Kesehatan menjadi barang mahal di rumah sakit atau fasilitasi kesehatan lainnya. Banyak yang berdoa sambil menangis untuk kesembuhan dirinya atau keluarga yang disayanginya. Bahkan tak jarang muncul benak di hati para orang tua untuk menyekolahkan anaknya kelak untuk menjadi dokter, perawat, atau bidan, maupun profesi lainnya di bidang kesehatan agar bisa membantu dirinya atau keluarganya serta orang lain ketika sakit.
Dari sekian banyak profesi kesehatan, perawat merupakan paling banyak jumlahnya yaitu sebanyak 27,9 juta di seluruh dunia (59%).2 Sedangkan menurut penelitian dari PISA 2018 menunjukkan anak perempuan 15,6% ingin menjadi dokter, sedangkan untuk menjadi perawat dan bidan sebesar 4,5%. Sedangkan untuk anak laki-laki paling banyak ingin menjadi engineers (7.7%), manager bisnis (6,7%), dan dokter (6.0%).3
Sebelum Pandemi dan Saat Pandemi COVID 19
Sebanyak 6.239.543 kunjungan wisatawan ke Bali di tahun 2019. 5 besar negara wisatawan yang ke Bali tahun 2019 yaitu: Australia (1.225.425), Tiongkok (1.185.764), India (371.850), Inggris (283.539), Amerika Serikat (273.317).5 Sedangkan di tahun 2020 terjadi penurunan sebesar 82,96% yaitu kunjungan ke Bali dari Bulan Januari hingga Desember hanya sebanyak 1.069.473 wisatawan dengan hunian tahun 2020 adalah 15,62%. Padahal dalam 4 tahun sebelumnya tingkat hunian di hotel selalu lebih dari 50%.7 Hal ini karena efek pandemi COVID 19 yang membuat bisnis pariwisata di Bali mengalami penurunan yang sangat signifikan.
Di Bali jumlah hotel berbintang sebanyak 265 hotel pada tahun 2020.6 Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia 2013 tentang Standar Hotel nilai terbaik didapatkan hotel jika tersedia ruang khusus untuk pemeriksaan kesehatan yang dilengkapi tempat tidur selain meja dan kursi untuk konsultasi Dilengkapi peralatan medis seperti oksigen dan infus serta stok obat-obatan umum maupun resep. Ditempatkan paramedik setiap hari dan dokter secara periodik.8
Sedangkan untuk pelayanan kesehatan tamu dilakukan oleh petugas khusus menggunakan seragam dan dapat bertindak cepat dan tepat, ramah, pandai berkomunikasi serta dilakukan secara profesional. Petugas yang melaksanakan pelayanan kesehatan mempunyai kompetensi dibidang kesehatan. Perlengkapan dan peralatan kesehatan tersedia dengan lengkap dan mempunyai ruang khusus (klinik).8 Dengan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Bali, berpengaruh terhadap penutupan hotel-hotel berbintang. Sementara klinik-klinik di hotel sangat bergantung terhadap hotel. Jika hotel tutup maka klinik akan ikut tutup.
Dalam hal personal, pandemi COVID 19 membuat dampak sedang. Sedangkan dari segi operation menyebabkan dampak yang besar terhadap pelayanan di sector kesehatan dan sains.9 Selain itu isu-isu hoax turut “menghantam” profesi medis selama pandemi COVID 19. Menurut penelitian Global trust in professions (2019), menunjukkan bahwa profesi dokter merupakan profesi yang bisa dipercaya kedua setelah peneliti yaitu sebesar 56%.1 Namun kenyataan yang ada adalah profesi medis menjadi bulan-bulanan sasaran informasi yang tidak valid. Hal ini bisa dipengaruhi oleh banyaknya informasi tidak tepat di internet yang sayangnya tidak diolah dengan cerdik.
