28 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Perjalanan Mencari Dukun-Balian

Sugi LanusbySugi Lanus
August 19, 2021
inEsai
Perjalanan Mencari Dukun-Balian

Foto: Rama Surya

34
SHARES

—– Catatan Harian Sugi Lanus 11 Februari 2018

Rama Surya dan saya pernah bekerjasama mencari balian atau para penyembuh di semua penjuru di Bali.

Tujuannya: Membuat potrait penyembuh.

Para Balian itu keberadaannya seperti mitos, antara dan dan tiada. Mereka ada, tetapi juga sekaligus tidak tercatat. Tidak ada daftar Balian dalam demografi desa, apalagi statistik kependudukan provinsi Bali. Balian itu pekerjaan, profesi, tapi tidak akan mungkin didaftarkan sebagai bagian profesi untuk dicantumkan dalam KTP atau passport.

Balian itu berkontribusi dalam berbagai sejarah Bali, bahkan dalam berbagai kudeta dan juga dalam berbagai peperangan, serta memerangi wabah, atau grubug dan mrana, tapi tidak banyak ada lontar atau catatan tentang kehidupan para Balian, kecuali kisah Balian Batur yang berontak melawan Gelgel dan akhirnya dikeroyok Mengwi dan Gelgel.

Balian atau penyembuh Bali ini ada banyak lontar atau manual-book-nya, yaitu berbagai lontar Usada, tapi tidak ada yang sungguh-sungguh mempelajarinya secara terbuka, apalagi mau membuka sekolah Balian Usada. Ada yang salahkan kalau seseorang menjadi Balian? Apakah ini tidak boleh menjadi pekerjaan by design? Atau hanya kehendak alam semesta mengirim atau “menendang” seseorang ke “jalan Balian”?

Perjalanan keliling mencari Balian itu kami jalani sebagai “pencarian tambahan” setelah buku kami terbit, ,Bali – Living in Two Worlds, tahun 2001. Dalam buku tersebut, Rama adalah fotografernya, dan saya salah satu penulis dan riset foto dengan Rama.

Pencarian keliling Bali itu, sekitar tahun 2000-2004, meninggalkan banyak catatan, ingatan Balian dan juga lontar-lontar yang saya temui di rumah atau kediaman para Balian, salah satunya yang ada dalam foto ini, yang tak lain adalah lontar Pawacakan.

Lontar Pawacakan adalah bagian dari lontar wariga, seperti lontar lainnya, Ayuning Ala Dewasa, Ala Ayuning Wuku, Palelintangan, Pangalihan Dina, Sadreta, Suryamandala, dan lain-lain. Lontar Pawacakan menarik karena menjelaskan pengaruh buruk hari kelahiran seseorang dan disertai pemecahannya yaitu ruwatan dan dengan detail menyebutkan sesaji/ upakara/caru/banten/panglukatan. Lontar ini juga bisa dimasukan dalam kategori lontar tenung mengingat bisa dijadikan sebagai “pedoman” untuk “petenungan” penyakit bawaan seseorang dan proses penyembuhan yang harus dilalui.

Disebut Lontar Pawacakan mungkin karena dari dalamnya kita mendapat “membaca” (waca) informasi pengaruh buruk, sakit bawaaan orang berdasarkan pengaruh hari dan jam kelahiran, serta banten/sesaji apa bisa dipakai ngruwat yang bersangkutan.

Biasanya usai upakara tubah (ruwat berdasar pengaruh buruk hari kelahiran), orang atau anak yang usai ditubah tidak boleh masuk dapur selama 3 hari. Orang tua atau siapa yang di rumah yang mengambilkan makanan dan minuman. Mungkin juga ini terapi tradisional yang memaksa orang tua lebih perhatian ke anak, dan anak merasa bahagia dan menyehatkan dilayani makan secara penuh bak pangeran atau putri dalam 3 hari. Mungkin juga 3 hari ini anak harus “sembunyi” di kamar. Tak boleh keluar dan tak boleh ke dapur. Total “nyekeb awak” (serta mulatsarira).

Dalam perjalanan mencari Balian itu saya dengan suka-rela kembali di-upah-upah, atau ruwat kecil, menjadi semacam pelengkap 3 kali ditubah di masa kanak-kanak.

Lontar dalam foto ini — rasanya pernah dipamerkan di salah satu pameran tunggal Rama Surya — adalah lontar Pawacakan, koleksi dari salah satu di Griya Budakeling. Teknik penggabungan foto lontar dan foto saya ini bukan photoshop, tapi lewat cetak-persatukan di kamar gelap, karena inilah sepertinya detik-detik Rama Surya dan kebanyakan fotografer pro mengakhiri periode foto dengan negatif hitam-putih yang kini telah menjadi barang sangat-sangat langka.

Mungkin karena dari kecil saya diajak mapuacakang membaca lontar Pawacakan dan dikenai upakara tubah 3 kali + 1 setelah besar (dalam foto ini) saya termasuk paling kagum dengan naskah ini yang sangat detail instruksi dan praktek lontar Pawacakan. Lontar ini juga membuat saya dari dini menyadari bahwa ada banyak teks-teks tertulis di Bali bukan sekedar catatan menyimpan ingatan, atau “teks mati”, beberapa lontar mengandung “teks yang bisa diaktivasi” atau “diinstall” lewat praktek ritual atau “nyasa“.

