29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Parade Teater Muda Bali Utara; Perasaan yang Keruh Dalam Episode Daun Kering

Santi DewibySanti Dewi
October 12, 2020
inUlasan
Parade Teater Muda Bali Utara; Perasaan yang Keruh Dalam Episode Daun Kering

Parade Teater Muda Bali Utara; 2020

Setelah jejak terakhir di tahun 2017, di tahun 2020 ini Parade Teater Muda Bali Utara kembali hadir untuk menyapa kawan-kawan yang mungkin sudah bertanya-tanya ke mana perginya acara antar kelompok teater di Bali Utara tersebut. Setelah vacuum selama dua tahun, kini Parade Teater Muda Bali Utara kembali dibangkitkan oleh Teater Kampus Seribu Jendela dan langsung mendobrak pintu virtual untuk pertama kalinya.

Kondisi pandemi saat ini menjadi moment yang sangat tegang sekaligus penuh pembelajaran, tentu. Karena mungkin ada banyak kelompok atau pegiat seni yang pikiran dan tubuhnya sudah linglung di tengah keterbatasan saat ini lalu bermunculanlah pentas-pentas atau pun diskusi virtual sebagai jembatan penyaluran kreativitas pun kegelisahan yang meronta-ronta dalam kebekuan stay at home.

Sama halnya seperti kelompok-kelompok lain, Teater Kampus Seribu Jendela pun mencoba menjajaki ranah virtual untuk dapat merasakan bagaimana hiruk-pikuk kerja virtual yang mungkin segala pekerjaannya dapat terselesaikan hanya dalam genggaman tangan. Namun yang tidak bisa kita hindari dari kegiatan virtual maupun non-virtual adalah proses dan management. Dalam Parade Teater Muda Bali Utara misalnya, terdapat lima kelompok teater yang berpartisipasi dalam kesempatan ini yaitu Teater Ilalang, Teater Lalang, Teater 9 Pohon, Komunitas Omah Laras, dan Teater Kampus Seribu Jendela sendiri yang tentu melalui proses dan management kegiatan sebelum akhirnya dapat disaksikan dalam layar gadget khalayak.

Dalam parade kali ini, hari perdana tanggal 18 September 2020 lalu dibuka dengan penampilan monolog dari Teater Kampus Seribu Jendela yang membawakan naskah berjudul Episode Daun Kering karya Zulfikri Sasma yang diperankan oleh Satrio Gustiwisnumurti. Episode Daun Kering seakan mewakili kekeringan kabar tentang Parade Teater Muda Bali Utara yang sudah lama tak tersiram oleh kreativitas dan karya-karya dari kelompok teater di Bali Utara. Namun jangan terlalu dianggap serius, itu hanya cocokologi saya saja alias cocok-mencocokan sebagai penonton yang berusaha menerka-nerka sesuatu. Bukankah penonton memang seperti itu?

Alih-alih menerka pentas, saya justru lebih hanyut dalam keruh perasaan tokoh Sarjun yang diperankan oleh Satrio. Dalam pementasan virtual yang berdurasi kurang lebih 15 menit itu, baik cerita, musik, maupun peran aktor sama-sama mampu menguras hati penonton. Saya sendiri merasa seperti masuk ke dalam perasaan aktor. Walau tidak menonton secara langsung dan hanya menatap layar handphone, namun perasaan yang diciptakan aktor sebagai tokoh Sarjun mampu menangkap perasaan penonton untuk turut merasakan kekecewaan dan emosi tokoh sehingga bermunculan berbagai reaksi penonton di kolom komentar saat pentas berlangsung di live instagram.

Senjata makan tuan. Mungkin inilah peribahasa yang tepat untuk cerita Episode Daun Kering yang dibawakan oleh Teater Kampus Seribu Jendela. Naskah ini sebenarnya bercerita tentang kekecewaan Sarjun terhadap ayahnya yang ternyata telah mengelabuinya. Suatu malam Sarjun membuntuti ayahnya untuk buru babi di hutan, namun yang ia dapati adalah kenyataan bahwa selama ini ayahnya menghidupi ia dan juga adiknya, Alpin dari hasil menanam ganja. Dan satu hal lagi yang lebih menampar Sarjun adalah kabar bahwa ternyata adiknya, Alpin ditahan polisi karena terpergok menghisap daun yang ditanam oleh ayahnya sendiri.

