25 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Novel Yahya Umar: Istana Impian Para Kuli dari Madura

Muzammil FrasdiabyMuzammil Frasdia
February 2, 2018
inUlasan

Foto: Putik

32
SHARES

Judul Buku: Istana Para Kuli # Penulis: Yahya Umar # Penerbit: Salsabila – Pustaka Al-Kautsar Grup # Tebal: 229 halaman # ISBN: 978-602-1695-36-4

MADURA memiliki bentangan tanah tandus. Kondisi tanah kurang kandungan air. Akibatnya sedikit sekali tumbuh tanaman yang bisa diandalkan untuk menopang hidup. Kondisi itu ternyata tidak menyulutkan semangat orang-orang Madura untuk lebih giat berupaya dalam menantang hidup demi mencukupi kebutuhan keluarga.

Salah satu upaya, masyarakat Madura merantau ke luar pulau sekalipun hanya sebagai kuli. Bahkan menjadi kuli (Tenaga Kerja Indonesia – TKI) ke luar negeri. Tujuannya tentu saja mengubah hidup menjadi lebih baik.

Perspektif sederhana itu sangat kuat melatarbelakangi secara psikologi sosial kisah dalam novel “Istana Para Kuli” karya Yahya Umar. Sekalipun pada realita cerita tentang para kuli yang diangkatnya, Yahya Umar menjelma menjadi tokoh “aku” yang berada pada sisi yang lain – sisi yang menolak arus cita-cita jadi kuli. Satu sisi yang mungkin bisa menjadi sebaliknya, bahwa arus itu perlahan-lahan ikut menggoda pemikirannya.

Yahya Umar dengan segala tuturan kisahnya yang mengalir jernih, sejatinya adalah ungkapan riwayat lika-liku perjuangan hidupnya di bawah tekanan gelombang arus warga Desa Muara, yang kala itu diliputi antusiasme untuk pindah profesi sebagai kuli (TKI) di Malaysia.

Awal cerita, gelora tuntutan kuli itu dipelopori tokoh bernama Kak Ene. Ya, Kak Ene adalah kakak sepupu Yahya Umar sendiri. Demi mengubah hidup, terpaksa minta restu orang tua dan Kiai untuk pergi merantau. Dan akhirnya itikad itu mendapat restu. Selama beberapa tahun di perantauan, alhasil buah kesuksesan itu dicapainya dengan bukti ia mampu mengirimkan uang kepada keluarga di kampung dan sukses membangun sebuah rumah besar.

Orang-orang menyebut rumah itu sebagai istana. Karena sebelumnya tak ada rumah semegah itu di Desa Muara. Yang ada hanya rumah sederhana dengan alas tanah berdinding bambu.

Hebohlah Desa Muara. Sukses Kak Ene mendapat reaksi besar dari warga setempat, utamanya kaum laki-laki. Mereka perlahan-lahan terpikat hati ingin mengekori jejak langkah Kak Ene ke Malaysia. Dan orang pertama yang berangkat menyusul Kak Ene ke Malaysia adalah Mattasan. Mattasan terpaksa menjual perahunya demi menyanggupi biaya modal jadi TKI.

Disusul Mattasid yang harus rela kehilangan beberapa petak sawahnya. Sedangkan Holil, orangtuanya yang begitu terbuai dengan kesuksesan Kak Ene, suka cita menjual hewan-hewan piaraan, seperti kambing dan ayam.

Cara-cara sistem jual harta benda bisa dibilang lazim orang Madura lakukan demi sebuah misi kepentingan berkorban apa saja agar anak-anaknya sukses dan tidak malu di mata orang lain. Kredo sikap semacam itu dikenal dengan falsafah ango’an poteya tolang atembang poteya mata (lebih baik mati dari pada harus menanggung perasaan malu). Atau disiplin bekerja keras itu terpatri dalam semboyan yang lain seperti abhantal omba’ asapo’ angen (berbantal ombak, berselimut angin).

Naluri pandangan hidup merantau jadi kuli TKI di Malaysia lambat laun seperti menjadi tradisi dan cita-cita baru warga Desa Muara. Apalagi ketegasan sikap orangtua mendukung anaknya dan berupaya keras membiayai anaknya jadi kuli di Malaysia kuat dipengaruhi dari tokoh Marzuki. Tokoh itu notabene tidak pernah sekolah, tapi bisa sukses dalam hidup dengan jadi TKI. Kecenderungan semacam itu mengubah pola pikir warga bahwa orientasi mengejar pendidikan tidak menjamin seseorang akan sukses.

