7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Apa yang Kaucari di Ubud, Vabyo?” – Berbincang dengan Valiant Budi, Penulis “Forgotten Colors”

Gustra AdnyanabyGustra Adnyana
February 2, 2018
inEsai

Valiant Budi

37
SHARES

 

VALIANT Budi mulai menulis novel pada tahun 2007 berjudul Joker, Ada Lelucon di Setiap Duka. Selanjutnya, ia terus berkarya; Bintang Bunting (2008), “Parfum Impian” di buku The Journeys; Kisah Perjalanan Para Pencerita (2011), Kedai 1001 Mimpi; Kisah Nyata Seorang Penulis yang Menjadi TKI (2011), “Ramalan di Desa Emas” di buku Kala Kali (2012), “Kamis, Puk Puk” di buku Menuju(h) (2012), “Sahabat Gelap” di buku Memoritmo (2012), “Valiant ke Vatikan” di buku The Journeys 3 (2013), Kedai 1002 Mimpi (2014) dan novel terbarunya berjudul Forgotten Colors (2017).

***

Di atas adalah biografi singkat seorang Valiant Budi yang saya salin dari salah satu novelnya.

Saya bertemu dengan Valiant Budi atau akrab dipanggil Vabyo sekitar tahun 2013 di Ubud. Kami sering berpapasan di jalan-jalan desa Ubud namun baru bisa bekerja sama di salah satu acara sastra yang diadakan di Denpasar, Bali. Saat itu saya belum mengenal siapa dia ataupun membaca salah satu buku- bukunya, sampai akhirnya mencoba mencari tahu, siapakah dia? Buku apa yang ia tulis? Dan Mengapa dia di Ubud?

Yang saya tahu akhirnya ia adalah Kedai 1001 Mimpi. Saya pikir, dia hanya tinggal di Ubud untuk waktu yang sementara dan singkat, ternyata Vabyo masih ada, bergentayangan, dan melahirkan sebuah novel di Bali.

Berikut adalah sesi intim saya dengan penulis buku Forgotten Colors, yang saya rangkum menjadi 11 pertanyaan rahasia saya untuk Vabyo.

Gustra:
Halo Vabyo apa kabar? Semakin bahagia saja ya! Dari dulu saya ingin bertanya, mengapa Ubud? Mengapa pergi dari Bandung? Apa yang sebenarnya Vabyo cari di Ubud? Maaf ya, ini menjadi pertanyaan pertama saya.

Vabyo:
Halo, Gustra! Kabarnya lagi kembang kempis bahagia. Jadi begini, saya seneng banget jadi orang asing; menjelajahi tanah yang belum pernah terjamah diri. Nah, tahun 2013 saya mengunjungi sahabat, Windy Ariestanty, yang sedang mewawancarai ibu Robin Lim di Ubud. Niat kunjungan ini cuma dua minggu, tiba-tiba jadi sebulan, tahu-tahu beli tiang jemuran, kemudian lanjut tiga bulan—sampai akhirnya tiga tahun. Yang saya cari di Ubud itu banyak banget, dari tiang jemuran, gayung air, kulkas mini, apa pun yang bikin hidup mudah.

Gustra:
Jika bicara tentang Ubud, apa yang menarik tentang Ubud? Seberapa besar Ubud memberikan pengaruh bagi tulisan – tulisan Vabyo?

Vabyo:
Seringkali yang membuat betah adalah rasa rumah. Saya tinggal di Bandung utara. Lekuk jejalanan dan pepohonan Ubud itu mirip-mirip Bandung bagian utara. Selain itu, Ubud terhiasi dengan harum dupa, wangi bunga, langit yang lebih biru, dan bunga-bunga bermekaran dari jajaran pohon kamboja. Ngangenin, deh.

Ada pohon beringin di pasar Peliatan yang selalu menarik perhatian saya: sari akar-akar pohon yang menjuntai dan ruang kecil di atas pohon. Pohon beringin itulah salah satu inspirasi novel terbaru Forgotten Colors; menjadi pembuka dan kunci cerita. Jadi pengaruh Ubud untuk tulisan saya sebesar pohon beringin!

