21 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Di Bawah Kaki Namun Vital

Doni Sugiarto WijayabyDoni Sugiarto Wijaya
January 11, 2021
inEsai
Di Bawah Kaki Namun Vital

Cacing tanah

Pernahkah kita perhatikan hewan-hewan berukuran kecil yang dapat dilihat tanpa alat bantu merayap di atas tanah? Kebanyakan dari kita yang hidup di kota sudah tidak lagi akrab dengan mahluk tersebut. Hewan hewan ini merupakan pembentuk kehidupan tanah tempat berpijak tanaman yang dijadikan makanan oleh hewan dan manusia. Mereka tidak dapat dipisahkan dengan tanah.

Seringkali , karena berada di bawah kaki kita, jadi luput dari perhatian padahal tanah dan biota yang ada di dalamnya merupakan fondasi dari ekosistem daratan serta menjadi penentu berdiri dan runtuhnya suatu bangsa dan peradaban yang dibangunnya. Di balik pepohonan yang rimbun untuk dijadikan bahan peneduh serta rumput untuk penggembalaan ternak dan tanaman pangan yang diambil biji dan buahnya, fondasinya adalah sama yaitu tanah kaya materi organik dan biota.

Anggapan bahwa tanah dapat berfungsi dengan menurunkan populasi biota tanah sehingga penyuburan dilakukan dengan pupuk kimia adalah keliru. Pupuk kimia tidak membuat tanah gembur dan kesuburannya bersifat sementara. Efek samping sering timbul pada sumber kehidupan selain tanah seperti air dimana itu tercemar hinga menimbulkan ledakan ganggang yang mematikan satwa aquatik. Sudah saatnya menghargai kerja organisme tanah.

Biota biota dalam tanahlah yang menggemburkan sehingga udara dapat masuk ke lapisan bawah tanah menghidupkan bakteri bakteri aerobic yang aktif pada tanah tersebut. Ini menjadi indikator kualitas suatu tanah. Keragaman cacing tanah dan biota tanah yang tinggi di suatu lahan menandakan areal itu memiliki fondasi yang sehat. Tanah merupakan sistem yang hidup, dengan miliaran organisme anah menyusun jaring-jaring makanan tanah untuk menciptakan dan merawat dan memperbaharui kesuburan tanah. Semua produksi pangan terletak pada jaringan ini. Kesehatan tanah amat penting bagi kesejahteraan manusia.

Cacing tanah beserta biota lainnya yang hanya dapat dilihat dengan alat bantu memberikan materi organic yang membuat tanah itu lengket. Tanah yang kaya dengan material organik merupakan strategi terbaik untuk adaptasi perubahan iklim dan konservasi sumber daya air. Air sangat vital untuk tanah yang hidup dan pertanian organic meletarikan air dengan meningkatkan daya tampung air di tanah melalui daur ulang materi organik. Tanah menjadi seperti spons yang menyerap lebih banyak air sehingga mengurangi penggunaan air dan berkontribusi terhadap ketahanan dari perubahan iklim.

Tanah terdegradasi dan mati, tanah tanpa materi organic, tanah tanpa keragaman organisme dan tanah tanpa kapasitas tampung air tidak menciptakan keamanan pangan. Tanah yang penuh dengan kehidupan yang sehat dalam bentuk mikroflora yang melimpah akan menciptakan tanaman yang sehat dan dikonsumsi oleh hewan dan manusia akan menganugerahkan kesehatan pada hewan dan manusia. Tapi di dalam tanah tandus; yang mana miskin mikroba, fungus dan mahluk hidup lain akan mewarisi kekurangan pada tanaman; dan tanaman tersebut pada gilirannya akan menurunkan bentuk bentuk kekurangan nutrisi kepada manusia dan hewan. Ketika tanah menjadi tandus muncul beragai masalah seperti banjir dan kekeringan karena tidak berfungsi sebagai penahan dan penyedia air. Yang paling buruk adalah kelaparan yang menghancurkan suatu masyarakat

Di tahun 1997, analisa yang dilakukan di Denmark pada satu meter kubik tanah menemukan ribuan cacing tanah, limah puluh ribu serangga dan dua belas juta roundworms. Satu gram tanah mengandung tiga puluh ribu protozoa, limah puluh ribu alga, dan empat ratus ribu jamur serta miliaran backteria. Adalah luar biasa keragaman hayati ini yang menjaga dan merawar kesuburan tanah sehingga membuat organisme tanah tumbuh dan berkembang. Di tanah yang tidak tercemar, materi organik diurai oleh organisme tanah untuk membentuk humus.

Humus adalah materi organic yang dicerna oleh organisme tanah dan dibuat menjadi tanah hidup. Satu ciri penting humus adalah fungsinya sebagai spons dan mampu menampung 90 % massa nya di air. Tanah yang miskin humus lebih rentan terhadap kekeringan, kemiskinan unsur hara dan erosi. Tanah yang kaya humus adalah kaya dengan keragaman fungi seperti mycorrhizae, yang tidak dapat eksis tanpa humus. Mycorrizhae menciptakan relasi simbiotik dengan tanaman dengan masuk ke akar dan memindahkan nurien dan kelembapan untuk tanaman. Di dalam siklus yang saling tergantung; fungi tersebut juga berkontribusi pada pembudidayaan humus dan mengikat tanah.

