13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Michael Essien? Ah, “Biase Gen” – Memahami Cara Pandang Orang Bali terhadap Pemain Top

Kambali ZutasbyKambali Zutas
February 2, 2018
inEsai

Michael Essien menjadi perwakilan Persib dalam peluncuran Liga 1, Senin (10/4/2017)./Foto: FIFA

18
SHARES

Michael Essien begitu dikenal oleh publik Bandung, bahkan mungkin Indonesia. Pemain top atau marquee player status yang disandangnya setelah resmi dikontrak Persib Bandung. Nilai kontrak yang rumornya mencapai Rp 11 miliar menjadi ukuran pemain termahal sejagad Nusantara.

Kedatangan pemain yang pernah berseragam Real Madrid, AC Milan, dan Chelsea ini pun disambut dengan hinggar bingar. Bahkan saat latihan hingga ke hotel atau ke mana pun “sang bintang” dibuntuti. Tak sekadar ingin tahu, namun juga foto bersama dan minta tanda tangan menjadi ritual khusus ketika bertemu dengan “sang mega bintang”.

Klub dan sponsor tahu betul ini market karena menjadi magnet bagi suporter, fans, pendukung, penonton dan masyarakat umum. Publik Bandung mengelu-elukan sang bintang. Ingin melihat, menonton, berdampingan, dan meniru gaya bermain kalau bisa. Atau minimal memiliki jerseyhasil penggandaan dengan label orisinil.

Rasa penasaran publik Bandung terjawab ketika Essien diturunkan pada pertandingan uji coba. Puncaknya saat Maung Bandung (julukan Persib Bandung) meladeni Bali United dalam laga bertajuk uji coba di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (08/04/2017).

Meski hasilnya jauh dari kata memuaskan karena Persib secara mengejutkan kalah 1-2, namun publik Bandung tak lantas kecewa, meninggalkan stadion atau dengan ekspresi lain. Bahkan dalam laga itu diwarnai insiden “memalukan” ketika Essien mengejar Yabes Roni setelah tidak sengaja terkena bola sepakan pemain muda Bali United ini.

Insiden yang menjadi trending topic mewarnai pemberitaan di dalam negeri hingga luar negeri itu, tetap menempatkan Essien seorang bintangnya. Sedangkan Yabes, pemain baru kemarin jadi harus minta maaf atas insiden itu.

Nah, bagaimana kalau Essien gabung dengan Bali United bermain di Bali?

Tentu jawabannya tidak akan terjadi. Pertama karena Bali United tidak menghendaki, kedua mengapa harus mendatangkan pemain berlebel pemain bintang. Ukuran bintang di Bali jauh lebih tinggi dibandingkan di daerah lain. Bintang yang betul ada di langit, bukan bintang jatuh di bumi begitu kira-kira gambarannya.

Di Bali pemain punya nama dan berbintang atau berlebel marquee player (sekadar lebih gampang penyebutan) tidak akan disambut bak bintang. Jangankan dikerumuni, diajak foto bersama pun tidak. Apalagi ada yang teriak-teriak histeris, hingga nekat menerobos petugas keamanan dengan ingin memeluk sang idola. Tidak pernah seperti itu di Bali. “Biasa gen, biasa saja.” Begitu ujaran yang kerap terdengar.

Terbukti beberapa pemain top dunia berseliweran di Pantai Kuta, Ubud dan Bedugul. Mereka santai seperti wisatawan lain seperti tidak ada yang mengenalnya. Misalnya, tiba-tiba gelandang Timnas Jerman Sami Khedira meng-upload fotonya di Bali. Kiper Timnas Jerman Manuel Neuer mengambil gambar dengan background Pura Ulun Danu, Bedugul, Tabanan. Juga kiper muda sensasional Timnas Spanyol yang kini membela klub Manchester United (MU) David De Geadan Edwin Van der Sar (Belanda).

Kalau kita telusuri, tidak kurang 12 pesepak bola top dunia yang pernah menikmati indahnya Bali. Belum lama ini misalnya, legenda MU Ryan Giggs dan Garry Neville kedapatan berada di sebuah hotel di Kuta. Federico Bernardeschi dan Stephan El Shaarawy (Italia), Chris Smalling (Inggris-MU) yang mengalami kecelakaan bermain surfing. Juga mantan pemain MU, Luis Nani (Portugal).

