewah seperti Sanur Village Festival atau Denpasar Festival. Festival yang berlangsung selama dua hari, 6-7 Agustus itu justru sangat sederhana. Namun festival itu memiliki misi idealisme yang tinggi: melestarikan permainan tradisional dan menanamkan wawasan berbudaya pada anak.

Festival itu dilaksanakan untuk kedua kalinya. Sebelumnya festival itu diselenggarakan pada tahun 2014 lalu di Jalan WR. Supratman, Denpasar, tepat di depan Rumah Budaya Penggak Men Mersi. Tahun ini, Rumah Budaya Penggak Men Mersi yang menjadi penggagas sekaligus pelaksana kegiatan, melangsungkannya di Taman Lumintang.

Rare Bali Festival bisa dibilang anti tesis kegiatan anak-anak di era digital. Ketika anak-anak semakin dekat dengan gadget dan menjauhi permainan tradisional apalagi seni tradisi, Rare Bali Festival justru mengajak dan memaksa anak-anak mengenali permainan tradisional dan seni tradisi.

Festival ini juga melawan pola pikir orang tua kekinian. Ketika orang tua menekankan kemampuan akademik bagi anak, Rare Bali Festival menawarkan ruang berkesenian, berbudaya, berkreasi, sastra, menyanyi, dan segala hal yang bersifat non akademik.

Hasilnya, anak-anak bersemangat dan bergembira. Semuanya menumpahkan kreasi mereka. Mereka memuaskan hasrat memainkan permainan tradisional. Jauh dari gadget – setidaknya untuk sementara waktu.

“Buktinya mereka bisa menikmati permainan tradisional. Mereka bisa senang, bisa tertawa, bisa bergembira dengan teman-temannya. Tujuan kami memang itu, mengajak anak memainkan permainan tradisional dan megenali seni tradisi. Supaya ada keseimbangan intelektual, emosional, dan spiritual bagi mereka,” ungkap Kadek Wahyudita, Kelian Rumah Budaya Penggak Men Mersi.

Festival yang didedikasikan bagi anak-anak itu, bukan hanya soal permainan tradisional. Berbagai kegiatan dirancang untuk menggandeng anak-anak yang baru berusia lima tahun, hingga yang berusia 17 tahun. Anak-anak berusia lima tahun, diajak mengenal permainan tradisional, menggambar, melukis, serta berkreasi dari barang bekas. Anak-anak sekolah dasar juga begitu.

festival rare1Sementara anak-anak SMP diajak melakukan kegiatan kreatif yang lebih serius, seperti membuat produk kreatif dari sampah yang memiliki nilai tepat guna juga nilai ekonomis. Pikiran mereka liar, berkreasi mereproduksi sampah. Ada yang membuat mobil-mobilan dari kaleng bekas, lampur belajar dari lidi, bak sampah dari tutup botol minuman air kemasan, malah ada yang membuat beton yang bahan utamanya dari plastik.

Sedangkan untuk kalangan remaja, dirancang kegiatan-kegiatan sepertistand up comedy. Mereka juga diberi panggung guna mementaskan keahlian mereka berkesenian, entah itu seni tradisi atau seni modern.

Salah satu ruang berkesenian yang banyak mendapat apresiasi adalah ruang berkesenian di seni rupa. Dari lomba melukis yang diselenggarakan pada Rare Bali Festival, disebut banyak muncul ide-ide kreatif yang terinspirasi dari lingkungan sekitar. Banyak bibit-bibit unggul yang perlu dipoles, bahkan diyakini bisa menjadi perupa andal di masa mendatang.

“Melihat dari karya yang muncul, saya berharap ada ruang yang lebih besar untuk proses kreatif di bidang seni rupa, khususnya lukis. Untuk ukuran usia mereka, hasil karya mereka sangat luar biasa,” ungkap perupa Made Bendi Yudha, yang juga Pembantu Dekan II Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Misi idealis pada ajang Rare Bali Festival juga mendapat apresiasi dari Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra. Pucuk pimpinan di Pemerintah Kota Denpasar itu mengakui pentingnya Rare Bali Festival. Rai Mantra menyadari bahwa Rare Bali Festival tidak akan mendatangkan keuntungan jangka pendek, tak memberikan perputaran ekonomi yang besar, juga tak mendatangkan penonton dalam jumlah masif.

Rai Mantra memandang Rare Bali Festival adalah salah satu proses pendidikan yang harus ditempuh. Festival ini juga menjadi ruang yang sangat besar untuk memberikan pendidikan di bidang non akademik. Pendidikan pun tidak hanya didapatkan di sekolah. Rai Mantra menyebut angka pendidikan dari sekolah, hanya 33 persen. Sementara 77 persen sisanya ada di lingkungan juga pendidikan orang tua.

“Pendidikan itu bukan hanya akademik saja, tapi ada di luar itu. Ada permainan tradisional, ada ajang kreatif, ada juga seni tradisi. Lewat festival ini kita kenalkan seni tradisi itu. Kita kenalkan permainan tradisional. Dampaknya memang tidak langsung,” ucap Rai Mantra.

Festival idealis semacam Rare Bali Festival, memang tidak memberikan dampak secara langsung. Namun dengan mengenalkan permainan tradisional pada anak-anak, warisan budaya adiluhung serta pesan pendidikan dan moral dalam permainan tradisional, bisa sampai pada anak-anak. Bahkan bisa dibawa hingga ketika dewasa.

Pun demikian dengan pengenalan seni tradisi pada ajang tersebut. Anak-anak lambat laun mencintai seni tradisi. Kesenian tradisi pada masa yang akan datang pun tak sulit mendapatkan generasi penerus. Terlepas dari itu, dengan pengenalan pada seni tradisi dan permainan tradisional, anak pun semakin jauh dari dampak negatif yang dimunculkan dari kemajuan teknologi, seperti pengaruh video porno dan narkotika dapat dicegah.

“Jangka panjang, kekerasan pada anak, baik itu kekerasan seksual, kekerasan fisik, penyalahgunaan narkotika, itu bisa dikurangi. Paling penting misi kami menjadikan Denpasar sebagi kota berwawasan budaya itu bisa kami capai. Caranyayaitu tadi, mengenalkan seni tradisi sejak dini, utamanya kalangan anak,” tutup Rai Mantra. (T)

Tags: anak-anakbalidenpasarfestival
Previous Post

Dua Tokoh, Dua Cerita Rakyat

Next Post

Ayo Ges, Nonton Barisan & Panjat Pinang, Lomba 17-an yang Tak Merdeka

Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

Next Post

Ayo Ges, Nonton Barisan & Panjat Pinang, Lomba 17-an yang Tak Merdeka

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co