Kedatangan Dunia Robot
Menurut Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang pada tahun 2025 dibutuhkan sekitar 4 juta perawat untuk merawat manula. Hal ini karena diproyeksi populasi Jepang adalah 39%nya berusia 65 tahun atau lebih sedangkan angka kelahirannya sangat rendah sehingga tidak cukup untuk merawat manula oleh cucu-cucunya. Akan tetapi, Toyota dan Honda sudah mengembangkan robot perawat bernama Robina yang dapat berkomunikasi dengan kata-kata dan bahasa tubuh. Sedangkan Honda menciptakan robot bernama ASIMO (Advamced Step in Innovative Mobility) yang dapat membangunkan pasien hingga melakukan pembicaraan dengan pasien.4
Perusahaan lain seperti Tokai Rubber Industries membuat robot bernama RIKEN yang dapat mengangkat dan menurunkan manusia hingga 81 kg dan robot ini dirancang untuk menyajikan rasa nyaman kepada manusia.Sedangkan Amerika Serikat melalui Presiden Obama meluncurkan National Robotics Initiative menstimulasi robot untuk asistensi manula juga di tahun 2011.4 Secara ekonomi hal ini akan dapat menghemat dana yang dikeluarkan Jepang untuk membayar jasa perawat dan sebaliknya jika inovasi ini terjadi maka berpotensi menutup lapangan kerja terhadap perawat karena tergantingkan oleh robot. Hal yang belum bisa tergantikan saat ini hanyalah seperti kemampuan manusia merasakan emosi manula, respek, mendengarkan dengan baik dan merawatnya dengan kasih. Namun bukan berarti tidak mungkin dikembangkan pada robot suatu saat nanti.
Saat masa pandemi layanan kesehatan digital atau yang sering dikenal istilah telemedicine menjadi primadona. Platform-platform menjadi sangat tenar dan sering menjadi pilihan dalam mengakses layanan kesehatan dengan risiko yang minimal karena tidak harus datang atau bertemu dengan orang lain. Klinik-klinik konvensional yang masih belum move on dan mengandalkan pelayanan tatap muka seperti sebelum pandemi berpotensi terdisrupsi.
Hal ini kedepan berpeluang semakin menjadi pilihan. Di Singapura 1 dokter menangani 500 orang, sedangkan di Indonesia rata-rata 1 dokter melayani 2.500 penduduk.9 Jika telemedicine bisa efektif dilakukan maka otomatis akan sangat bermanfaat menangani pasien-pasien yang ada di pelosok dengan pemisah laut atau batas-batas geografis lainnya asal internet sudah memungkinkan. Dokter bisa berpraktek melayani pasien dari mana pun. Mungkinkah?
Selain pelayanan konsultasi melalui telemedicine, ke depan bahkan tindakan operasi potensial untuk dilakukan melalui jarak jauh. Melalui teknologi Internet of things hal ini bukan hal yang mustahil kedepan terjadi. Di negara-negara lain teknologi operasi jarak jauh sudah mulai dikembangkan. Hal ini membuka harapan bagi pasien-pasien sekaligus dapat menjadi pertarungan antar sumber daya manusia yang ada di dalam maupun di luar negeri. Jika tak siap untuk berubah maka siap-siap terdisrupsi dan “punah”. Siapkah? [T]
Daftar Pustaka
1 Clemence, Mike. 2019. Global trust prefessions. Akses 4 Oktober 2021. Sumber: https://www.ipsos.com/sites/default/files/ct/news/documents/2019-09/global-trust-in-professions-trust-worthiness-index-2019.pdf
2. World Health Organization. 2020. State of the World’s Nursing. Investing in education,jobs, and leadership. Akses 4 Oktober 2021. Sumber: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331673/9789240003293-eng.pdf
3. Mann, Anthony; Denis, Vanessa; Schleicher, Andreas; Ekhtiari, Hamoon; Forsyth, Terralynn; Liu, Elvin; Chambers, Nick. Dream Jobs? Teenager’s Career Aspirations and the Future of Work. Akses 4 Oktober 2021. Sumber: https://www.oecd.org/berlin/publikationen/Dream-Jobs.pdf
4. Ross, Alec. 2021. The Indutries of the Future. Jakarta: Renebook
5. Kementerian Pariwisata RI. 2020. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Bulanan Tahun 2019. Akses 24 Februari 2020.https://www.kemenpar.go.id/post/data-kunjungan-wisatawan-mancanegara-bulanan-tahun-2019
6. Dinas Pariwisata Provinsi Bali. 2020. Jumlah Hotel di Bali. Akses 24 Februari 2020. Sumber: https://disparda.baliprov.go.id/
7. Dinas Pariwisata Provinsi Bali. 2021. Buku Statistik Pariwisata Bali 2020. Akses 6 Oktober 2021. Sumber: https://disparda.baliprov.go.id/buku-statistik-pariwisata-bali-2020/
8. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM.53/HM 001/MPEK/2013 tentang Standar Usaha Hotel
9. Kasali, Rhenald. Leading in Crises Kepemimpinan Pada Era Disrupsi dan Tantangan BPJS Kesehatan. Jakarta Selatan: Mizan Anggota IKAPI