Awal dekade 70-an, sebuah proyek ambisius mulai dikerjakan di Taman Werdhi Budaya Art Centre yang berlokasi di Jalan Nusa Indah, Denpasar. Proyek tersebut dinamai dengan Proyek Pengembangan Pusat Kesenian Bali dengan mendirikan gedung yang kini bernama panjang, Gedung Mahudara Mandara Giri Bhuvana, ya sebagaimana orang-orang Bali mengungkapkan keagungannya melalui pemanjangan sebuah nama. Proyek tersebut rampung dan diresmikan pada tanggal 14 Februari 1973 dengan sebuah pameran seni rupa, di dalamnya termasuk lukisan, patung, dan kriya. Tanggal tersebut saya temukan melalui arsip surat-surat yang masih disimpan dengan sangat baik oleh keluarga I Gusti Made Deblog.
Setelah peresmian gedung baru di Taman Werdhi Budaya, maka tercatat setiap tahun di gedung tersebut selalu ada kegiatan yang dilakukan. Ketika menyusun riwayat hidup I Gusti Made Deblog, saya menemukan aktivitas yang diikuti olehnya gedung baru tersebut seperti pada 1 Juni 1973 dilakukan pameran tetap, tanggal 13 Nopember 1973 Gusti Deblog mendapat undangan khusus dengan isi surat “Undangan Sangat Terbatas menyambut Presiden RI Jendral TNI Soeharto ke Gedung Pameran “ Mahudara Mandara Giri Bhuvana” Proyek Pengembangan Pusat Kesenian Bali. 14 Desember 1974 dilangsungkan ‘Pekan Pameran Seni Rupa’. Pada tanggal 1 Juli -31 Agustus 1975 juga dihelat kembali Pekan Seni tahun 1975, berlanjut pada 3 Juni – 2 September 1978 dilangsungkan Pekan Seni V.
Jika ditinjau dari riwayat hidup Gusti Deblog maka setiap tahunnya pasti selalu ada kegiatan di Gedung Mahudara Mandara Giri Bhuvana tersebut yang memang merupakan sebuah proyek pengembangan kesenian oleh Pemerintah Daerah Bali. Gedung tersebut dirancang oleh seorang arsitek yang dikatakan otodidak bernama Ida Bagus Tugur. Apa hubungan seorang arsitek, gedung baru di Taman Werdhi Budaya dengan pelukis I Gusti Made Deblog?
Ada, tentu ada, seringnya I Gusti Made Deblog yang turut serta dalam helatan ajang tahunan di Art Centre itu beriringan dengan perkenalannya dengan Ida Bagus Tugur, sang arsitek. Keduanya semakin akrab dan saling bertukar pandangan tentang seni, sebagaimana yang sering dilakukan oleh Gusti Deblog dengan tidak segan-segan meminta pendapat orang lain tentang lukisannya maupun mengungkapkan kekagumannya kepada pelukis yang lebih kecil darinya secara usia. Namun ada hal yang cukup menggelitik ketika Gusti Deblog menanggapi keahlian Ida Bagus Tugus yang tidak hanya ahli dalam hal merancang bangunan dengan sebutan “Lukisan Kacang Goreng.”
Ya, dalam beberapa kesempatan dari tahun 2014 saya bersama tim Komunitas Gurat Institute melakukan penelusuran tentang tokoh I Gusti Made Deblog, wawancara dengan I Gusti Made Bunika (anak Gusti Deblog) di Jeroan Tainsiat menyatakan bahwa ayahnya memiliki kekaguman dengan sosok Ida Bagus Tugur. Yang dikagumi adalah keahlian Ida Bagus Tugur dalam menggambar potret wajah, biasanya wajah penari secara realis, Hal inilah yang sangat dikagumi Gusti Deblog. Selain sebagai arsitek, Ida Bagus Tugur banyak menghasilkan karya-karya lukisan potret wajah yang secara teknik sempurna, mengolah warna agar serasi, ketepatan bentuk, dan membuat lukisan potretnya terkesan plastis. Saking bagusnya sampai Ida Bagus Tugur setiap selesai melukis potret selalu laku terjual, yang menyebabkan dirinya hampir tidak mempunyai karya lukisannya sendiri.
Hal ini, melalui pandangan Gusti Deblog dikatan sebagai “Lukisan Kacang Goreng”, karena saking hebatnya Ida Bagus Tugur melukis dan laris manis. Dari wawancara tersebut saya juga mendapatkan pernyataan bahwa teknis kerja dari Ida Bagus Tugur adalah melukis dengan model langsung. Jika selama ini kita hanya mengetahui bahwa Ida Bagus Tugur adalah tokoh “undagi” tradisional Bali yang mampu memadukan arsitektur tradisional dengan arsitektur modern, maka dari I Gusti Made Deblog kita mendapatkan kenyataan bahwa Ida Bagus Tugur adalah juga seorang pelukis potret yang handal.
Selain satu karya lukisan Ida Bagus Tugur yang terpajang di dinding gedung hasil rancangannya di Taman Werdhi Budaya, kita dapat melihat karyanya yang lain di rumah I Gusti Made Deblog. Karya tersebut masih disimpan oleh keluarga Gusti Deblog, sebuah karya lukisan potret penari berwarna. Kesaksian Gusti Bunika menyatakan bahwa saking akrabnya Ida Bagus Tugur dengan Gusti Deblog, maka suatu ketika Ida Bagus Tugur menghadiahi Gusti Deblog sebuah lukisan sebagai tanda persahabatan. Sebuah karya dari pelukis yang disebut oleh I Gusti Made Deblog sebagai pelukis dengan karya “lukisan kacang goreng”. Selamat jalan Ida Bagus Tugur (1926-2020). [T]
Pohmanis, 22 Desember 2020.