Niat baik, cara benar, merundukkan ego, diiringi tekad dan ketulusan, niscaya sampai di tujuan. Demikian nasihat orang tua, berlaku umum di segala bidang.
Tiap agama juga mengajarkan untuk berdoa pembuka ketika melakukan sesuatu. Dari doa baru bangun tidur sampai doa sebelum tidur dimiliki oleh hampir setiap agama, atau komunitas religius.
Bagaimana dengan pekerjaan membaca lontar atau menjadi perawat lontar? Penulis lontar? Adakah doa pembuka pekerjaan? Doa sebelum membaca lontar atau membersihkannya?
Ada doanya. Ada mantranya.
Dalam Lontar Pangastawa Pangraksa Atma, sebuah yang berisi berbagai kumpulan mantra, termasuk ada Dasa Bayu, Asta Mahabaya, Rudrakawaca di dalamnya, terselip di halaman bagian belakangnya beberapa doa terkait pembacaan dan penulisan aksara.
Beberapa mantra terkait menulis aksara, baca, membuka, menutup, sebagai berikut:
1. Mantra menulis lontar atau aksara:
“Om śarāswati pratisṭajatyasudā ya namah”.
2. Mantra ketika salah menulis aksara dan terpaksa ‘ngamatiang aksara’ (mematikan aksara):
“Om śarāswaṭi prěliṇa ya namah”.
Tentang ‘ngematiang aksara’ ini adalah sebuah pakem dalam penulisan aksara Bali, jika salah tulis tidak boleh mencoret. Jadi kalau salah menulis aksara, maka aksara dimatikan suaranya, diberi ‘ulu’ dan ‘suku’. Huruf pun tidak terbaca atau mati.
3. Mantra memulai membaca lontar:
“Om saraswati suksma ya namah”.
4. Mantra menutup lontar:
“Om saraswati kumrěbya ya namah”.
5. Mantra ketika membuka lontar:
“Om saraswati gumlar ya namah”.
Mantra dalam lontar ini sebuah pilihan. Bagi mereka yang mungkin masih punya kecanggungan membuka lontar dan berharap keselamatan dan kejernihan atau kelapangan hati ketika membaca dan bekerja, mantra ini bisa dipraktekkan. Jika selama ini telah memiliki mantra lain, atau tidak merasa canggung sudah terbiasa membaca tanpa doa, silahkan dilanjutkan kebiasaan yang sudah dijalankan sepanjang sudah merasa terberkati dalam aktivitasnya.
Pokok dari tujuan berdoa atau bermantra adalah menjamin keselarasan jiwa, pikiran dan badan, dengan pekerjaan yang dikerjakan. Menjamin keselarasan dengan semesta yang melingkupi apa yang sedang kita kerjakan. Bermantra adalah usaha untuk mengkoneksikan perasaan dan batin dengan apa aktivitas kita.
Tujuan orang Bali kenapa berdoa sebelum beraktivitas adalah agar ‘metaksu’. Arti dari istilah ‘metaksu’ adalah punya kejernihan dan semangat kerja yang membuat orang yang ada di sekitar kita mendapat manfaat dan pancaran kejernihan hati kita. Diri yang melakukan pertama-tama mesti jernih dan penuh ketenangan serta berlimpah rasa senang mendalam atas apa yang dilakukan.
Doa dalam hati paling sederhana ketika membaca lontar adalah dengan membisikkan permisi pada pemilik sebelumnya, kepada penulis lontar yang telah mendedikasikan waktu dan mencurahkan hidupnya di masa lalu yang tujuan baiknya agar kita mendapat transmisi atau warisan pengetahuan suci yang mencerahkan dari masa lalu. Pada para penulis dan penjaga tradisi tulis di masa silamlah kita merundukan ego dan berterima kasih atas berkah pengetahuan yang telah diwariskan dengan susah payah dan penuh dedikasi.
Baik dengan membaca mantra, atau bisik dalam hati, kita merundukkan ego diri kita di hadapan para pendahulu kita yang telah berjasa besar menuliskan pengetahuannya, atau visi suci yang diterimanya. Dengan berdoa, disamping kita merundukkan diri pada para penjaga mewariskan tradisi pengetahuan itu, kita sedang membuka lapang hati kita untuk memasuki pintu masuk kandungan nilai dan isi pengetahuan suci dari masa silam. [T]
Catatan Harian 7 Januari 2020