Berjalan melintasi jalur setapak yang disisi kiri dan kanan adalah kebun berisi tanaman tanaman dengan bunga yangindah atau menghasilkan sesuatu yang dapat dimakan, sambil merasakan tiupan angin, pengunjung akan memasuki ruang berpintu kaca yang di dalamnya terdapat lemari buku dan dua meja serta sepasang kursi.
Keluar dari ruang perpustakaan terdapat patung seseorang yang duduk membaca buku. Di atasnya itu tersedia brosur dan booklet. Di samping gedung perpustakaan terdapat aula yang beratap tipis dengan beberapa meja. Biasanya dipakai untuk diskusi umum sambil menikmati hidangan.
Berjalan ke barat, pengunjung akan menjumpai meja panjang dengan beberapa kursi. Di samping meda ada ukiran kayu berbentuk kuda nil. Meja dan Kursi itu dipayungi atap. Pertemuan penting menggunakan areal ini. Di ujung taman baca terdapat lapangan berumput tempat anak anak bermain. Di lapangan ini, juga sering diadakan pameran seni ruang terbuka. Tempat ini adalah taman baca kesiman
Tempat Penghubung
Saya mendapat satu brosur yang diletakkan di atas ukiran kayu berbentuk lembaran buku yang sedang dibaca. Ini membantu untuk mendapat informasi suatu tempat bahkan komunitas yang tidak pernah diketahui sebelumnya.
Dari brosur Denpasar Art + Design Map, mengenal tempat tempat yang sering didatangi untuk menghadiri diskusi umum seperti Kulidan Kitchen, Rumah Sanur, dan Bentara Budaya. Saya mengetahui ada hotel yang menyelenggarakan pameran seni seperti Sudamala, Santrian, dan Maya Sanur serta berbagai tempat pameran seni yaitu uma seminyak , Cush Cush Gallery dan galeri seni di Ubud. Saya dapat bertemu komunitas jurnalisme warga yaitu Bale Bengong dan tatkala hingga mendapat inspirasi setelah mengikuti kelas menulis dan membentuk minat baru yaitu menulis tentang hal yang saya sukai.
Selama mengikuti diskusi umum di Taman Baca Kesiman saya mengetahui komunitas pembuat zine seperti Denpasar Kolektif, dan I Ni Timpal Kopi. Zine yang saya dapat dari organisasi kedua ini merupakan kumpulan cerita cerita yang terjadi di Bali dan luar Bali dimana jarang ditampilkan oleh surat kabar.
Saat diskusi, saya mengetahui ada organisasi lingkungan akar rumput terbesar di Indonesia yaitu Walhi yang melakukan kampanye advokasi warga terdampak PLTU Batu Bara di Celukan Bawang dan tolak reklamasi demi melindungi Teluk Benoa.
Diskusi yang saya hadiri di Taman Baca Kesiman membuat saya mengetahui masalah serius yang terjadi di Bali bahkan hingga Papua. Saya lebih jelas mengetahui secara dekat dari korban terdampak kebijakan politik dan ekonomi dibandingkan melalui media massa saja. Dari sini, saya mengetahui gejala gejala yang ada di masyarakat melalui pameran seni sehingga muncul rasa peka terhadap hal terebut yang akhirnya saya tuangkan dalam bentuk tulisan
Dari Taman Baca Kesiman saya mengenai fair trade yang tidak saya ketahui selama kuliah ekonomi manajemen di universitas. Fair trade adalah suatu model perdagangan alternative yang berasaskan keadilan sosial dan kelestarian lingkungan. Ini adalah model bisnis yang berintegrasi dengan gerakan aktivis untuk perbaikan masyarakat. Pengrajin di dalam sistem ini mendapatkan hidup layak dan pendidikan tambahan tidak hanya sekedar bekerja memproduksi seperti buruh pabrik.
Singkatnya, Taman Baca Kesiman menjadi tempat penghubung saya dengan berbagai komunitas yang bergerak di bidang lingkungan, sosial, HAM, seni budaya , music, dan perbukuan hingga jurnalisme warga
Langkah Ke Depan
Taman Baca Kesiman sebagai tempat edukasi di luar sekolah memperluas wawasan masyarakat pada hal hal yang tidak mereka peroleh dari ruang kelas, televise dan surat kabar. Mereka dapat berinteraksi langsung dengan berbagai kalangan seperti warga yang terkena dampak dari pembangunan, musisi yang menyuarakan isu kemanusiaan dan lingkungan, pertunjukan seni dan pameran lukisan yang menyuarakan fenomena yang terjadi. Pemutaran film film di situ membuat warga Denpasar tahu masalah lingkungan hidup dan kemanusiaan di berbagai wilayah di Indonesia.
Dengan perpustakaan berkualitas tinggi dan ladang permakultur yang memanjakan mata, mungkin taman baca kesiman dapat menyediakan suatu ruangan dan mengundang fotografer untuk memotret keanekaragaman hayati di situ berupa jenis jenis serangga, burung dan hewan lain yang hadir di situ sebagai “penghuni tetap atau sementara”.
Kemudian foto foto diletakkan di suatu ruangan dengan berisi informasi lengkap mengenai mahluk tersebut. Di ruang ini pula terdapat gelas kaca berisi jenis tanah yang ada di situ sehingga pengunjung dapat mencari tahu jenis tanaman yang cocok untuk tanah ini selain tanaman yanga ada di sana. Bagi semua jenis tanaman yang ada di sana, papan nama tanaman diletakkan didepannya atau digantung di pohon supaya masyarakat terdorong memahami tanaman tersebut.
Ruang yang mungkin didirikan ini berfungsi sebagai museum ekologi mini untuk mendidik masyarakat mengenai pentingnya lingkungan hidup dan komponen yang saling terkait di dalamnya untuk pangan, keindahan dan kesehatan. Hal ini penting bagi anak anak untuk mengasah kecerdasaan naturalism (ekologi). [T]