Pada kesempatan lain, ketika perjalanan mencari Balian tersebut berujung di Desa Kubu, Karangasem, di luar konteks penyembuhan dan perbalianan, kami bertemu dengan orang tua yang berkisah mengenai lontar-lontar tentang letusan gunung Agung, bahkan orang yang saya temui itu hafal luar kepala chandrasangkala letusan-letusan Gunung Agung, bahkan sampai milenia pertama, dari tahun awal abad I-X dan seterusnya. Sampai-sampai ketika itu omongannya saya mengganggap hanya “bualan tanpa data tertulis”.

Belakangan saya baru tahu bahwa beliau hafal isi lontar Babad Bumi, Kalawasan, dan Tusan, dan saya menjadi kembali teringat sosok sepuh itu ketika Gunung Agung meletus 2017 kemarin. Apakah beliau baik-baik saja? Atau beliau telah kembali ke sungsunggan beliau di Gunung Agung?

Perjalanan mencari dan menemui para Balian itu meninggalkan banyak pelajaran dan ingatan penting, melampaui apa yang bisa ditangkap visual. Rata-rata para Balian yang kami temui mengakui perjalanan hidupnya, dari derita dan berbagai cobaan, sampai menjadi “penyembuh”, adalah sebuah derita dan cobaan yang akhirnya menyeberangkannya ke pintu pengabdian. Hidup mereka akui sebagai perjalanan yang “digiring oleh sesuatu”.. Ada menyebut “sesuatu” itu sebagai “taksu”, ada juga menyebutnya sebagai sesuhunan. Sang Pemberi Kekuatan itu.

Mungkin karena ada “sesuatu” itu, variable niskala itu, secara umum, perasaan orang Bali jika diajak memikirkan Balian itu bermacam-macam: Takut, serem, ogah, tidak mau terima, takhayul, dan berbagai konotasi miring lainnya. Seakan-akan, memikirkan saja sudah deg-degan, apalagi ada yang suka rela menjalaninya sebagai sebuah karir atau cita-cita, sepertinya bisa dihitung jari, semuanya “panggilan niskala”. Paradoxnya, Balian tidak mau dijalani secara suka-rela, tapi sekaligus kadang-kadang diburu. Terutama ketika orang Bali sudah “kehabisan akal” alias sudah dirasa “mentok dengan logika”.

Pada saat orang Bali ingin tahu sesuatu yang melampaui logika, orang Bali masih gandrung sampai kini mencari jawab lewat Balian. Jadi, balian itu, berkontribusi? Emm.. tidak pernah diakui oleh publik, malah…

“Apapun kekuatan yang mendorong di belakang saya, ‘kekuatan itu’ meminta saya untuk berkontribusi pada karahayuan-kasukertan (keselamatan dan kesejahteraan) orang lain”, demikian aku salah satu dari mereka.

Belajar dari kisah-kisah hidup para Balian itu, saya mencatat dan belajar, banyak profesi, umumnya di pedesaan dan di pinggiran, yang mendalam “berkontribusi pada hidup” tidak dicatat oleh sejarah, bahkan dinafikan.

Terimakasih untuk Rama Surya atas perjalanan dan fotonya, terimakasih pada semua para Balian yang saya temui, yang telah dengan sukacita membukakan lontar dan juga berbagai kisah perjalanan serta “tetamban” yang menjadi “keahlian” mereka dalam melayani kehidupan. (T)

*Rama Surya adalah salah satu fotografer Indonesia yang malang-melintang dengan karya potrait dan photography essays-nya. Lahir di Bukit Tinggi, 1970, karya yang membuat namanya dikukuhkan dalam dunia fotografi Indonesia adalah buku dan pamerannya yang berjudul ‘Yang Kuat Yang Kalah’ (The Strong Ones Are The Beaten Ones) in 1996. Ia telah berpameran di berbagai negara, seperti di Nikon Image House Gallery di Kusnacht, Switzerland (2000); Museum der Kulturen, Basel, Switzerland (2002; Museum for the World Cultures diFrankfurt, Germany (2004); Taksu Gallery, Jakarta (2004); Richard Meyer Culture Gallery, Petitenget, Bali (2006); the Sogan Gallery, Singapore (2012), berbagai ajang karya foto dunia lainnya. Buku terakhirnya berjudul: ‘A Certain Grace’ adalah rangkuman foto dari perjalanan memberi pelayanan mengajar anak-anak dan penyembuhan bagi masyarakat terasing di Papua.

Tags: baliandukunpengobatan
Previous Post

Sekar Sumawur: Dialog Kosong tentang Pasar Membeli Harga

Next Post

Pengungsi Pulang Ditunggu Utang

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post
Pengungsi Pulang Ditunggu Utang

Pengungsi Pulang Ditunggu Utang

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co