NYANYIAN SEPASANG MATA
percakapan kita
adalah panggung bagi
nyanyian sepasang mata
bertunas di ujung kepala
yang kelak tumbuh pada dua jiwa
mendamba masa depan
yang resah di balik jendela
DARI SELATAN KE UTARA
pelepah pisang
kubentangkan
dari selatan ke utara
jarak kiri kanan
lebarnya setengah kaki
cemas-cemas harap
atur keseimbangan
dari selatan ke utara
hompimpa
hompimpa
kaki mana yang pertama
harus kulangkahkan
kanan atau kiri
kulangkahkan dengan
kelenturan hati
SETETES KESAL
dari ketinggian mimpi
ada rintik kesedihan berkisah
lelah patah, saban malam
dari dermaga dadamu
sambil baca kelahiran bulan
yang terlampau puitik
untuk dilapih sesal
jika saja puisi
bisa jadi surat cinta
pasti telah banyak tercipta
cerita tentang bibir-bibir bertaut
di bawah rintik kesal
jika itu terjadi
ia akan berbisik
bahwa penantian bulir-bulir cahaya
mulai menua, dan luka-luka di dadamu
melewati malam sendirian
DARI BARAT JEMBATAN
sebentang jembatan menyimpan rahasia
bisik-bisik sekumpulan kera
di bawah teduh pohon kakek
di antara mitos milik nenek
ada burung-burung bebas
menyeberang,
meski kadang jarak
dikurung kabut hingga
mereka kehilangan kepak
dari kepalanya tercium
aroma kopi sangrai
yang tertidur setelah dihempas ujung senapan
yang ingat bertanya
“kamu siapa dan aku kemana?”
patung pejuang menyapa lewat senyum
bersekutu semangkuk hangat
bakso beranak dan beberapa tusuk sate babi
di kubangan kuah mangkuk berembun
PASAR DI SELATAN RUMAH
orang-orang berjumpa pertama kali
setelah membuka mata
menu sama tersaji tiap hari
mentah matang, pilih saja
masalah harga boleh ditanya
orang-orang datang pergi
lalu kembali dengan kepala penuh
kenangan yang dimasak, dikunyah,
lalu dibuang ke jamban saban pagi
dewa-dewa tampak mengamini
dari sudut pasar
mengamini percakapan,
orang-orang datang kembali
TIGA PERISTIWA, TIGA WAKTU
1
tiap matahari pagi
dahan-dahan pohon menggenggam cerita berahi
berseloroh, tentang pengantin
pertemuan pelan dan perjalanan pelan
2
seekor kerbau terperangkap di dalam sumur
seorang perempuan berdiri
di sampingnya, mereka sama-sama
menunggu waktu yang lekas memakannya
3
kelelawar bergelantungan ribuan tahun
menghitung malam dengan kakinya
yang menekuk dari ketinggian
sayapnya mengepakkan keraguan
dalam pekat malam pencarian
_____