Bagian paling menarik dan paling menohok bagi saya adalah ketika Sarjun sengaja menyalakan lintingan ganja atau yang ia sebut daun jahanam itu tepat di depan ayahnya. Ketika memergoki ayahnya di hutan, ia memang sengaja mengambil beberapa helai daun untuk kemudian membuat ayahnya sadar akan apa yang ia perbuat. Kemudian asap lintingan itu sengaja ia hembuskan tepat pada ayahnya.

“Buang! Buang kataku! Aku menanam ganja-ganja itu bukan untuk anak-anakku. Melainkan untuk anak-anak orang lain. Aku hanya butuh uang untuk-anak-anakku!”

“Hmmm, aku bangga jadi anak orang yang tidak memikirkan anak-anak orang lain. Aku bangga! Aku bangga Pa!”

            Dialog antara ayah dan Sarjun tersebut menjadi klimaks di mana emosi tokoh pecah, namun kemungkinan lainnya klimaks tersebut tidak akan sampai kepada penonton apabila aktor tidak mampu membawakannya dengan tepat dan porsi puncak kemarahan yang pas. Hal ini rupanya menjadi bagian yang sangat diperhatikan oleh Teater Kampus Seribu Jendela. Sebagai aktor, Satrio mampu menyampaikan perasaan betapa kecewanya tokoh Sarjun. Terlihat dari begitu banyaknya helaan nafas yang dalam, suara gemetar bercampur sedih dan marah, juga ekspresi geram dan mata lembab aktor yang seolah berusaha menahan pedih kenyataan yang menyerbunya bertubi-tubi.

Sebagai mata penonton, hal lain yang menarik adalah permainan lampu yang dilakukan seolah menjadi pembeda suasana di mana saat terjadi dialog antara Sarjun dan ayahnya, lampu akan berubah menjadi warna hijau. Kemudian pada adegan Sarjun bermonolog, lampu berubah menjadi merah dan hampir konsisten seperti itu. Saya katakan hampir karena lampu yang dimainkan juga cukup beraneka warna seperti warna biru yang sesekali muncul bergantian dengan kuning. Setting panggung pun di drop dengan kain hitam yang semakin membendung suasana kemalangan nasib Sarjun dan sebuah bangku panjang di tengah. Panggung yang sangat sederhana dengan dekorasi kejutan-kejutan emosi yang diberikan oleh aktor.

Jika ditelisik dari awal adegan hingga akhir, naskah ini sepertinya memang sangat emosional. Di mana sepanjang pentas terlihat emosi naik turun yang dimainkan oleh aktor. Sejak awal adegan, aktor sudah memasuki panggung dengan bekal perasaan kecewa dan berjalan lesu seolah ingin memberitahu bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Dan benar saja, mulai pertengahan cerita, begitu banyak kejutan-kejutan kejadian dan didihan perasaan yang meletup-letup. Sampai di akhir cerita, tokoh Sarjun memasrahkan nasibnya dan percaya pada skenario tuhan lalu berjalan meninggalkan panggung dengan beban yang jauh lebih berat.

Huh… menyaksikan pentas ini sungguh membuat hati saya larung bersama perasaan tokoh Sarjun, sebab perasaan yang dibentuk aktor dan ekspresi yang dimainkannya memang cukup kuat menarik mata dan perasaan saya sebagai penonton. Mewujudkan perasaan tokoh memanglah hal yang sangat sulit, namun hal ini rupanya menjadi fokus dominan yang ingin ditampilkan oleh aktor. Sebagai persembahan awal dari rangkaian Parade Teater Muda Bali Utara yang dilaksanakan selama 6 hari berturut-turut tersebut, tentu pementasan ini telah berhasil memikat hati penonton sejak pandangan pertama dan menumbuhkan rasa penasaran tentang pementasan hari-hari selanjutnya.

Previous Post

Demo Bukan Cara Orang Bali, Orang Bali Cinta Damai dan Santun, Ini Buktinya…

Next Post

Layangan dan Tawa yang Abadi

Santi Dewi

Santi Dewi

Lahir di Kalimantan, 02 Mei 2000. Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Undiksha. Saat ini aktif dalam Teater Kampus Seribu Jendela. Suka menyanyi, teater, dan melukis wajah.

Next Post
Layangan dan Tawa yang Abadi

Layangan dan Tawa yang Abadi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co