Sinergi yang baik dilakukan Pemkab Buleleng bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk memajukan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali Utara. Pemkab Buleleng melalui Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Kominfosanti) menggelar pelatihan Digital Entrepreneurship Academy (DEA) untuk pelaku UMKM, sementara BRI siap meggelontorkan permodalan melalui kredit usaha rakyat (KUR).
Pelatihan DEA dilaksanakan Kominfosanti Kabupaten Buleleng bersama Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Kominfo Yogyakarta. Pelatihan sudah dilakukan sebanyak tiga tahap. Pelaksanaan DEA tahap III berlangsung di Hotel Holiway Garden Resort and Spa di Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Kamis, (24/2/2022), dengan fokus pelatihan pengelolaan keuangan digital.
Kepala Dinas Kominfosanti Buleleng Ketut Suwarmawan meminta seluruh pelaku UMKM mengikuti pelatihan dengan serius agar ilmu yang diperoleh dapat diterapkan nantinya. “Pengelolaan keuangan digital ini sangat penting untuk pelaku UMKM Buleleng dalam rangka transformasi digital di era globalisasi. Jadi ikuti pelatihan ini dengan serius, pahami dengan baik dan terapkan dalam usaha Anda,” ujarnya.
Setelah mengikuti pelatihan, pelaku UMKM bisa terus memaksimalkan geliat usahanya dengan tambahan modal. Pemkab Buleleng telah menggadeng BRI menjadi mitra UMKM dalam hal permodalan. Menurut Suwarmawan, dalam proses pengembangan dan peningkatan kualitas serta kuantitas produk pelaku UMKM, modal menjadi salah satu permasalahan besar yang sering dijumpai. “Terkait itu, BRI telah memastikan akan mendukung penuh permodalan UMKM melalui kredit usaha rakyat (KUR),” katanya.
BACA JUGA:
Hal senada disampaikan Asisten Manajer Mikro BRI Kadek Rawit Utama yang turut hadir dalam pelatihan. Menurut Rawit, DEA adalah program strategis dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan geliat UMKM di Kabupaten Buleleng. “Kami sebagai mitra UMKM sangat mendukung program pelatihan ini. Apalagi ini berlangsung hingga tahap ketiga di Buleleng, dan pada tahap pertama dan kedua sudah terjadi perkembangan terhadap UMKM Buleleng,” ujarnya.
Kadek Rawit mengatakan, setelah DEA tahap I dan II terlaksana beberapa bulan yang lalu, banyak pelaku UMKM sudah mulai bergeliat maju. Hal itu didasarkan pada peningkatan jumlah pengajuan KUR ke BRI. Pihaknya pun mengaku akan terus mendukung para pelaku UMKM agar mampu berkembang dan meningkatkan kualitas produknya sehingga sukses bersaing di pasaran. Total permodalan melalui KUR yang disiapkan BRI mencapai 600 Miliar.
“Di era globalisasi ini para pelaku UMKM harus kuat, optimis dan bekerja keras melalui berbagai inovasi produk, sehingga mereka sebagai wirausaha dapat terus bangkit dan berkembang. Penting sebagai wirausaha untuk memahami arti kegagalan agar tidak mudah menyerah,” ujar Kadek Rawit.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kadis Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagperinkop UKM) Buleleng, Dewa Made Sudiarta, juga tengah mempersiapkan berbagai hal terkait pengembangan UMKM di Kabupaten Buleleng. Tujuan menjadikan UMKM naik kelas adalah program prioritas Disdagperinkop UKM Buleleng. “UMKM naik kelas kami upayakan terwujud dengan nyata, baik dari segi sumber daya manusianya, kualitas produk, hingga kapasitas dan daya saing pemasarannya. Melalui pelatihan DEA ini juga sangat dirasakan manfaatnya bagi pelaku UMKM untuk transformasi digital,” katanya. [T][Ado/*]