Tanah yang hidup melimpah dengan bakteri yang bermanfaat. Satu sendok the tanah terdapat antara seratus juta hingga satu miliar bakteri yang diterjemahkan menjadi 1 metrik ton tiap 0.4 hektar. Bakteri mengurai dan menghentikan nutria yang tersimpan di selnya mencegah hilangnya nutrient dari tanah.  Mereka memproduksi zat yang mengikat partikel tanah sehinga meningkatkan daya tampung air pada tanah.

Dalam ketiadaan mikroorganisme tanah, tanah tidak terikat melainkan menjadi debu dan tertiup angin dan tercucui oleh air. Tanah hidup juga mempunyai nitrogen fixing bacteria yang menciptakan hubungan simbiotik dengan akar tanaman dan memberikan tanaman nitrogen dan mendapat karbon.Ini berarti membantu penyerapan karbondioksida di udara dan disimpan di dalam tanah. Tanah yang mati berupa gurun pasir, bebatuan tandus atau dilapisi beton dan aspal tidak dapat menjalankan peran ini.

Peran Cacing Tanah

Cacing tanah esensial untuk tanah hidup dan kesuburan tanah. Cacing tanah jauh lebih rumit dan canggih daripada pabrik pupuk buatan termahal karena mereka tidak hanya menyediakan kesuburan tanah tapi juga meningkatkan kapasitas tampung air dan volume udara di dalam tanah yang amat penting bagi tanah hidup. Cacing tanah menggali di tanah untuk membuat terowongan kecil yang mana udara dan air dapat berpindah.

Cacing tanah meningkatkan volume udara tanah hingga 30 % dan kapasitas tampung air hingga 20%. Ini membuat tanah lebih tahan kekeringan. Tanah dengan cacing tanah juga menyerap 10 kali lebih cepat air daripada tanpa cacing tanah yang membuat tanah bertahan dari banjir. Pada satu meter persegi tanah organik, terdapat tiga puluh hingga tiga ratus cacing tanah. Antara sepuluh ribu dan seratus ribu alga hijau dan alga biru hidup dalam satu gram tanah. Semakin banyak dan beragaman keberadaan organisme tanah, semakin sehan tanah tersebut ; lebih subur , menyimpan air, dan lebih rendah tingkat erosinya.

Cacing tanah membentuk apa yang dicerna ke tanah.- dapat mencapai 36 metrik ton per acre tiap tahun, mengandung tiga kali lebih banyak nitrogen yang dapat dipindahkan, tujuh kali lebih banyak phosphor, tiga kali lebih banyak magnesium yang dapat dipindahkan, sebelas kali lebih banyak garam abu (potash) dan satu setengah kali lebih banyak kalsium daripada tanah yang diberi pupuk buatan.

Mendukung kesehatan tanah adalah cara paling efektif untuk mengurangi karbon dioksida di udara. Sistem yang intensif keragaman hayati – yang efeknya intensif fotosintesis – mendorong karbon dioksida terserap pada tanaman dan menuju ke tanah. Tanah, bukan minyak yang menentukan masa depan manusia.

Sumber:

  1. Shiva, Vandana.2016. Who Really Feed the World ? The Failures of Agribusiness and the Promise of Agroecology. Berkley , California. North Atlantic Books. Chapter 2: Living Soils Feed the World not Chemical Fertilizer
  2. Got worms? Why healthy soil matters by Margaret Reeves http://www.panna.org/blog/got-worms-why-healthy-soil-matters. Diakses pada tanggal 11 Januari 2021.
Previous Post

Awal Tahun, 338 Cakep Lontar Diidentifikasi Penyuluh Bahasa Bali Gianyar

Next Post

“Mulat Sarira” || Introspeksi Diri di Hari Sivaratri

Doni Sugiarto Wijaya

Doni Sugiarto Wijaya

Lulus Kuliah tahun 2017 dari Universitas Pendidikan Nasional jurusan ekonomi manajemen dengan IPK 3,54. Mendapat penghargaan Paramitha Satya Nugraha sebagai mahasiswa yang menulis skripsi dengan bahasa Inggris. Sejak tahun 2019 pertengahan bulan Oktober, Doni mulai belajar menulis di blog secara otodidak. Doni menulis untuk bersuara kepada publik mengenai isu isu lingkungan hidup, sosial dan satwa liar.

Next Post
“Mulat Sarira” || Introspeksi Diri di Hari Sivaratri

“Mulat Sarira” || Introspeksi Diri di Hari Sivaratri

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more

Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

by I Nyoman Tingkat
May 19, 2025
0
Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

PADA 2009, Prof. Winarno Surakhmad, M.Sc.Ed. menerbitkan buku berjudul “Pendidikan Nasional : Strategi dan Tragedi”.  Buku setebal 496 halamanitu diberikan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Mujri, Si Penjaja Koran: Sejak 22 Tahun Tetap Setia Berkeliling di Seririt
Persona

Mujri, Si Penjaja Koran: Sejak 22 Tahun Tetap Setia Berkeliling di Seririt

TERSELIPLAH sosok lelaki bertopi di antara sahut-riuh pedagang dan deru kendaraan di jalanan sekitar Pasar Seririt, Buleleng, Bali, pada satu...

by Komang Puja Savitri
May 19, 2025
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co