Gustra:
Jika Ubud tidak ada, daerah mana di Bali yang membuat Vabyo merasa nyaman?

Vabyo:
Saya nyaman bila suasana tenang; area yang tidak sekomersil Kuta, tidak seramai Seminyak. Lebih asyik lagi kalau ada spot menulis dan tempat rebahan di bawah pohon rahasia. Tempat itu adalah Sanur! Tiap minggu, pasti ada acara kabur ke Sanur. Yuk #KaburKeSanur!

Gustra:
Saya sering melihat Vabyo berjalan kaki dari pusat desa Ubud menuju Desa Peliatan. Apakah rutinitas itu masih dilakukan? Apakah rutinitas ini juga Vabyo lakukan di kota – kota lain, misalnya saat menjadi TKI?

Vabyo:
Ternyata Gustra ini stalker, toh! Hahaha.
Dua tahun lalu kan terserang strok, jadi perlu olahraga yang tidak banyak hentakan; yaitu jalan kaki. Baru rajin jalan kaki itu, ya pas tinggal di Ubud ini. Waktu pas jadi TKI di Saudi sih, lebih sering bikin kopi ketimbang jalan kaki. Maklum, panas banget dan sering berbadai pasir. Lagipula saat itu belum mawas kesehatan, sih; lebih sibuk mikir bagaimana caranya kabur dari majikan!

Gustra:
Jika bertemu Vabyo atau mengikuti media sosialnya, Vabyo terlihat selalu senang dan bergembira. Tapi, pertanyaan tidak berhubungan dengan itu. Apa arti sebuah penderitaan dan kebahagian bagi seorang Valiant Budi?

Vabyo:
Bahagia itu buat dibagi-bagi. Menderita lebih nyaman sendiri. Karena itu lebih senang pamer bergembira. Menangis di kamar mandi saja bareng kecoak.

Gustra:
Pernah menjadi TKI, menulis lagu, lulusan hukum di salah satu Universitas di Bandung, seorang penyiar radio, penulis, adakah yang belum tercapai atau ingin dicapai lagi?

Vabyo:
Tentu ada; berkebun! Ada kebahagiaan tersendiri ketika jemari meremas tanah, menanamkan benih, dan menyaksikan mereka tumbuh kembang, berkecambah, berbuah.
Di rumah orangtua di Bandung, kami menanam bermacam-macam tanaman dan buah, mulai daun jeruk, sawo, pepaya, sampai cabai. Sayang di Ubud belum punya tanah, nih! Baru ada pot, itu pun pinjam teman.

Gustra:
Dalam karya – karya Vabyo, seberapa besar pengaruh kehidupan nyata dalam karya – karyamu? Menurut Vabyo pentingkah kejadian atau pengalaman hidup bagi seorang penulis?

Vabyo:
Semakin sini, porsi kemiripan novel dengan kehidupan nyata semakin besar!
Novel pertama Joker—Ada Lelucon Di Setiap Duka, berlatar belakang dunia broadcasting, yang mana saat itu saya kerja di radio. Novel terbaru; Forgotten Colors, saya dan karakter utama sama-sama seorang penyintas strok. Jadi pengalaman hidup itu memperkaya tulisan. Tapi, memangnya ada profesi yang tidak mementingkan pengalaman hidup?

Gustra:
Bagaimana cara Vabyo meminta bill kepada pelayan di café? Misalnya gerakan – gerakan, atau langsung datang ke kasir?

Vabyo:
Saya biasanya langsung datang ke kasir sih, menunggu mereka selesai beraktivitas.
Berhubung pernah kerja jadi barista sekaligus menyambi jadi kasir dan cleaner, tau rasanya ketika lagi sibuk bersih-bersih meja misalnya, kepala direcoki pesanan-pesanan pengunjung yang kadang ribet itu. Belum ada yang nyari sambel, ada yang nanya toilet di mana, nanya wifi password.

