INDONESIA memiliki kekayaan alam yang luar biasa untuk pangan hingga obat-obatan. Salah satunya adalah daun Kelor (Moringa oleifera) yang banyak dijumpai di Indonesia salah satunya di Bali. Daun kelor memiliki kandungan gizi dan antioksidan tinggi seperti vitamin C, polyphenol, flavonoid, dan karoten. Beta sitosterol menurunkan kolesterol dan mengurangi penyerapan kolesterol dari sumber endogen/di dalam.
Daun Kelor juga mengandung nutrisi 28,44% protein, lemak 2,74%, karbohidrat 57,01%, serat 12,63%, dan kalsium 1600-2200 mg dari daun basah 350-550 mg. Berbagai penelitian bervariasi dalam dosis terendah yaitu 0.2 hingga 7.44 mg/kgBB dalam membantu menurunkan kolesterol seefektif atorvastatin. Dosis 20.8-41.6 mg/kgBB memiliki efektivitas mirip dengan simvastatin (Angelyn Tjong dkk, 2021).
Nutrisi pada anak-anak daun kelor dapat meningkatkan zat besi dalam mencegah anemia, mengurangi stress dan menambahkan berat badan pada ibu hamil. Hal ini karena daun kelor mengandung zat besi 25 kali lebih banyak dibandingkan bayam, lebih banyak vitamin A daripada wortel, dan lebih banyak kalsium dibandingkan susu dengan berat yang setara.
Daun kelor juga bermanfaat dalam memperlancar ASI maupun sebagai MPASI pada balita pada masa pertumbuhannya. 100 gram porsi daun segar memenuhi kebutuhan kalsium dan zat besi pada anak usia 1-3 tahun (Fauziah dan Khairun Nisa, 2022).
Pada kasus luka, daun kelor dapat meningkatkan kadar albumin dalam darah sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Dengan berbagai manfaat daun kelor untuk nutrisi hingga kesehatan maupun penyembuhan luka, maka pengobatan medis dan kombinasi dengan nutrisi dari daun kelor menjadi sesuatu yang layak untuk kita terapkan. Semoga anugerah alam luar biasa di Indonesia seperti daun Kelor dapat kita manfaatkan bahkan kita eksport untuk nutrisi dan kesehatan. Salam. [T]