Di sisi lain, peran tokoh “Aku” dalam kisahan pengalaman hidupnya di buku ini seakan mengalami situasi perlakuan yang berbeda yang ia temukan dalam hidup. Ia berusaha keras menolak secara batin untuk tidak bercita-cita jadi kuli, perjuangan hidupnya di jalur pendidikan tak mendapat dukungan dari warga yang kala itu semakin gencar terobsesi menjadi TKI.

Dukungan bersekolah hanya datang dari ibunya sendiri yang tegas mengatakan: “Kamu harus terus sekolah, Nak. Hanya dengan sekolah kamu bisa menjadi orang”, “Sekolahlah kamu setinggi-tingginya. Hanya dengan sekolah orang akan menghormatimu.” (Hal:56)

Sebaliknya yang terjadi kemudian, fenomena warga jadi TKI berdampak pada situasi tak terpikirkan sebelumnya di Desa Muara. Situasi itu bahkan menghantui kehidupan sosial di desa itu. Seperti hilangnya separuh kaum laki-laki karena semuanya ke Malaysia. Dunia modernitas kian disambut warga sebagai gaya hidup yang baru. Aktivitas yang berbau religius perlahan-lahan ditinggal pelakunya, tak terkecuali seorang tokoh santri bernama Hasan yang menjadi tumpuan harapan pengganti Kiai. Hasan pada akhirnya “kalah” dan turut serta terbang jadi TKI ke Malaysia.

Selanjutnya, situasi tak menggembirakan pun mulai berdatangan. Citra tentang kebahagiaan mulai dinodai kabar-kabar buruk yang menyedihkan. Misalnya sejumlah di antara warga mendapatkan musibah ketika bekerja. Rustam, Juri, dan Sukri, adalah beberapa nama yang meninggal secara menyedihkan saat bekerja di Malaysia.

Pada akhirnya, lambat laun kejadian demi kejadian memilukan itu sering didengar warga. Dari sisi kehidupan para kuli itu sendiri, juga banyak yang sadar. Kesadaran pemikiran mereka mulai tumbuh bahwa menjadi kuli di Malaysia tak selalu enak. Bahkan Kak Ene sendiri yang semula mempelopori obsesi jadi TKI, menyarankan anak-anaknya untuk tidak mengikuti jejak hidupnya jadi kuli. “Aku ingin anak-anakku yang terakhir bisa sekolah yang tinggi, setinggi-tingginya. Biar bisa seperti kamu. Biar bisa jadi “orang”. “ (hal:209)

Pada intinya, alur kisah yang dialirkan Yahya Umar memberi perenungan atas arus dua sisi yang sebetulnya sama-sama punya kepentingan sendiri-sendiri. Antara sikap Yahya Umar dan obsesi warga Desa Muara sendiri yang mayoritas jadi TKI.

Dan kehadiran sosok Mas Nur di penutup cerita, seakan menjadi jawaban penentu sekaligus pemberi kebijakan. Bahwa pada situasi tertentu, manusia butuh kepekaan tentang tolak ukur harga diri dalam memposisikan diri terhadap pilihan hidup dan pekerjaan yang dicintainya.

Novel ini memang layak dibaca dan dimiliki. Selain menampilkan semacam “sejarah” TKI di sebuah desa di Madura, ia bisa memberi pelajaran kepada desa-desa lain, tentang bagaimana memandang pekerjaan, pendidikan, dan sukses atau nasib buruk yang diperoleh kemudian. (T)

Tags: BukuMaduraMalaysianovelresensiTKI
Previous Post

Buleleng Terkaya di Bali, Sesungguhnyalah Tak Perlu Investor

Next Post

Puting Digigit Buaya dan Gaya Lain – Berbagai Rupa Perayaan Murni

Muzammil Frasdia

Muzammil Frasdia

Anak muda Bangkalan ini menjadi guru di SDN Ra’as Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan. Aktif mengelola Komunitas Masyarakat Lumpur. Sedang giat-giatnya bersastra dan berteater. Pernah pentas di dua tempat dalam selang waktu sehari di Mataram dan Bandung, tahun 2012. Dia bisa ditemui di frasdia@gmail.com

Next Post

Puting Digigit Buaya dan Gaya Lain - Berbagai Rupa Perayaan Murni

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

AI dan Seni, Karya Dialogis yang Sarat Ancaman?

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 25, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

“Seni bukanlah cermin bagi kenyataan, tapi palu untuk membentuknya.” -- Bertolt Brecht PARA pembaca yang budiman, kemarin anak saya, yang...

Read more

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

by Gede Maha Putra
May 24, 2025
0
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten,...

Read more

Saatnya Pertanian Masuk Medsos

by I Wayan Yudana
May 24, 2025
0
Saatnya Pertanian Masuk Medsos

DI balik keindahan pariwisata Bali yang mendunia, tersimpan kegelisahan yang jarang terangkat ke permukaan. Bali krisis kader petani muda. Di...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co