SEORANG ahli ekonomi Bali sekaligus konsultan ekonomi menyampaikan, kepemimpinan Bali yang baru akan mengintegrasikan Pariwisata, Pertanian, dan Industri Kreatif. Itu bagus bagi Bali.
Bagi orang yang sedikit saja mengikuti perkembangan pembangunan Bali, gagasan yang disampaikan itu bukanlah gagasan baru. Itu bahkan sudah masuk dalam perencanaan pembangunan provinsi Bali dan kabupaten/kota yang ada di Bali sejak lama.
Gagasannya, pembangunan diprioritaskan pada tiga sektor yaitu, pertanian, pariwisata, dan industri (rumah tangga), didukung oleh sektor-sektor lain. Industri kreatif baru muncul belakangan.
Gagasan itu hanya tinggal gagasan. Implementasinya kekurangan integrasi antar sektor, bahkan ada ego sektoral. Terutama sektor yang merasa memberikan sumbangan besar bagi ekonomi Bali.
Awalnya struktur ekonomi Bali didominasi oleh sektor pertanian. Kemudian pembangunan sektor pariwisata yang sudah ada sejak jaman kolonial, mulai dilakukan secara masif awal 1970-an dengan mengembangkan Nusa Dua dibantu konsultan Prancis.
Mengusung jargon Pariwisata Budaya, pariwisata Bali bergeliat yang memberi kontribusi terus meningkat bagi ekonomi Bali. Pertengahan 1980an, struktur ekonomi Bali sudah berubah menjadi didominasi oleh sektor pariwisata.
Perubahan struktur ekonomi Bali itu disebut sebagai lompatan perubahan struktur ekonomi oleh beberapa ekonom Bali. Perubahan struktur ekonomi yang linier seharusnya, primer (pertanian), sekunder (industri), tersier (termasuk pariwisata). Namun potensi Bali ada di sektor pariwisata, tidak ada industri besar, sehingga perubahan terjadi dari dominasi pertanian ke dominasi pariwisata.
Pada akhir 1980an sebenarnya sudah ada kesadaran bahwa dominasi pariwisata pada ekonomi Bali ada ketimpangan. Kue pariwisata Bali lebih banyak dinikmati oleh pemilik modal besar, orang Bali hanya bisa mengais remah-remah.
Kerentanan pariwisata Bali terhadap gejolak ekonomi politik global, keamanan, isu penyakit juga sudah disadari. Perang Teluk, isu kolera sudah pernah membuat lesu pariwisata Bali. Kemudian bom Bali yang berjilid-jilid sudah pernah membuat pariwisata Bali terpuruk.
Semua peristiwa itu seharusnya sudah cukup untuk tidak hanya menyandarkan ekonomi Bali pada sektor pariwisata. Implementasi gagasan integrasi pertanian, pariwisata, industri kreatif harus segera diwujudkan pada pembangunan Bali.
Lokasi dan proses pertanian Bali dapat dijadikan objek wisata. Produk pertanian Bali dipasarkan di pariwisata. Sektor pariwisata membutuhkan itu. Produk pertanian Bali juga dapat diolah melalui industri kreatif. Produk industri kreatif antara lain bisa dipasarkan di sektor pariwisata. Yang penting ketiga sektor itu tidak boleh saling meniadakan.
Mewujudkan gagasan integrasi itu sesunguhnya tidak sulit, karena ketiga sektor itu saling membutuhkan. Yang diperlukan dalam mewujudkan integrasi itu adalah mengurangi ego masing-masing sektor. (T)
Singaraja, 02-10-2018