Bahkan bintang David Beckham (Inggris) pernah menikmati indahnya panorama Bali. Cristiano Ronaldo (Real Madrid) dengan segala daya tariknya baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan hijau juga pernah menginjakkan kaki dan “bermain” bola di Bali, dua kali. Terakhir mega bintang asal Portugal ini menanam mangrove waktu itu (25/06/2013) pun tidak ada antusias (selain ada udang di balik batu).

Lalu, di level domestik Persegi Bali FC pernah mendatangkan pemain sekaliber Oscar Aravena. Pemain yang dipuja-puja selama membela Persela Lamongan, namun di sini, ya, diterima seperti pemain lainnya. Bali United pun pernah mencoba “membintangkan” Irfan Bachdim. Pemain yang moncer di Liga Jepang dan dielu-elukan saat membela Timnas Indonesia ini akan disambut bak bintang. Mulai dari bandara dibuat dokumentasi dengan cara diintai layaknya realty show.

Namun hasilnya, Bachdim ya Bachdim, bukan siapa-siapa. Ia pemain sepak bola yang akan dielu-elukan, disambut tepuk tangan jika di lapangan bermain bagus. Lebih-lebih mencetak gol sehingga Bali United menang.

Di Bali seakan tidak ada pemain bintang kecuali seorang pemain yang penampilannya jempolan sepanjang pertandingan. Nama tidak akan disematkan kecuali ia bermain perfect punya peran lebih di dalam skuat. Kalau hanya nama bukan skill dan kebutuhan tim, maka jangan harap tujuan meningkatkan kualitas dan pemasaran klub tercapai.

Maka jangan heran jika manajemen Bali United berfikir ulang dan mengulur-ulur akan mendatangkan pemain berstatus Marquee player atau designated player. Bahkan sekarang menunggu kondisi tim dalam beberapa pertandingan Liga I.

Kalau kita telusuri cara pandang masyarakat Bali terhadap orang penting seolah menjadi subkultur tersendiri. Bukan hanya pemain sepak bola ternama yang pernah ke Bali, namun ribuan selebriti, pakar orang istimewa, penerima Nobel, gangster yang berkunjung ke Bali. Para selebriti pribumi dan asing itu datang secara terbuka, jalan-jalan di tempat ramai, mandi dan berjemur di pantai.

Kesempatan mengobrol dengan mereka dan minta tanda tangan sangat terbuka, namun tidak melakukannya. Bagaimana hingar-bingar berita media nasional dan internasional memberitakan shooting Julia Robert dalam proses pembuatan film Eat, Pray, Love, namun tidak berlaku bagi masyarakat di Ubud. Biasa saja. Mereka justru ada yang merasa terganggu karena tidak bisa beraktivitas di pasar. Seolah-olah semua itu sudah sangat biasa, dan tak apa-apa kalau dibiarkan berlalu begitu saja.

Lalu Gde Aryantha Soethama berujar “Maha Penting Bali” dalam bukunya “Menitip Mayat di Bali” (Penerbit Kompas: 2016). Bali sesungguhnya sebuah pulau maha penting, karena saban tahun dikunjungi tokoh-tokoh berwibawa, orang-orang penting, manusia-manusai terkenal dan brilian.

Namun entah kenapa Bali seolah tak pernah punya kepentingan terhadap manusia-manusia penting itu. Bali terasa hanya membutuhkan rupiah dan dolar yang tersimpan di kocek mereka. Tentu tak keliru kalau muncul komentar, Bali telah menyia-nyiakan banyak kesempatan yang diberikan industri pariwisata. (T)

Tags: baliIndonesiaolahragasepakbola
Previous Post

Kuningan Tradisi Sunda Kuno?

Next Post

“Perang Jempana” atau “Battle of Palanquins”: Cara Bahagia Meluapkan Rasa Terima Kasih

Kambali Zutas

Kambali Zutas

Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, kini tinggal di Denpasar, Bali. Kesibukan sehari-hari selain jurnalis, juga menulis esai, puisi, dan cerpen. Berkecimpung di organisasi profesi sebagai Anggota Bidang Etika dan Profesionalisme AJI Kota Denpasar.

Next Post

“Perang Jempana” atau “Battle of Palanquins”: Cara Bahagia Meluapkan Rasa Terima Kasih

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co