Dulu pas kerja di Saudi, awal-awal sering kaget. Mereka kalau meminta bill kayak menggal telapak tangan. Kalau perlu kami, kayak manggil burung. Semenjak itu, saya semakin menaruh hormat pada pelayan cafe. Profesi ini sungguh pekerjaan multitalenta!

Gustra:
Jika ada yang bertanya, “Bagaimana sesungguhnya proses kreatif seorang Vabyo?” Jujur, apakah itu menjadi pertanyaan yang membosankan? Sebutkan juga kelakuan pembaca yang paling menganggu selama ini?

Vabyo:
Sesungguhnya itu tidak sebosan pertanyan “Sudah makan?” kok!
Eh, pertanyaan ini perlu dijawab, gak? Jadi, saya semakin kreatif ketika tertekan. Semua buku saya berawal dari keresahan. Jadi proses kreatif saya adalah memanfaatkan sensasi sakit hati, mendaur ulang musibah menjadi berkah. Kelakuan pembaca yang paling mengganggu adalah mereka yang menggemboskan ban mobil dan teror meneror.

Gustra:
Sebutkan satu hal menurut Vabyo yang perlu penulis lain ketahui sebagai penulis?

Vabyo:
Writer’s block itu cuma ilusi. Takut menulis jelek adalah kenyataan. Solusi: bebaskan tulisan, pertajam suntingan.

Gustra:
Bagaimana menurut Vabyo tentang perkembangan penulis – penulis asal Bali saat ini?

Vabyo:
Saya mau jujur mengaku dosa, 2 tahun terakhir tidak begitu mengikuti perkembangan sastra, termasuk penulis Bali. Karena kebutuhan, saya lebih banyak baca buku-buku kesehatan.

Saya pernah baca buku karya Putu Fajar Arcana, berjudul Surat Merah Untuk Bali, terbitan tahun 2007. Di buku itu ada sebuah ‘Pertanyaan untuk tradisi’, tentang sahabat wanitanya yang frustasi karena sering dicemooh akibat bekerja sebagai pembawa acara—karena sejatinya wanita itu harus mengurus rumah tangga.

Selalu mencengangkan bila mengetahui sesuatu yang dianggap biasa di suatu daerah, bisa jadi tabu di daerah lain.

Saya ingin sekali membaca perspektif penulis muda tentang adat istiadat Bali. Saya pun banyak pertanyaan dan pengamatan selama tinggal di Bali. Tapi sebagai pendatang, saya rasanya sungkan kalau ibarat sudah numpang, malah ‘ikut campur’ urusan yang punya rumah. Jadi, kalau ada rekomendasi buku penulis Bali, mohon colek saya ya?

Gustra:
Hahaha.. Terima kasih atas waktunya ya Vabyo. Semoga sukses selalu!

***

Valiant Budi akan meluncurkan bukunya yang berjudul Forgotten Color di Littletalks Ubud, Bali pada tanggal 29 September 2017, pukul 19:00 Wita. Vabyo mengundang semua kawan – kawan untuk datang ke Undangan Tumpengan Forgotten Colors, merayakan mimpi, kenangan, dan kerinduan. Sampai jumpa di Littletalks Ubud! (T)

Tags: BukunovelUbudValiant Budi
Previous Post

Lentera Merah: Menghidupkan Singaraja sebagai Kota Pendidikan Melalui Perpustakaan Jalanan

Next Post

Aktivis, Petani, dan Pencarian Jati Diri Orang Bali

Gustra Adnyana

Gustra Adnyana

Lelaki Ubud yang kalem, alep, bagus. Pekerjaannya sebagai Program Coordinator di Ubud Writers & Readers Festival membuatnya punya pergaulan luas dengan penulis, bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Itu membuatnya makin cinta buku, cinta pada Bahasa, dan tentu saja pada tulisan semacam sastra, esai, dan sejenisnya.

Next Post

Aktivis, Petani, dan Pencarian Jati Diri Orang Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co